Benarkah Game Bisa Mengurangi Kecemasan saat Pergi ke Dokter Gigi?

“Jangan pernah menganggap remeh kecemasan yang dirasakan oleh anak. Membantu anak untuk mengatasi kecemasan adalah cara bijak untuk menyikapinya.”

Tahukah anda, anak-anak yang belum pernah pergi ke dokter gigi dapat mengalami kecemasan? Mereka bisa saja merasa cemas akibat cerita dari temannya tentang betapa mengerikannya proses perawatan gigi itu.  Bahkan, tidak sedikit anak yang mengalami trauma pergi ke dokter gigi. Kecemasan anak selama perawatan gigi dapat menyebabkan anak bersikap tidak bersahabat saat diperiksa, ditambah lagi apabila anak memiliki gejala hiperaktivitas. Anak-anak dengan hiperaktivitas seringkali sulit untuk fokus dan tenang. Perilaku anak yang hiperaktif cenderung berulang. Tentunya hiperaktivitas dan kecemasan dapat menganggu proses pemeriksaan gigi pada anak.

Diperkirakan sebanyak 10% anak usia Sekolah Dasar (SD) mengalami hiperaktivitas. Padahal, kesehatan gigi dan mulut sangat penting terutama bagi anak-anak usia 4 – 12 tahun.1 Pada usia ini, anak-anak sedang mengalami berbagai macam masalah gigi dan mulut, seperti pergantian dari gigi susu ke gigi permanen, gigi berlubang karena makan makanan manis, serta malas untuk menggosok gigi. Oleh karena itu, kontrol dan perawatan gigi anak sangat penting untuk dilakukan.

Pemeriksaan Gigi (Sumber: www.cichaz.com)

Lalu bagaimana jika anak terus-menerus mengalami penolakan saat hendak berkunjung ke dokter gigi? Kini telah ditemukan alternatif untuk mengatasi kecemasan dan hiperaktivitas anak saat akan atau sedang menjalankan pemeriksaan gigi. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, dan Fakultas MIPA UGM mampu menemukan jawaban atas kecemasan dan hiperaktivitas anak ini. Mereka membuat game yang sangat sederhana dengan mengintegrasikan kemampuan penglihatan, pendengaran serta gerak. Game tersebut dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian saat anak berkunjung ke dokter gigi. Game  disajikan dalam bentuk kacamata dan dikendalikan melalui gerak otot tangan. Mengapa dalam bentuk game? Berdasar studi, anak-anak yang mengalami kecemasan serta kehilangan fokus dapat ditangani dengan memusatkan perhatian melalui stimulus gambar atau video. Game ini berusaha mengalihkan perhatian anak yang cemas dan ingin terus bergerak dengan mengarahkan mereka untuk senantiasa mengendalikan permainan. Permainan yang disajikan mengandung konten edukasi dalam perawatan gigi. Game ini juga memberi pengetahuan pada anak bahwa kuman di gigi tidak menyehatkan dan mengajak anak praktik bersama menggosok gigi. Selain itu, game edukatif ini juga mengenalkan jenis-jenis gigi pada anak. Anda tertarik mencoba produk inovasi ini dan ingin membuktikan manfaatnya? Hubungi peneliti via e-mail: kurniaistikom@gmail.com atau alifahyulinugraeni@gmail.com.


Sumber Data Penulisan

Sumber data anak hiperaktif diperoleh dari data Tim PKM Alifah Nugraheni

By: Alifah Nugraheni, mahasiswi Psikologi UGM.

Featured Image Credit:

Dokumentasi TIM PKM Alifah

www.cichaz.com

Let others know the importance of mental health !

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Kekerasan dan Ketidakpedulian Masyarakat: Apa Alasan Psikologis di Belakangnya?

Next
Next

Enam Anggapan Keliru tentang Anak Berbakat yang Harus Anda Tahu