Enam Anggapan Keliru tentang Anak Berbakat yang Harus Anda Tahu

Anak gifted atau anak berbakat selalu dianggap sebagai anak yang serba bisa. Namun, mereka juga dinilai memiliki tingkat kedewasaan yang kurang. Banyak juga orang yang menganggap bahwa di balik kepandaian dan talenta mereka, anak berbakat memiliki kemampuan sosial yang kurang. Tapi, apakah itu benar? Yuk simak artikel ini lebih jauh! Mari cari tahu seberapa benar anggapan yang Anda dengar selama ini!

  1. Anak berbakat suka menyendiri dan susah bergaul

    Pernyataan di atas adalah mitos. Faktanya, anak berbakat sama dengan anak normal pada umumnya dalam hal kemampuan sosial. Mereka juga memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perasaannya sendiri maupun perasaan orang lain. Bahkan, menurut beberapa penelitian, anak berbakat cenderung disukai oleh teman-teman sebaya.

  2. Anak berbakat memiliki kondisi mental yang kurang stabil

    Anggapan ini jelas salah. Anak berbakat justru mampu mengatur emosinya dengan baik. Kebanyakan dari mereka juga memiliki kesadaran diri yang baik dan mampu bertanggung jawab secara moral. Misalnya, ketika dia menyakiti orang lain, dia akan berbesar hati mengakui kesalahannya dan meminta maaf. 

  3. Anak berbakat adalah anak dengan sejuta keahlian

    Faktanya, kebanyakan anak berbakat memiliki talenta dalam satu area saja, seperti misalnya dalam bidang musik, seni lukis, atau menari. Memang ada beberapa anak berbakat yang berbakat dalam beberapa bidang, meskipun jumlahnya tidak banyak. Intinya, anak berbakat bukanlah seorang superhero yang memiliki keunggulan dalam berbagai hal.

  4. Anak berbakat PASTI memiliki skor IQ di atas rata-rata

    Dalam menilai apakah seseorang pantas disebut sebagai berbakat atau tidak, terdapat serangkaian tes-tes tertentu. Skor IQ hanyalah salah satu dari sekian banyak tes tersebut. Bahkan, diperlukan penilaian dalam bidang lain seperti tingkat kreativitas dan motivasi dalam melihat bakat seseorang. Jadi, kenyataannya anak berbakat belum tentu memiliki skor IQ di atas rata-rata.

  5. Anak berbakat tidak membutuhkan pendidikan khusus. Pendidikan sekolah normal sudah cukup bagi mereka.

    Nah, ini adalah salah satu anggapan yang tidak benar. Seringkali sistem pendidikan normal tidak mampu mengakomodasi perkembangan mereka. Dengan kemampuan berpikir yang lebih matang dibandingkan dengan teman sebayanya, anak berbakat justru membutuhkan strategi dan instruksi khusus agar bakatnya semakin terasah. Itulah sebabnya, anak berbakat harus ditempatkan pada sekolah-sekolah khusus yang dapat mengasah kemampuan mereka.

  6. Ciri anak berbakat selalu gampang dikenali.

    Anggapan ini salah! Ada banyak kasus di mana anak berbakat tidak terdeteksi bakatnya karena kurangnya perhatian orang tua dan orang-orang terdekat terhadap kemampuan mereka. Kurangnya kemampuan untuk mengembangkan diri juga dapat “menenggelamkan” bakat mereka. Untuk itulah, dibutuhkan perhatian yang  jeli dari orang tua untuk menemukan talenta dan potensi dari anak.

Nah, sekarang Anda sudah tahu kan mana anggapan yang mengandung fakta dan mana pernyataan yang hanya merupakan mitos belaka? Semoga pengetahuan tersebut bisa membuat Anda lebih peka ketika berinteraksi dengan anak-anak berbakat.


Sumber Data Tulisan

Tulisan di atas disadur dari buku Exceptional Learner: An Introduction to Special Education karangan Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman.

By: Azka Nafirul Hasna

Featured Image Credit: mediamasyarakat.com

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Benarkah Game Bisa Mengurangi Kecemasan saat Pergi ke Dokter Gigi?

Next
Next

Keajaiban Kata dalam Sebuah Keluarga