Ingin Tahu Jenis-jenis Pengasuhan Orang Tua? Cek Artikel Berikut Ini!

“Mengasuh anak adalah profesi yang sangat penting, namun tidak ada tes kesesuaian yang dapat memaksakan minat anak”

– George Bernard Shaw

Hubungan antara orang tua dan anak merupakan suatu bahasan yang kompleks karena interaksi yang terjadi di dalamnya terjadi secara timbal balik. Bagaimana orang tua mengasuh anak sehari-hari juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi anak dalam berperilaku di luar lingkungan keluarga. Mungkin Anda pernah mendengar bahwa anak yang dimanja akan tumbuh menjadi anak yang egois. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Bagaimana pengaruh pengasuhan orang tua terhadap perilaku Anda? Bagaimana pengasuhan yang Anda lakukan terhadap anak sehingga memengaruhi perilaku mereka? Ingin tahu lebih lanjut? Yuk cari tahu lebih jauh!

Seorang pikolog klinis dan perkembangan Amerika yang bernama Diana Baumrind menyebutkan bahwa pengasuhan melibatkan kombinasi antara dua sisi yang berbeda. Sisi yang pertama adalah penerimaan dan respon, sedangkan yang lain adalah tuntutan dan kontrol terhadap anak. Berdasarkan kombinasi terebut, Baumrind mendekripsikan empat jenis pengasuhan, yaitu:

1. Authoritarian parenting

Jenis pengasuhan ini identik dengan orang tua yang membatasi anak dengan aturan-aturan yang harus dipatuhinya. Apabila anak melanggar, tidak jarang orang tua memberikan hukuman atau bahkan pukulan. Komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak berlangsung tidak hangat. Dalam pemberian hukuman, orang tua tidak menjelaskan kepada anak mengapa perilaku tertentu tidak boleh dilakukan. Kurangnya komunikasi ini menyebabkan anak belum tentu memahami sesuatu yang sama dengan orang tua. Sebagai konsekuensinya, anak yang dibesarkan dengan cara ini akan memiliki potensi tidak bahagia, ketakutan, dan kecemasan ketika dibandingkan dengan orang lain. Selain itu, mereka juga akan menjadi anak yang tidak berinisiatif dalam beraktivitas dan memiliki kemampuan komunikasi yang sedikit.

2. Neglectful parenting

Neglectul parenting juga dikenal sebagai uninvolved parenting. Keterlibatan orang tua dengan anak sangat terbatas, baik dukungan material maupun emosional. Akibatnya, anak merasa dirinya tidak sepenting aspek lain di kehidupan orang tua. Dalam perkembangannya, anak cenderung tidak berkompeten secara sosial, tidak memiliki kontrol diri, dan kemandirian yang baik. Mereka juga berpotensi memiliki self-esteem yang rendah (self-esteem adalah bagaimana penilaian pribadi atas diri sendiri, seberapa bernilai kita terhadap lingkungan[1]), menyendiri dalam keluarga, dan tidak matang dalam perkembangan.

3. Indulgent parenting

Jenis pengasuhan ini juga dikenal dengan permissive parenting. Karakteristik yang menonjol dari jenis ini adalah orang tua yang selalu memberikan apapun yang anak minta. Orang tua jarang memberikan kontrol sehingga anak tidak pernah belajar untuk mengontrol perilaku dan selalu berharap untuk mendapatkan apa yang mereka minta. Selain itu, anak akan jarang untuk belajar menghargai orang lain. Menjadi anak yang mendominasi, egosentris (tidak dapat memahami sudut pandang orang lain[2]), tidak mau mengalah, dan kesulitan dalam hubungan pertemanan merupakan beberapa potensi resiko dalam perkembangannya.

4. Authoritative parenting

Authoritative parenting adalah jenis yang lebih disukai di antara tiga jenis yang lain. Anak yang dibesarkan dengan cara ini akan menjadi anak yang ceria, memiliki kontrol dan kepercayaan diri, serta berorientasi pada pencapaian. Dalam lingkungan sosial, anak juga dapat memertahankan hubungan yang hangat dengan teman, bekerja sama dengan orang dewasa, dan mengatasi stres dengan baik. Lalu apa yang dilakukan oleh orang tua dengan authoritative parenting? Orang tua mendukung anak untuk mandiri namun tetap memberikan batasan dan kontrol atas mereka. Komunikasi yang terjalin merupakan komunikasi yang hangat dan penuh kasih sayang. Orang tua juga menunjukkan kepuasan dan dukungan atas perilaku anak yang membangun.

Nah, setelah membaca uraian di atas tentu Anda sudah memiliki referensi lebih banyak mengenai jenis-jenis pengasuhan. Bagi Anda yang telah atau belum memiliki buah hati, jenis-jenis terebut dapat menjadi bekal untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Meskipun demikian, kita perlu tahu bahwa sebenarnya guru terbaik dalam pengasuhan adalah anak itu sendiri. Dengan anak, kita dapat belajar secara langsung mengenai sikap apa yang sebaiknya kita ambil. Kita hanya perlu membuka diri untuk belajar lebih banyak dari mereka. Sadari bahwa anak berhak memiliki kasih sayang sekaligus pendidikan dari orang tua untuk menunjang perkembangannya secara optimal. Tetaplah berusaha untuk menjadi orang tua yang baik!


Sumber Data Tulisan

Isi artikel ini didasarkan pada Santrock, John W. 2014. A Topical Approach to Life-Span Development. New York: McGraw-Hill Education.

[1]https://www.ucdmc.ucdavis.edu/hr/hrdepts/asap/Documents/Self_esteem.pdf

[2]http://www.merriam-webster.com/thesaurus/egocentricity

By: Annisa Ardi Ayuningtyas

Featured Image Credit: http://thedeliberatemom.com/wp-content/uploads/2014/06/comp-parenting-page.jpg

Annisa Ayuningtyas

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Previous
Previous

Dewi Yull: “Mereka Tak Mendengar Suaraku”

Next
Next

Bukan Cinta Romeo dan Juliet