Katarsis: Cara Mengungkap Emosi

Apa yang kamu lakukan ketika sedang merasakan emosi?

Emosi, terutama emosi negatif, perlu kita ekspresikan agar tidak menjadi racun yang kita simpan.

Apa itu Katarsis?

Katarsis berarti mengekspresikan emosi kita. Katarsis berarti menuangkan segala isi hati dengan bebas. Singkatnya, katarsis adalah salah satu usaha yang bisa kamu lakukan untuk mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan. Selain itu, katarsis menjadi sarana pelepasan ketegangan atau kecemasan yang sedang kamu rasakan.

Berbeda orang, tentu berbeda pula cara mengungkapkannya. Pastinya, pengungkapan emosi yang sedang kamu rasakan, tidak hanya sebatas ungkapan verbal atau tulis. Pengungkapan emosi ada banyak caranya dan kamu pun bisa memilih, dengan cara yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Mungkin kamu memiliki teman yang jika sedang belajar ujian, di sampingnya selalu ada toples makanan. Mungkin juga kamu memiliki teman yang selalu mengajak bepergian setelah melakukan ujian. Nah, itu semua merupakan salah satu bentuk katarsis yang dimiliki oleh seseorang. Memakan makanan ringan atau mengunjungi suatu tempat, merupakan salah satu bentuk katarsis yang baik.

Katarsis bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktifitas yakni melukis, menulis puisi, olahraga, mewarnai, jalan-jalan, berteriak, hingga cara-cara lain yang cukup membahayakan.

Memangnya, Ada Katarsis yang Buruk?

Jika ada katarsis yang baik, maka ada juga katarsis yang buruk. Suatu kegiatan katarsis dikatakan buruk jika merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Katarsis juga bisa dikatakan buruk jika dilakukan berlebihan. Pernahkah kamu menemui seseorang yang merasa lega setelah berkata kasar di media sosial jika sedang marah? Atau, ada pula temanmu yang jika kecewa mengunci diri dan memilih untuk menangis beberapa hari dengan durasi yang lama? Ada juga orang yang melakukan katarsis dengan cara mengendarai kendaraan hingga 120km / jam, melampiaskan emosinya dengan menekan pedal gas sekecang-kencangnya.

Jika kamu memiliki atau menemui orang sekitar yang seperti itu, maka itu semua merupakan salah satu contoh katarsis yang buruk. Katarsis buruk yang terus menerus dilakukan, bisa membahayakan hidup seseorang. Selain itu, katarsis yang buruk juga tidak begitu melegakan emosi, hanya mengalihkan. Tidak sedikit yang akhirnya berhujung pada gangguan seperti kecemasan dan depresi.

Jika orang terdekatmu melakukan katarsis dengan cara yang salah, ada baiknya kamu menyarankan mereka untuk melakukan katarsis yang baik. Mereka tidak harus selalu diajak bepergian atau makan makanan yang enak. Katarsis yang baik, cukup dengan membujuk secara perlahan agar mau mengungkapkan emosi yang sedang dialami. Bantu dia agar mau lebih jujur dengan emosi yang sedang dirasa. Selain itu, membantu seseorang agar melakukan katarsis yang baik bisa dengan cara menciptakan suasana yang aman dan nyaman untuknya.

Menangis tanda bersedih bukan hal yang memalukan. Bersorak riang tanda hati sedang bergembira juga bukan hal yang salah. Tentu saja, jika itu semua dilakukan secara bijak dan tidak berlebihan. Sudah semestinya kamu sebagai orang sekitar, membantu mereka agar bisa melakukan katarsis dengan cara yang baik.

Sudahkah kamu tahu bentuk katarsismu? Yuk, belajar bersama untuk melakukan katarsis dengan lebih baik!

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Mengapa Berhenti Merokok itu Sulit?

Next
Next

CELUP, Sebuah Refleksi Akan Afeksi (dan Parenting) (Part 1)