Keuntungan dan Kerentanan yang Dihadapi Ibu Muda

unsplash-image-Z4GKcFAGck4.jpg

“Menjadi ibu muda, bukan berarti kehidupanku berakhir. Itu berarti kehidupanku dimulai lebih awal”

-Anonim

Pilihan menjadi ibu muda sering kali dianggap remeh oleh orang kebanyakan. Di usia yang seharusnya masih mampu untuk menimba ilmu lebih banyak lagi, mereka memutuskan untuk menikah di usia muda, kemudian mendapatkan gelar ‘mama muda’ begitu melahirkan anak pertama. Menjadi seorang ibu di usia yang masih muda tidak melulu penuh dengan kerugian yang dirasakan. Tentunya menikah muda pun penuh dengan pertimbangan pula sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah keluarga. Yuk kita bahas bersama apa saja kelebihan dan kerentanan yang mungkin dialami oleh ibu muda. Diawali dengan beberapa keuntungan yang dapat dirasakan menjadi ibu muda.

1. Menikmati petualangan hidup bersama pasangan

Menentukan pilihan untuk menikah di usia muda, akan membuat ibu muda akan menikmati waktu bersama suaminya dapat lebih lama. Anda lebih banyak merayakan momen hidup bersama. Di saat Anda dan pasangan memulai hidup dari nol, perasaan susah dan senang bersama dilalui hingga menjadi mapan bersama1.

2. Ambisi dan impian tidak terhenti saat menjadi Ibu muda

Ketika sudah lelah menjalani kehidupan dalam berkuliah, ada celetukan yang memilih untuk ‘menikah saja’. Ada anggapan bahwa menikah adalah satu hal terakhir yang bisa dilakukan saat mereka sudah mentok dalam hidupnya dan tidak memiliki tujuan lain. Hingga akhirnya Anda tidak dapat melanjutkan mimpi-mimpi Anda ketika sudah menjadi seorang ibu. Begitulah anggapan masyarakat pada umumnya. Namun perlu diketahui, justru yang memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan adalah mereka yang memiliki tujuan jangka panjang dan matang. Dengan menikah, tinggal di dalam satu rumah bersama pasangan, memiliki anak, membesarkan mereka dengan penuh rasa sayang, adalah hal yang sudah terencana2. Berdua bersama pasangan menjadi kreatif dan akan mencari cara untuk mencapai tujuan pribadi menjadi tujuan kebersamaan. Keputusan untuk menikah di saat masih menimba ilmu di bangku kuliah dilakukan oleh mahasiswi, bukan berarti mereka menyerah begitu saja pada studi. Masih banyak yang memilih untuk melanjutkan kuliah dan tetap mengurus anak. Meski disadari bahwa membagi waktu antara studi dan mengurus anak tidaklah mudah.

3. Mampu membuat rencana di masa depan

Menikah di usia muda membuat ibu muda mulai memikirkan kehidupan keluarganya lebih awal, seperti dimana nantinya akan tinggal, berapa banyak anak yang diinginkan, rumah seperti apa yang diharapkan. Berencana sejak awal bersama pasangan akan lebih muda, karena Anda telah membuat komitmen utama bersama pasangan dana bekerja sama dengannya sebagai satu tim3.

Selain keuntungan yang dapat dirasakan oleh ibu muda, beberapa kerentanan yang dapat dialami oleh ibu muda ini juga perlu Anda ketahui!

1. Melahirkan di usia belia akan berpengaruh pada kesehatan

Salah satu riset menyatakan bahwa menunda untuk menjadi ibu pada usia belia akan memberi dampak positif terhadap kesehatan perempuan. Terutama, saat menginjak usia 40 tahun. Perempuan yang melahirkan di usia 25-35 tahun akan memiliki kondisi kesehatan lebih baik daripada mereka yang melahirkan di usia lebih muda. Penelitian dilakukan di Amerika Serikat yaitu di Universitas Ohio. Perempuan yang melahirkan di usia belia cenderung memiliki nilai diri lebih rendah terhadap kesehatan. Profesor sosiologi dari Universitas Ohio, Kristi Williams, mengatakan tantangan kesehatan yang dihadapi ibu-ibu belia ini lebih tinggi saat menyentuh usia pertengahan abad4.

2. Masih sulit untuk mengontrol emosi

Permasalahan yang rentan dialami oleh ibu muda adalah sulit dalam mengontrol diri dan emosi, tidak hanya pada ibu muda namun pada pasangan muda. Pakar relationship dari University of Queensland juga mengungkapkan dalam menghadapi masalah, pikiran bercerai akan terlintas di benak. Berbeda halnya dengan Anda yang menikah di usia matang. Banyak pertimbangan yang dipikirkan ketika menghadapi permasalahan dalam pernikahan. Sebisa mungkin Anda dan pasangan akan mencari jalan keluar tanpa harus mengakhiri dengan perceraian5. Perlu diingat tidak selalu pernikahan muda akan berakhir pada perceraian, namun memiliki kerentanan yang lebih tinggi.

3. Lebih rentan untuk mengalami depresi

Ibu muda memiliki kemungkinan kerentanan lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku yang berisiko (misalnya, penggunaan narkoba) dan mengalami gejala depresi, dengan tingkat sedang sampai gejala depresi parah ditemukan di antara 30-60% dari ibu muda.6 Ibu muda menghadapi beberapa penyesuaian besar untuk identitas mereka dan mereka sangat rentan mengalami depresi postpartum, stres dan perasaan terisolasi.


Sumber Data Tulisan

  1. jawapos.com

  2. http://daihatsu.co.id/kokgituya/article/lifestyle/mitos-pernikahan-dini-dan-fakta-dibaliknya

  3. http://www.hipwee.com/opini/15-keuntungan-menikah-di-usia-muda/

  4. https://m.tempo.co/read/news/2015/12/16/060728052/menunda-jadi-ibu-di-usia-muda-lebih-baik-bagi-kesehatan

  5. http://lifestyle.liputan6.com/read/2661709/benarkah-pasangan-yang-menikah-muda-rentan-bercerai

  6. Easterbrooks, M.A, Chaudhuri, J.H, Bartlett, J.D, & Copeman, A. 2010. Resilience in parenting among young mothers: Family and ecological risks and opportunities. Children and youth services review. elsevier.com/locate/childyouth

Feature Image Credit: http://www.shutterstock.com

Putu Novi Arfirsta Dharmayani

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Previous
Previous

Kisah Inspiratif Cindy Fatika Sari dalam Mengasuh Sang Buah Hati

Next
Next

Menjadi Ibu Bekerja yang Efektif