Cegah Kekerasan Seksual Pada Anak!

Seiring berjalannya waktu, dunia dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Mulai dari bayi baru lahir, sampai orang tua renta sekalipun, bisa menjadi objek kejadian tidak menyenangkan. kekerasan sesksual pada anak menjadi salah satu hal yang tidak menyenangkan yang selalu menghantui para orang tua muda.

Memiliki anak kecil menjadi salah satu hal yang membuat dilema bagi orang tua muda. Di satu sisi, ingin menjadi orang tua yang dapat mengawasi anaknya 24 jam. Di sisi lain, tuntutan untuk bekerja juga tidak bisa ditinggalkan.

Tentu dengan mengurung anak 24 jam di dalam rumah, bukanlah solusi yang tepat untuk menjaga anak dari kekerasan seksual pada anak. Bagaimana pun juga, semakin ke sini, kasus kekerasan seksual pada anak justru dilakukan oleh orang terdekat. Lalu, bagaimanakah solusinya?

Pendidikan Seks Pada Anak

Hal pertama yang bisa Anda lakukan sebagai orang dewasa adalah mengajarkan anak tentang seks karena mencegah kekerasan seksual pada anak, tidak harus menunggu Anda menjadi orang tua, bukan? Mengajarkan tentang seks kepada anak di sini, bukan berarti mengajarkan tentang hal yang berbau porno. Akan tetapi, lebih kepada memberitahu informasi terkait fungsi organ tubuh. Terutama organ-organ tubuh yang kepemilikannya berbeda antara perempuan dengan laki-laki.

Pendidikan seks dianjurkan untuk dilakukan sedini mungkin karena karakter dasar manusia dibentuk pada masa kanak-kanak. Harapannya, sejak kanak-kanak sudah diberikan pendidikan seks, semakin tumbuh dewasa, mereka semakin mengerti, memahami, dan lebih berhati-hati dalam berperilaku.

Informasi Apa Saja yang Perlu Diberikan?

Lewat pendidikan seks pada anak, Anda dapat memberitahu tentang anggota tubuh mana yang boleh dan tidak boleh untuk diperlihatkan. Selain itu, anak perlu diberitahu mengenai perilaku apa yang tidak boleh dilakukan terkait anggota tubuh yang dimiliki, seperti memukul pantat sendiri dengan tujuan untuk mengejek teman.

Hal yang salah dan sampai saat ini masih dilakukan oleh beberapa orangtua adalah mengajarkan tentang alat kelamin pada anak menggunakan bahasa yang aneh. Hal itu akan menyebabkan anak merasa kebingungan. Seharusnya, Anda sebagai orangtua justru harus memberi tahu nama yang sebenarnya kepada anak terkait alat kelamin. Beritahu saja apa adanya pada mereka bahwa penis adalah nama alat kelamin laki-laki dan vagina untuk menyebut alat kelamin perempuan.

Selain beberapa hal yang sudah dijelaskan di atas, melalui pendidikan seks, Anda juga dapat memberitahu anak tentang perbedaan sentuhan bahaya atau sentuhan kasih sayang. Jika pada anak perempuan, mungkin Anda bisa berkata, ‘Nak, jika pak dokter meraba dadamu dengan stetoskop, itu adalah hal yang diperbolehkan karena dokter sedang memeriksamu. Tetapi, jika orang yang tidak kamu kenal yang melakukan seperti itu, maka hal itu tidak diperbolehkan. Itu adalah sentuhan berbahaya.’

Kualitas Komunikasi

Setelah Anda melakukan pendidikan seks pada anak, hal lain yang dapat Anda lakukan adalah membangun komunikasi yang terbuka. Tujuannya agar anak nyaman untuk menyampaikan segala sesuatu kepada Anda. Komunikasi yang terbuka juga dapat meminimakan penanganan hal-hal buruk yang dialami oleh anak, seperti bullying atau kekerasan seksual pada anak.

Komunikasi terbuka bisa dilakukan ketika menjemput anak pulang sekolah atau mengantarkan dia untuk tidur. Melakukan komunikasi terbuka bisa dimulai dengan pertanyaan sederhana seperti, ‘bagaimana tadi di sekolah, Nak?’ atau ‘apakah ada hal yang menyenangkan terjadi di hari ini?’

 

Apakah pembahasan kali ini dapat membantu Anda lebih memahami pentingnya pendidikan seksual untuk anak? Salam hangat dari kami untuk para orang tua di luar sana. Sulit memang menjadi orangtua, tetapi hal itu tidak membuat Anda menyerah dalam menjaga buah hati Anda, bukan?

Let others know the importance of mental health !

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Kenapa Konseling dengan Psikolog Hanya 50 Menit?

Next
Next

Cinderella Complex: Dia yang Berharap Pangeran Datang