Disleksia? Ini Cara Deddy Corbuzier Menyikapinya

Deddy.jpg

“Setiap orang sejatinya adalah jenius, tapi jika kamu menilai keahlian seekor ikan dari bagaimana ia memanjat pohon, ini akan menjadikan seluruh kehidupan tampak bodoh”  

-Deddy Corbuzier

“Konsentrasi. Tatap mata saya,” jargon tersebut adalah salah satu yang menjadi ciri khas dari pesulap yang satu ini. Ya, Ia adalah Deddy Corbuzier, seorang yang kini lebih dikenal sebagai presenter di salah satu acara prime time milik televisi swasta. Dengan ketenaran yang ia miliki sekarang, tidak akan ada orang yang menyangka bahwa dirinya pernah tinggal kelas saat SD.

Apa sebenarnya yang terjadi pada Deddy?

Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo atau lebih dikenal dengan nama Deddy Corbuzier adalah seorang artis, pesulap, presenter, sekaligus seorang pelatih kebugaran. Deddy Lahir pada tanggal 28 Desember 1976 di Jakarta. Sejak usia 8 tahun, Deddy sudah menunjukkan ketetarikannya pada bidang sulap. Ia belajar teknik sulap dari tayangan Mark Wilson. Ia pun belajar dari buku yang dibelikan oleh ibunya. Deddy memulai Deddy mulai dikenal saat dirinya menjadi pesulap di acara “Impressario 008” pada tahun 1998.

Dibalik ketenaran dan kesuksesan yang dicapai Deddy saat ini,ternyata ia adalah seorang dengan disleksia. Ya, disleksia merupakan sebuah pada gangguan otak yang menyebabkan seseorang tidak dapat menghafal, membaca, dan menulis dengan baik. Disleksia menyebabkan Deddy mengalami kesulitan dalam mengingat rute rumahnya. Ia juga kesulitan untuk mengingat nama, sehingga saat sedang membawakan acara, tim selalu menuliskan nama bintang tamu di papan agar Deddy bisa melihatnya.

Dorongan untuk Memahami Diri Sendiri

Deddy baru menyadari jika ia memiliki disleksia saat dia sudah SMA. Saat SD sebenarnya ia sempat tinggal kelas, namun ayahnya tidak memarahinya, padahal sang ayah tidak mengetahui perihal disleksia yang dimiliki Deddy. Hal tersebut membuat Deddy menjadi kagum pada ayahnya.

Walaupun Deddy memiliki disleksia, IQ-nya mencapai 160, sehingga  Deddy dapat digolongkan sebagai seorang yang genius. Tamat dari SMA Santa Theresia, Deddy Corbuzier mengambil kuliah di Jurusan Psikologi di Universitas Atmajaya Jakarta,  kemudian melanjutkan untuk mengambil master psikologi di Universitas London, Inggris. Deddy sengaja memilih kuliah di jurusan psikologi agar dapat mengetahui tindakan yang tepat untuk menangani dirinya sendiri.

Deddy berasumsi jika disleksia membuatnya menjadi pribadi yang blak-blakan saat berbicara.  Deddy pun mengaku jika ia kurang pergaulan dan juga antisosial. Ternyata banyak pula yang tidak menyukai perilakunya saat sedang syuting. Deddy terkadang menyalurkan hobinya dengam menulis di blog. Deddy mempunyai seorang putra yang bernama Askanio Nikola Corbuzier yang ternyata juga seorang disleksia.

Disleksia Tak Menyurutkan Langkah

Terlepas dari semua itu, Deddy mampu membuktikan bahwa disleksia tidak menyurutkan langkahnya. Ia pernah meraih penghargaan berskala internasional, Merlin Award, yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang sulap. Deddy terpilih sebagai Internatonal Best Mentalist of the Year 2010. Tak hanya piawai di bidang sulap Deddy juga merupakan seorang aktor film dan sinetron, ia pernah memainkan film yang berjudul “The Mentalist” pada tahun 2011 dan “Sanubari Jakarta” pada tahun 2012. Deddy juga pernah beperan di sebuah sinetron yang berjudul “Raja Sulap”.

Menjadi presenter juga salah satu keahlian Deddy. Sebut saja After school, World Record, Hitam Putih, The Master, Big Daddy, dan lain sebagainya. Deddy Corbuzier juga beberapa kali memenangkan Panasonic Gobel Awards  dalam kategori presenter. Deddy Corbuzier juga menerbitkan buku yang berjudul “Mantra” dan “Divka”, yang menjadi best seller di toko buku di Indonesia. Deddy juga menerima penghargaan dari Gramedia karena tulisan nonfiksinya mengenai inovasi diet yang ia sebut dengan OCD (Obsessive Corbuzier Diet).

Deddy Corbuzier adalah bagian dari orang-orang hebat yang mampu berprestasi di tengah kesulitan yang ia alami. Barangkali, di sekitar kita masih ada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, bukan karena mereka tidak pintar atau malas. Karena tiap anak terlahir sebagai individu yang unik dan istimewa, mari dukung dan pahami sesuai dengan kebutuhan mereka!


Sumber data tulisan (sertaan daftar pustaka atau footnote)

  1. http://m.tempo.co/read/news/2012/11/18/219442414/Deddy-Corbuzier-Pengidap-Disleksia-yang-sukses

  2. http://m.okezone.com/read/2010/10/06/33/379561/deddy-corbuzier-raih-award-internasional

  3. www.thecorbuzier.com

By: Dita Ayu Puspita

Featured Image Credit: www.kapanlagi.com

Previous
Previous

Membentuk Perilaku Hidup Sehat dengan Health Belief Model

Next
Next

“The Professor and The Madman”: Dongeng di Balik Pembuatan Oxford English Dictionary