Edukasi tentang Seks bagi Si Kecil?

sexx.png

Education is teaching our children to desire the right things.

 – Plato

Akhir-akhir ini media kerap kali digemparkan dengan kasus-kasus pelecehan seksual pada anak-anak. Tentu masih segar dalam fikiran kita mengenai kasus siswa JIS yang menjadi korban pelecehan seksual oleh petugas kebersihan di sekolah tersebut. Kasus tersebut merupakan salah satu kasus yang terungkap oleh media. Sayangnya masih banyak kasus pelecehan seksual pada anak yang belum terungkap. Kenyataannya lebih memprihatinkan lagi, ternyata kekerasan seksual justru dilakukan oleh orang-orang terdekat sang anak.

Banyak orangtua yang menganggap jika pendidikan seksual bagi anak dianggap sebagai suatu hal yang kurang penting. Pendidikan seks untuk anak-anak masih dianggap tabu untuk sebagian besar orangtua di Indonesia. Anak usia 3-5 tahun merupakan masa-masa keingintahuan anak, tak heran anak menjadi kritis dan menanyakan segala hal yang baru saja dilihat atau didngarkannya. Terlebih lagi dengan pesatnya media elektonik seperti televisi yang terkadang tidak bisa dikontrol orangtua. Anak-anak kerap melihat sesuatu hal yang belum sepantasnya dilihat oleh anak seusianya. Salah satu hal yang pertanyaan yang membuat sebagian besar orangtua bingung menjawabnya adalah pertanyaan-pertanyaan seputar masalah seksual. Apakah Anda termasuk salah satunya? Yuk intip kiat dibawah ini untuk memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini.

1. Ajarkan anak untu mengenali bagian-bagian tubuhnya

            Kenalkan anak dengan anggota tubuh beserta dengan fungsinya, misalnya tangak, kaki, hidung dan lain sebagainya termasuk alat kelaminnya dengan menggunakan bahasa yang sesungguhnya yaitu vagina untuk anak perempuan dan penis untuk anak laki-laki. Hal ini perlu dilakukan agar sang anak mengenali, menghargai, dan menerima bagian-bagian dari tubuhnya.

2. Beritahukan perbedaan kelaminnya dan lawan jenis

            Beritahukan anak tentang perbedaan kelamin laki-laki dan juga perempuan serta perbedaan kelamin anak-anak dan orang dewasa. Hal ini bisa dilakukan orangtua dengan memberitahukannya melalui obrolan atau pembicaraan ringan. Hal tersebut akan menjadikan anak paham tentang perbedaan jenis kelamin serta batas-batasan jika berinteraksi dengan lawan jenis dan orang asing.

3. Jelaskan dengan sesungguhnya jika anak bertanya tentang hal-hal berbau seksualitas

            Anak-anak kerapkali menanyakan banyak hal, termasuk hal-hal yang tentang seksualitas, jika anak menanyakan hal seperti ini orangtua harus bersedia untuk mendengar dan menyimak dengan cermat setiap pertanyaan dari anak untuk memahami apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh anak. Orang tua juga sebaiknya jangan menangguhkan pertanyaan dari anak, karena pertanyaan dari anak merupakan pertanda bahwa anak siap untuk belajar. Beritahukan anak dengan bahasa yang sederhana, tidak perlu panjang dan mendetail karena hal tersebut justru akan membingungkan anak. Jawaban yang diberikan hendaknya menyesuaikan tingkat usianya.

4. Beri peringatan pada anak

            Orangtua juga harus senantiasa memberi peringatan bagi anak untuk menjaga dirinya. Hal tersebut untuk menghindarkan anak dari tindaan jahat yang dilakukan oranglain terhadap dirinya. Tanamkan pada anak tentang siapa saja yang boleh membuka pakaiannya, menyentuh dan memeriksa bagian pribadi dalam tubuhnya, misalnya hanya ayah dan ibunya. Peringatkan anak untuk tidak menerima tawaran bermain di tempat sepi serta senantiasa menceritakan masalahnya pada ayah dan ibu.

5. Tanamkan nilai-nilai agama pada anak

            Berikan anak nilai-nilai agama untuk membangun karakter anak sejak dini, agar ketika dewasa nanti, anak memiliki fondasi yang kuat untuk tidak terjerumus pada seks bebas. Nilai-nilai agama akan menjadi dasar pemahaman agar anak dapat menjaga dirinya dengan baik serta dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan.

Informasi mengenai seksualitas akan lebih baik jika diajarkan didalam lingkungan keluarga sejak dini agar anak bisa mengantisipasi informasi-informasi negatif yang berasal dari lingkungan disekitarnya. Pendidikan seksual yang sehat, jujur dan terbuka akan menumbukan rasa hormat anak pada orangtuanya. Pendidikan seks juga mampu menghilangkan rasa keingintahuan yang tidak sehat pada anak-anak. Dengan pendidikan seks anak akan lebih mudah menerima keberadaan tubuhnya. Untuk itu mulai dari sekarang jangan ragu lagi untuk mendiskusikan seks dengan anak Anda, namun tetap gunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh mereka.


Sumber Data Tulisan

  1. Sugiasih Inhastuti. Need Assessment mengenai pemberian pendidikan seksual yang dilakukan ibu untuk anak usia 3-5 tahun. Jurnal Proyeksi vol 6(1) 71-81

  2. http://www.kompasiana.com/wicka14/pentingnya-mengenalkan-pendidikan-seks-sejak-usia-dini_54f8417ca33311855e8b48f6

  3. http://inspiremykids.com/2013/great-quotes-and-stories-for-kids-about-the-value-of-learning-and-education/

Featured Image Credit: www.independent.co.uk

Previous
Previous

Evolution CIMSA UGM 2016: Evolving Adolescence Improving Nations

Next
Next

Bagaimana Keluarga Bisa Berpengaruh dalam Perkembangan Emosi Anak?