Haruskah Saya Cerita ke Psikolog atau Psikiater?

“Anda tidak bisa menyelesaikan masalah di level yang sama saat masalah itu muncul. Anda harus melampaui masalah itu dan melangkah ke level selanjutnya.” (Albert Einstein)

Anda berminat untuk menyelesaikan masalah dengan tenaga ahli profesional, tetapi bingung kemana Anda harus mencari pertolongan? Apakah harus ke psikiater atau psikolog? Keduanya memiliki beberapa persamaan tapi perlu diperhatikan bahwa ada perbedaan mendasar antara psikiater dan psikolog. Keduanya sama-sama memiliki peranan penting dalam kemajuan kesehatan mental. Mereka ada untuk mendengarkan permasalahan dan membantu Anda merasa lebih baik. Untuk itu, ayo kita cari tahu lebih banyak mengenai perbedaan kedua profesi tersebut!

Perbedaan Latar Belakang Pendidikan1
Perlu diketahui bahwa psikiater dan psikolog mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk menjadi psikiater, seseorang harus menjalani pendidikan sebagai dokter umum kemudian melanjutkannya dengan pendidikan spesialis kejiwaan. Sementara untuk menjadi psikolog, seseorang harus menempuh pendidikan selama 8 semester sebagai sarjana psikologi. Setelah sarjana psikologi, maka ia melanjutkannya dengan pendidikan profesi dan mengambil izin praktek.

Perbedaan Pendekatan yang diambil2
Psikolog menangani permasalahan melalui dimensi psikologis. Masalah yang ditangani biasanya seperti konflik dengan pasangan, kesulitan dalam pengembangan diri, atau masalah keluarga. Psikolog menekekankan pada kekuatan berbagi. Klien akan bercerita mengenai masalah yang dihadapi lalu psikolog akan mendengarkan dan berusaha membantu klien menemukan jalan keluar.

Hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh psikiater. Psikiater melihat permasalahan melalui dimensi fisik. Dalam memandang kondisi seseorang dengan gangguan mental, psikiater akan berfokus pada zat kimia dalam otak yang tidak seimbang dan banyak hal di dalam tubuh orang itu yang kemungkinan bisa menyebabkan gangguan mental.

Praktek Menangani Klien1
Pengobatan oleh psikiater diperlukan jika seseorang dengan gangguan kejiwaan tersebut tidak menyadari perubahan kondisi mental yang dialaminya. Padahal gangguan mental yang dialaminya tergolong berat. Contohnya seperti mengalami halusinasi, sering bicara sendiri, atau cenderung memikirkan bunuh diri.

Sedangkan penanganan oleh psikolog bisa dilakukan jika pasien atau seseorang dengan masalah psikologis sadar akan kondisinya. Yang dimaksud sadar akan kondisinya adalah pikiran dan tubuh siap untuk diajak bicara dan berpikir. Sehingga psikolog bisa mengajaknya berdiskusi untuk menemui jalan keluar atas permasalahannya tersebut.

Contoh Cara Penanganan antara Psikiater dan Psikolog1
Mari ambil saja contoh tentang Anda mengalami kesulitan tidur. Kemudian Anda berencana untuk mencari solusi dengan mendatangi kedua ahli kejiwaan yaitu psikiater dan psikolog. Maka psikiater akan memberikan Anda obat tidur untuk menyeimbangkan zat-zat kimia dalam otak yang menyebabkan sulit tidur. Sedangkan psikolog menggali permasalahan Anda lebih dalam tentang ‘mengapa Anda tidak bisa tidur?’ ‘adakah masalah yang membuat Anda tidak bisa tidur?’. Sehingga psikolog memiliki gambaran tentang diri Anda dan mencoba mencari penyelesaian untuk sumber masalah tersebut.

Perbedaan Pandangan antara Psikolog dan Psikiater2
Tidak dapat dipungkiri penanganan masalah yang berbeda didasarkan pada pandangan mereka yang berbeda pula. Seorang psikolog menyimpulkan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Peran psikolog adalah merefleksikan, membuka wawasan, memberikan pandangan yang mengarahkan seseorang untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Sementara psikiater menyimpulkan bahwa masalah kejiwaan manusia disebabkan oleh ketidakseimbangan fungsi-fungsi fisiologis seperti neurotransmitter, hormon, dan sebagainya. Hal ini membuat psikiater cenderung menggunakan obat-obatan untuk membantu seseorang mengatasi masalah kejiwaannya.

Nah, sekarang Anda sudah punya wawasan lebih tentang perbedaan psikiater dan psikolog. Untuk menentukan ke mana Anda mencari bantuan, hal itu tergantung pada berat atau ringannya permasalahan Anda. Tipe masalah yang Anda hadapi menentukan pilihan Anda, antara pergi ke psikiater atau ke psikolog. Contohnya jika Anda memiliki fobia, mungkin Anda bisa datang ke psikolog. Namun apabila Anda mempunyai gejala kecemasan berlebihan atau serangan panik misalnya, maka sebaiknya Anda pergi ke psikiater. Tentang ke mana Anda akan pergi entah ke psikolog atau psikiater, itu adalah pilihan Anda. Satu hal yang pasti, jika Anda khawatir akan depresi atau mempunyai masalah, tidak penting Anda pergi kemana, yang penting adalah carilah seseorang untuk berbagi masalah Anda.


Referensi:
1Forum Diskusi: indonesiaindonesia.com http://indonesiaindonesia.com/f/78323-psikolog-psikiater/
2Experiencing Life Foundation (ELF).Psikolog, Psikiater, Konselor: Apa Bedanya?.16 Januari 2014. https://experiencing-life.com/2014/01/16/psikolog-psikiater-konselor-apa-bedanya/
3Tony Rehagen. WebMD: Psychologist or Psychiatrist: Which Is Right for You?. September 2015. http://www.webmd.com/mental-health/features/psychologist-or-psychiatrist-which-for-you#1

Sumber foto:
http://www.jobmonkey.com/wp-content/uploads/2015/12/picking-best-job-candidate-dp-336×280-300×250.jpg

Previous
Previous

Ilmu Psikologi Itu Belajar Apa Saja, Sih?

Next
Next

Chrissy Teigen: Berjuang Menjadi Ibu yang Lebih Baik