Hidup Sederhana: Mengingat Kembali Cara Menjalani Hari

desi anwar.jpg

Mungkin saya tak dapat mengontrol rentang usia saya, tetapi paling tidak saya dapat mengontrol kualitas hidup saya selagi saya masih muda.

–Desi Anwar

Desi Anwar, seorang jurnalis senior menghabiskan hidupnya dengan berpindah dari satu kota ke kota lain di seluruh dunia. Hal ini memberikan pandangan menarik yang dituliskannya ke dalam buku. Ia membuka bukunya dengan menunjukkan perhatian pada hal-hal yang sering terlupakan dalam menjalani hidup.

Seharian berkutat dengan berbagai acara hingga tidak ada waktu untuk bernafas tentu sangat melelahkan. Bahkan tidak jarang jika akhir pekan juga diisi dengan agenda padat sehingga merenggut waktu istirahat. Waktu yang dimiliki habis untuk mengerjakan berbagai hal hingga melupakan kebutuhan pribadi untuk memanjakan diri.

eluangkan waktu sejenak untuk tidak segera bangkit dari tempat tidur bukanlah suatu dosa. Anggap saja ini hadiah kecil setelah sehari-hari habis untuk berkutat dan melompat dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Ini adalah saat yang tepat untuk kembali merasakan eksistensi tubuh sambil meringkuk di bawah selimut, menatap langit-langit kamar dan pikiran memunculkan kembali cita-cita yang sempat terlupa.

Desi Anwar pun kerap menikmati diri dengan melakukan meditasi. Suatu ketika ia melakukan meditasi Vipassana di sebuah biara di Jawa Tengah. Selama 10 jam setiap hari, ia tidak berkomunikasi dengan siapapun baik melalui telepon seluler maupun bahasa isyarat atau kontak mata. Duduk berdiam diri sambil memfokuskan pada pikiran, meditasi ini terasa berat bagi Desi Anwar. Namun, seiring dengan berlalunya hari ia merasakan dirinya terhubung dengan alam semesta, menemukan kebeningan di dalam pikiran.

Setiap minggu ia mengganjar tubuhnya dengan pijat refleksi setelah memperlakukannya semena-mena. Duduk terlalu lama, terpapar radiasi layar komputer membuat tubuh mejadi lelah, pegal, dan kaku. Kegiatan ini Desi Anwar lakukan untuk mengisi kembali energi tubuhnya sehingga dapat beraktivitas kembali secara produktif.

Kesehatan fisik tidak luput dari perhatian Desi Anwar. Celia, ibu kos Desi Anwar memberi tantangan kepadanya untuk berhenti mengonsumsi gula selama 2 minggu. Hal ini bukan tanpa alasan. Celia yang menerapkan gaya hidup sehat menyadarkannya bahwa gula merupakan sumber berbagai penyakit seperti pembusukan gigi sampai diabetes dan obesitas. Selain itu, ia juga mengajari Desi Anwar cara membaca komposisi dalam makanan kemasan. Semakin panjang bahan yang terkandung di dalamnya, semakin tidak alami makanan yang dikonsumsi.

Dalam menjaga kebugaran tubuh, Desi Anwar tidak hanya memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia juga menyukai jalan kaki. Ketika ia tumbuh besar di London, berjalan kaki adalah moda utama perjalanan. Baginya, paling menyenangkan adalah ketika berjalan di musim gugur, saat daun-daun berwarna keemasan berguguran. Bukan hanya menyehatkan, tapi dengan berjalan kaki, Desi Anwar dapat menikmati hal-hal kecil sepanjang perjalanan, seperti aroma yang tercium di udara, menemukan biji kacang conkers yang jatuh.

Hidup Sederhana merupakan kumpulan pengalaman pribadi, kenangan masa kecil, dan pengamatan sehari-hari Desi Anwar. Terdiri dari 53 bab yang singkat dan beberapa kumpulan foto hasil jepretannya di penjuru dunia, buku ini dapat disebut sebagai pengingat hal-hal penting yang justru terlupakan dalam menjalani hidup. Di tengah-tengah padatnya jadwal sehari-hari, kita sering melewatkan waktu untuk diri sendiri, mengasah otak tanpa batasan usia, berbagi kisah dengan sahabat, memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh, serta menstimulasi diri dengan pikiran positif.

Menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat akan mempengaruhi kinerja sehari-hari. Namun, mengapa kita tidak berbuat sesuatu untuk mewujudkannya? Buku ini menyentil keseharian pembaca melalui kisah personal Desi Anwar. Hal-hal sederhana seperti yang dilakukannya mampu mengubah cara pandang dan mencapai keseimbangan dalam menjalani hidup.


Identitas Buku

Judul Buku  : Hidup Sederhana

Penyusun     : Desi Anwar

Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun             : 2014

Ketebalan     : 288 halaman

By: Faizzana Izzahasni

Featured Image Credit: goodreads.com

Previous
Previous

Hector and The Search for Happiness: Dimanakah Kebahagiaan Berada?

Next
Next

Fakta Mitos di Balik Sesuatu/Pemikiran yang Berlebihan Tentang Kuliah