Jangan Ada Bullying Di Antara Kita

Di era serba media sosial seperti ini, pasti Anda sudah akrab dengan istilah bullyingBullying merupakan salah satu tindakan merugikan orang lain dalam bentuk menyakiti seseorang atau kelompok. Fenomena bullying  pun dapat terjadi dimana saja. Apalagi di era media sosial seperti ini, mudah sekali menemukan fenomena bullying.

Lalu, apakah Anda pernah terlibat kasus bullying?

Sepotong Kisah Bullying

Dia pernah menjadi korban bullying. Bagaimana bisa? Semua berawal dari niatnya yang ingin mengapresiasi diri sendiri karena sudah berhasil mencapai target yang ia tentukan. Capaian itu, ia unggah di salah satu media sosial miliknya. Namun, siapa sangka itu awal mula dari sebuah petaka?

Netizen mem-bully karena ia dianggap sombong dengan menampilkan pencapaiannya di media sosial. Berbagai tanggapan pun mulai membanjiri halaman media sosialnya. Tanggapan tersebut berisi kata-kata kasar dan memojokkan dirinya. Tidak hanya berhenti disitu, foto yang ia miliki pun berhasil dijadikan meme oleh netizen.

Beruntungnya, ia berhasil memaknai secara positif kasus bullying yang menimpanya. Ia menjadikan peristiwa bullying sebagai sarana untuk menunjukkan ke orang-orang sekitar bahwa dirinya tidak seperti yang dibicarakan.

Dengan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, ia mulai mencoba beraktivitas kembali seperti biasa. Ia pun mulai menyibukkan diri dengan kegiatan positif yang sesuai kemampuannya.

Bullying di Media Sosial

Perilaku bullying tidak harus selalu berupa kekerasan fisik. Dengan Anda menyudutkan seseorang atau memberikan komentar kasar terhadap orang lain di media sosial, itu semua sudah termasuk bullying. Mulai dari menyudutkan seseorang melalui pendapat yang ia lontarkan sampai mengomentari secara kasar bentuk fisik seseorang.

Contoh kejadian bullying yang sering terjadi di media sosial, misal tim sepak bola Anda mengalami kekalahan dalam sebuah pertandingan. Kekalahan tersebut dianggap sebagai kesalahan dari pemain unggulan tim yang tidak menyumbangkan gol pada pertandingan. Anda yang kesal pun membuat meme menggunakan foto pemain tersebut. Contoh lain lagi, ketika ada seseorang yang mengemukakan pendapatnya di media sosial dan Anda pun tidak setuju. Rasa ketidaksetujuan tersebut Anda ungkapkan dengan melontarkan komentar, ‘ah jangan sok pinter deh’ atau ‘nggak usah sok tau, emang situ siapa’.

Lalu, mengapa mereka melakukan bullying? Mereka yang melakukan bullying salah satu alasannya adalah karena mendapat kepuasan setelah melakukan. Selain itu, orang yang melakukan bullying di media sosial merasa lebih ‘aman’ karena dapat merugikan orang lain tanpa harus bertatap muka. Meskipun begitu, dengan alasan apapun, bullying tidak akan pernah menjadi hal yang bisa dibenarkan.

Bullying di Sekitar Kita

Sebagian besar di antara Anda pasti pernah menjadi saksi, korban, bahkan pelaku bullying. Mereka yang menjadi saksi, merasa  berada dalam situasi yang tidak nyaman. Ingin melapor, tetapi takut terkena bully (juga). Akan tetapi, jika tidak melapor, ia merasa bersalah karena sebenarnya tahu bahwa bullying adalah perbuatan yang keliru dan perlu ditindaklanjuti.

Selain itu, salah satu alasan seseorang tidak ingin melapor atau terlibat peristiwa bullying karena merasa itu bukan urusannya. Lantas, jika setiap orang berpikiran seperti itu, bagaimana nasib orang-orang yang menjadi korban?

Untuk yang menjadi korban, Anda hebat karena selama ini telah bertahan di bawah tekanan. Bukan perkara mudah untuk tetap bertahan di bawah tekanan tanpa melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri. Teruslah melangkah maju dan membuktikan bahwa Anda memang berharga. Tunjukkanlah prestasi dan kelebihan yang Anda miliki kepada orang-orang yang mem-bully Anda.

Terus tanamkan bahwa orang yang gemar bullying tidak ada bedanya dengan orang yang menyukai Anda. Keduanya sama-sama memperhatikan Anda, bukan? Yang membedakan hanya pada hal-hal yang diperhatikan dari diri Anda. Orang yang bullying tentu giat mencari sisi negatif Anda. Maka, jadikanlah itu sebagai cambuk untuk terus memotivasi Anda menjadi pribadi yang lebih bersinar.

Stop Bullying. Memangnya masih zaman mem-bully orang di media sosial?

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Media Sosial Berdampak Positif? Bagaimana Caranya?

Next
Next

Media Sosial dan Kesehatan Mental: Yes or No?