John dan Abigail Adams: Kesetiaan Sang Pemimpin dan Ibu Negara

John abi.png

“Hanya ada dua makhluk yang bernilai di muka bumi: mereka dengan komitmen, dan mereka yang membutuhkan komitmen orang lain.”

– John Adams

Berpisah dengan pasangan dalam waktu yang cukup lama bukanlah hal yang mudah bagi sebagian besar orang. Meskipun demikian, tantangan ini berhasil ditaklukkan oleh John dan Abigail Adams. Kisah cinta pemimpin Amerika Serikat ini adalah kisah cinta yang cukup terkenal. Mereka dapat bertahan selama 54 tahun pernikahan meskipun diwarnai dengan beberapa kali perpisahan karena tugas yang diemban oleh John Adams. Dalam perjalanan rumah tangga sekaligus menjalani karier, John dan Abigail Adams berhubungan melalui surat. Sejarah Amerika Serikat mencatat bahwa ada 1160 surat milik John dan Abigail Adams selama mereka tidak bersama. Perjalanan cinta yang unik, bukan? Anda tertarik dengan kisah cinta pemimpin Amerika Serikat ini? Yuk kita kenali lebih jauh John dan Abigail Adams!

Sekilas Kisah Hidup John dan Abigail Adams

John Adams merupakan anak dari pasangan John Adams Sr. dan susanna Boylston Adams pada tanggal 30 Oktober 1735 di Quincy, Massachusetts. Beliau menempuh pendidikan sarjana di Universitas Harvard (lulus tahun 1755) dan melanjutkan pendidikan master di universitas yang sama (lulus tahun 1758). Sebelum melanjutkan pendidikan masternya, John Adams sempat mempelajari ilmu hukum di kantor pengacara terkemuka, James Putnam.

Abigail Adams lahir pada tanggal 22 November 1744 di Weymouth, Massachusetts dengan nama kecil Abigail Smith. Pada masa hidupnya, perempuan tidak memiliki pendidikan formal yang cukup. Meskipun demikian, Abigail Adams sejak kecil merupakan gadis yang cerdas, suka membaca, dan berbicara terang-terangan.

John dan Abigail Adams menikah pada tanggal 25 Oktober 1764. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai enam orang anak, yaitu Abigail, John Quincy, Susanna, Charles, Thomas Boylston, dan Elizabeth.

Perjalanan Cinta John dan Abigail Adams

John Adams memulai karier politiknya ketika beliau menulis tentang oposisi the Stamp Act pada tahun 1765 dari Parlemen Inggris yang diterbitkan dalam empat artikel dalam Boston Gazette. Setelah beberapa tahun menikah, John lebih sering hidup di Boston dalam membangun karier sedangkan Abigail tinggal di Quincy. Terpilih sebagai delegasi the First Continental Congress di Philadelphia, John semakin sering tinggal terpisah dengan keluarganya.

Perang Revolusi pada tahun 1775 hingga 1783 membuat John Adams dipanggil kembali untuk the Continental Congress. Kondisi yang terus berlanjut ini membuat Abigail harus menunggu lebih lama karena John Adams ditugaskan di Eropa selama beberapa tahun. Perjalanan karier politik John Adams yang terus meningkat mengantarnya menjadi Wakil Presiden pertama dan Presiden kedua Amerika Serikat. Pada saat tersebut keluarga Adams tinggal bersama di Philadelphia.

Dukungan Sang Ibu Negara

Selama ditinggal oleh suami, Abigail memimpin keluarganya dengan baik. Beliau mampu mendidik anak-anaknya, mengerjakan peternakan, dan tidak lupa mendukung John dari jarak jauh. Tidak hanya dukungan untuk kehidupan pribadi suaminya, Abigail sering mendukung Amerika Serikat dalam perjalanan politiknya.

Beliau pernah menyediakan bahan makanan untuk tentara yang singgah di rumah John Adams selama perang Revolusi.

Pada tahun 1775, penduduk Quincy diserang oleh penyakit disentri dan Abigail menjadi perawat bagi keluarga dan sanak saudaranya.

Dalam salah satu suratnya kepada John Adams pada tahun 1776, Abigail mendorongnya untuk memerhatikan hak-hak wanita. Isi surat ini dikenal dengan “Remember the Ladies”. Dukungan Abigail tidak pernah putus untuk John Adams dalam kariernya meskipun kadang berat baginya karena harus memimpin keluarga.

Akhir Kisah Sang Pemimpin dan Ibu Negara

Setelah tidak terpilih pada pemilihan presiden pada tahun 1800, John dan Abigail kembali ke kampung halamannya di Quincy. Mereka meneruskan kehidupan rumah tangga yang telah dibangun sejak lama dan meneruskan hidup dengan mengerjakan pertanian. Pada tanggal 28 Oktober 1818 Abigail harus pergi meninggalkan keluarga untuk selamanya karena sakit selama beberapa tahun. John Adams masih hidup untuk beberapa tahun berikutnya, sampai akhirnya beliau menyusul kepergian sang kekasih pada tanggal 4 Juli 1826, saat Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.

John dan Abigail Adams merupakan sejarah yang mungkin sudah tidak banyak ditelisik lagi tentang hidupnya. Meskipun demikian, kisah John dan Abigail Adams mengajarkan kita bahwa komitmen dan kesetiaan merupakan komponen penting dalam mempertahankan cinta. Selain itu, dukungan dan penghargaan satu sama lain serta nilai kehidupan yang dirasakan bersama juga dapat membuat hubungan yang dibangun bersama pasangan dapat bertahan lama. Patutlah bahwa kisah cinta pemimpin negara ini disebutkan sebagai salah satu kisah cinta inspiratif di dunia. Setujukah Anda?


Annisa Ayuningtyas

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Previous
Previous

Cinta Adalah Seni

Next
Next

Lima Fakta Mitos dibalik Cinta