Keabu-abuan dalam Prasangka

“Kamu tidak pernah benar-benar memahami seseorang sampai kamu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandangnya.” – Harper Lee

Perasaan tidak aman terhadap kelompok tertentu yang dianggap memiliki karakteristik negatif sudah biasa terjadi di kalangan masyarakat. Misalnya, kita merasa tidak aman dengan keberadaan kelompok tertentu karena anggapan umum bahwa kelompok tersebut tidak ramah. Fenomena-fenomena tersebut adalah contoh dari prasangka.

Ada yang mengatakan bahwa prasangka itu tidak hanya bersifat negatif tapi juga positif. Dalam ilmu psikologi, prasangka diartikan sebagai respon emosi negatif atau ketidaksukaan berdasarkan keanggotaan kelompok tertentu.

Masih banyak pemahaman yang salah mengenai prasangka yang ada di masyarakat. Ingin tahu lebih lanjut mengenai prasangka? Yuk, simak fakta-fakta prasangka berikut!

Prasangka dapat dipicu dengan adanya ingroup-outgroup

Ingroup adalah batasan keanggotaan untuk orang-orang yang memiliki kesamaan dengan kita. Sementara outgroup adalah orang-orang yang tidak memiliki kesamaan dengan kita sehingga tidak dianggap sebagai anggota kelompok.

Kesamaan tersebut dapat berupa kesamaan suku, pekerjaan, atau status sosial. Adanya batasan ingroup dan outgroup ini membuat seseorang membedakan dirinya dengan orang di luar kelompoknya.

Pembedaan ini cenderung negatif terhadap kelompok lain sedangkan kelompok sendiri dianggap lebih positif.

Terjadi secara tidak sadar

Hubungan antara keanggotaan seseorang dalam kelompok dan evaluasinya dapat dipicu secara otomatis dari pengategorisasian orang lain sebagai ingroup atau outgroup.

Hal ini dikenal dengan skema, yaitu kerangka berpikir yang dibentuk karena pengalaman, kejadian, atau stimulus. Skema yang telah terbentuk cenderung akan bertahan dan dapat ditunjukkan melalui perilaku.

Dilakukan untuk menjaga harga diri

Kompetisi yang dirasa akibat keberadaan kelompok lain yang memiliki kelebihan tertentu dapat menyebabkan konflik. Kelebihan yang dimiliki kelompok lain ini adalah ancaman terhadap kepentingan kelompok sendiri.

Dengan demikian, identifikasi terhadap kelompok sendiri meningkat sedangkan kelompok lain dianggap rendah.

Dipengaruhi oleh emosi yang sedang dirasakan

Selain pengelompokkan umum atas ingroup dan outgroup, respon tidak sadar terhadap prasangka ini dapat disebabkan oleh emosi negatif yang kita rasakan sebelumnya.

Misalnya, kita sedang marah kemudian kita berinteraksi dengan orang yang berasal dari kelompok yang dilabel tertentu oleh masyarakat maka kita berkemungkinan untuk menyikapi dengan negatif orang tersebut.

Dapat berujung pada diskriminasi

Berawal dari stereotip (keyakinan mengenai kelompok tertentu), prasangka muncul dan dapat menimbulkan diskriminasi (perilaku negatif yang ditujukan untuk kelompok tertentu yang tidak disukai).

Diskriminasi inilah yang biasanya menimbulkan konflik karena berhubungan dengan orang lain yang lebih luas.

Secara umum, prasangka adalah perasaan yang dapat membuat kita membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya, timbul tindakan-tindakan yang akan mengarah pada permusuhan atau diskriminasi.

Lalu bagaimana kita dapat mengurangi prasangka? Salah satu caranya adalah melakukan interaksi dengan individu dari kelompok lain. Kontak yang dilakukan antarindividu akan membuatnya semakin memahami keadaan orang lain sehingga perasaan negatif dapat berkurang.

Selain itu, kerjasama yang dilakukan antarkelompok akan membuat perasaan ingroup dan outgroup juga berkurang karena tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Mencari informasi mengenai kelompok yang dikenai prasangka masyarakat juga perlu diketahui sehingga kita tidak hanya termakan informasi yang sebenarnya tidak benar.

Hal penting yang dapat menunjang pencarian informasi ini adalah keterbukaan pikiran dan sifat kritis sehingga kita tidak langsung menolak apa yang datang kepada. Tetaplah berusaha untuk memahami orang lain dengan fakta-fakta yang benar dan tebarkan pikiran positif di lingkungan sekitar!

Referensi kutipan:
https://www.goodreads.com/work/quotes/3275794-to-kill-a-mockingbird

Referensi tulisan:
Disadur dari buku yang disusun oleh Robert A. Baron dan Nyla R. Branscombe yang berjudul Social Psychology.

Annisa Ayuningtyas

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Previous
Previous

Mitos dan Fakta yang Harus Anda Ketahui Mengenai Bipolar

Next
Next

Jalani Versi Terbaik Diri Anda dengan Aktualisasi Diri