Mengapa Kita Sering Menunda Pekerjaan?

unsplash-image-BjcGdM-mjL0.jpg

“Hidup itu seperti permainan catur. Untuk menang, Anda harus membuat pergerakan. Anda membuat pergerakan berdasarkan pemahaman, pengetahuan, dan pembelajaran yang tergabung sepanjang perjalanan.” (Allan Rufus)

Sudah bukan hal yang asing lagi, sebagian dari kita pernah melakukan penundaan untuk suatu hal. Terkadang kita menunda-nunda untuk melakukan hal yang penting seperti belajar, menulis skripsi, pergi belanja, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Banyak alasan yang melatarbelakangi keputusan kita dalam menunda pekerjaan. Mulai dari malas, sedang fokus mengerjakan hal lain, tidak tertarik dengan pekerjaan yang dilakukan, kurang mood, dan masih banyak alasan lainnya. Sebagian dari kita membuat kesimpulan bahwa alasan penundaan berasal dari pekerjaan atau kegiatan yang memang kita kurang minati. Benarkah begitu?

Hal ini yang menarik Jin Kuan Kok untuk menulis penelitian tentang hubungan antara penundaan dan aspek motivasi dari regulasi diri (Self Regulation). Jin Kuan Kok berasal dari Malaysia di mana belakangan ini negaranya ingin memperkuat sumber daya manusia melalui pendidikan. Sedangkan sebagian besar mahasiswa di Malaysia termasuk pada kelompok orang yang sering melakukan penundaan. Melakukan penundaan memiliki dampak negatif. Dampak negatif itu diantaranya meningkatkan stres, melemahnya nilai akademik, dan kesehatan1.

Penelitian ini dilakukan di bulan Januari dan Februari 2014 dengan melibatkan 160 mahasiswa dan 160 mahasiswi, usia 19-23, dari berbagai jurusan mulai dari jenjang semester pertama sampai semester ke empat (akhir). Kegiatan itu mengukur dua hal yaitu (1) Skala Penilaian Prokastinasi (Penundaan) dan (2) Skala Motivasi Akademik-Versi Kampus.

Penelitian ini menemukan bahwa penundaan yang kita lakukan bergantung pada motivasi yang kita punya. Hal yang mendorong kita untuk melakukan penundaan atau tidak ditentukan oleh tiga hal utama. Hal yang menentukan tersebut adalah besarnya ketertarikan (Interest), perasaan senang saat mengerjakan (Enjoyment), dan penghargaan yang diterima (Reward). Ketiga hal tersebut berhubungan dengan pengalaman belajar mereka sebelumnya. Pengalaman-pengalaman tersebut antara lain:

  • Rasa Takut
    Seseorang berusaha untuk tidak menunda pekerjaan karena rasa takut yang ia gambarkan jika tidak mengerjakan tugas tersebut. Ia berpikir mungkin bisa kena marah guru, atau dihukum oleh orang tua, dan lain-lain.

  • Menginginkan Penghargaan
    Seseorang yang sebelumnya pernah mendapat penghargaan oleh orang yang berposisi lebih tinggi (misal guru, dosen, pejabat) biasanya memiliki motivasi yang lebih tinggi. Motivasi yang tinggi tersebut mencegahnya dari melakukan penundaan yang berlebihan karena ingin meraih prestasi yang lebih tinggi.

  • Kreativitas
    Hal yang dikemas secara kreatif selalu menarik bagi banyak orang. Misalnya mengerjakan tugas di tempat yang memiliki kesan kreatif atau dosen yang mengajar dengan metode yang tidak biasa (secara positif). Hal tersebut selalu mengundang ketertarikan dan memotivasi kita untuk tidak menunda pekerjaan.

  • Kecenderungan Minat
    Dalam proses belajar terkadang orang memiliki dua minat yang berbeda yaitu belajar secara teori atau praktik. Jika orang tersebut menyukai belajar praktik tetapi sebagian kelasnya belajar secara teori, kemungkinan besar ia akan melakukan penundaan lebih sering.

Sudahkah Anda mengenali diri Anda? Hal apa saja yang membuat Anda menunda pekerjaan dan apa yang membuat Anda bersemangat untuk melakukan pekerjaan. Penelitian di atas menunjukkan bahwa kita menunda-nunda pekerjaan karena ketertarikan, kesenangan, dan penghargaan yang kurang. Selain itu pengalaman kita di masa lalu juga memengaruhi minat kita sekarang. Jadi, coba kenali dan pahami diri Anda lebih baik, sehingga Anda tahu apa yang harus dilakukan jika Anda mulai menunda pekerjaan.


Referensi:

Sumber Utama:
Jin Kuan Kok. The Relationships Between Procrastination and Motivational Aspects of Self-Regulation. Jurnal Psikologi Malaysia. 2016. 30-39 ISSN-2289-8174-30.

Sub-sumber:
Morford, Z. H. (2008). Procrastination and goal-setting behaviors in the college population: An exploratory study. (un-published doctoral dissertation). Geor-gia Institute of Technology, Atlanta, Georgia. Retrieved from https://smartech.gatech.edu/jspui/bitstream/1853/21829/1/FinalThesis.pdf
Hussain, I., & Sultan, S. (2010). Analysis of procrastination among university stu-dents.Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, 1897-1904. doi: 10.1016/j.sbspro.2010.07.385
Zeenath, S., & Orcullo, D. J. (2012). Exploring academic procrastination among undergraduates. International Proceedings of Economics Develop-ment & Research, 47(9), 42-46. doi:10.7763/IPEDR

Sumber foto:
http://www.knowbright.com/wp-content/uploads/2015/07/boyglasses.jpg

Previous
Previous

Media Sosial Membawa Dampak. Mengapa Masih Menggunakannya?

Next
Next

Ilmu Psikologi Itu Belajar Apa Saja, Sih?