Mengurangi Penggunaan Media Sosial? Mengapa?

Mengalami hidup di era serba internet, tidak bisa dipungkiri bahwa segala aktivitas manusia kini tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial. Mulai dari membagi foto ke orang lain atau mengunjungi suatu tempat. Hampir seluruh media sosial yang tercipta di muka bumi ini terpasang di gadget Anda. Mulai dari Whatsapp, BlackBerry Messenger (BBM), LINE, Path, Facebook dan lain sebagainya.

unsplash-image-Tk9m_HP4rgQ.jpg

Euforia Penggunaan Media Sosial

Sebagian dari banyak media sosial yang ada, mana yang sering Anda gunakan? Pernahkah Anda berpikir untuk mengurangi aktivitas Anda di media sosial tersebut? Di sekitar kita memang ada orang-orang yang merasa bahwa menggunakan media sosial adalah salah satu cara untuk menghilangkan stres. Mereka merasa bahagia setelah menggunakannya. Entah bahagia karena foto yang diunggah atau status yang dibuat banyak yang menyukai.

Orang-orang seperti itu mungkin merasa lebih mampu mengekspresikan perasaan di dunia maya daripada di dunia nyata. Mereka merasa lebih aman menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan melalui media sosial. Merasa aman karena mereka tidak berhadapan langsung dengan respon yang diberikan. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa media sosial merupakan wadah untuk membuktikan sesuatu. Membuktikan bahwa dia sudah pernah mengunjungi suatu tempat atau memiliki sesuatu.

Sementara itu, ada juga orang-orang yang merasa bahwa media sosial adalah sesuatu hal yang dapat memicu stres. Stres karena foto yang diunggah atau status yang dibuat sedikit mendapatkan like. Bisa juga disebabkan stres mendapat komentar jahat setelah berpendapat tentang suatu hal. Jika sudah sampai seperti itu, beberapa dari mereka memutuskan untuk mengurangi aktivitas di media sosial. Bahkan sampai pada keputusan sama sekali tidak menggunakan media sosial.

Yang Hilang karena Media Sosial

Berbagai alasan diungkapkan oleh seseorang yang memutuskan untuk tidak menggunakan media sosial lagi. Salah satunya, ingin lebih memerhatikan lingkungan sekitarnya. Jika Anda ingin jujur kepada diri sendiri, berapa banyak momen berharga yang terlewatkan untuk diabadikan? Momen berharga yang bukan hanya tersimpan dalam sebuah foto atau terekam dalam sebuah video.

Saat ini banyak momen kumpul keluarga yang masing-masing anggotanya justru sibuk dengan gadget. Hal ini menyebabkan antar anggota keluarga tidak memiliki kesempatan untuk mengobrol satu sama lain. Padahal ketika kumpul keluarga itulah momen berharga jika Anda ingin bercerita kepada Ibu. Di momen kumpul keluarga itulah Anda dapat meminta suatu pendapat kepada Ayah.

Tidak hanya kumpul bersama keluarga yang sibuk dengan gadget, ketika kumpul bersama teman pun juga melakukan hal yang sama. Padahal jika Anda berusaha untuk menghentikan aktitivas di media sosial saat kumpul, akan ada banyak cerita yang tersampaikan. Tentang bagaimana kabar teman Anda bahkan keluarga mereka.

Bijak Bermedia Sosial

Tidak ada yang salah dengan aktivitas mengurangi penggunaan media sosial. Bukan berarti mengurangi aktivitas di media sosial menjadikan media sosial adalah suatu hal yang buruk. Tetap ada manfaat yang didapatkan ketika Anda menggunakannya dengan bijak. Tetap ada rasa nyaman jika Anda menggunakan media sosial dengan cerdas. Bagaimana media sosial berdampak seperti apa kepada Anda tergantung bagaimana Anda menggunakannya.

Tidak semua media sosial harus Anda miliki akunnya. Cukup Anda aktif di media sosial yang memang sering Anda gunakan saja. Untuk apa memasang banyak media sosial di gadget Anda sementara sebenarnya hanya Whatsapp dan Facebook saja yang Anda gunakan?

Mengurangi penggunaan media sosial tidak akan membuat Anda menjadi kurang pergaulan. Ketika Anda mengurangi penggunaan media sosial, akan ada banyak hal lain yang dapat Anda lakukan. Mengunjungi tempat wisata, memasak kue, membaca buku dan lain sebagainya. Bahkan Anda dapat bebas bercerita dengan teman dan keluarga tanpa gadget. Acara berkumpul bersama teman dan keluarga pun jadi lebih bermakna.

Jadi, siapkah Anda mengurangi penggunaan media sosial?

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Maksimalkan Pagi Hari Anda dengan 5 Tips Ini!

Next
Next

Ngapain Sih Posting di Instagram?