Menjadi Teman Bipolar

unsplash-image-I3Y1N_d-kHU.jpg
Aku memiliki banyak masalah dalam hidup. Tetapi, bibirku tidak tahu tentang hal itu. Karena bibirku selalu tersenyum.
— Charlie Chaplin

Tugas manusia diciptakan di dunia ini salah duanya adalah saling tolong menolong dan menyebarkan kebaikan. Menyambung tulisan sebelumnya tentang bipolar, untuk tulisan kali ini akan membahas tentang kiat bagaimana menyikapi orang-orang dengan gangguan bipolar. Bipolar sendiri memiliki pengertian pengertian suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem dan depresi yang parah. Bipolar ditandai dengan siklus episode manik, depresi dan euthymia, menunjukkan fluktuasi energi yang dramatis dalam berperilaku sosial, mood dan fungsi kognitif. Lalu, kita sebagai orang disekitarnya apa yang bisa kita lakukan? Yuk, simak beberapa poin kiat di bawah ini!

  1. Ajak Beraktivitas yang Menyenangkan!

    Jika Anda memiliki hobi atau sesuatu yang sama dengan kenalan Anda yang memiliki bipolar,hal tersebut sangatlah baik. Melakukan aktivitas bersama bisa menjadi sarana untuk mereka dalam menyalurkan energi yang berlebih. Selain itu, momen saat Anda melakukan aktivitas menyenangkan atau hobi bersama bisa menjadi ajang untuk Anda memahami orang dengan gangguan bipolar.

  2. Beri Pujian!

    Yap! Beri pujian kepada mereka setelah melakukan sebuah prestasi. Tentu dengan hal yang sewajarnya, tidak berlebihan. Hal seperti itu juga bisa menjadi bentuk pengakuan atas keberadaan mereka. Merasa dianggap dan dihargai membentuk mereka memiliki self-esteem yang positif sehingga, mereka lebih percaya diri dalam berprestasi.

  3. Berpikir Positif

    Ajak mereka berpikir positif! Jangan biarkan mereka membanjiri diri dengan perasaan bersalah. Jika mereka mengalami kegagalan, bantu mereka untuk melihat sisi positif dari sebuah kegagalan. Jika Anda memiliki seseorang dengan gangguan bipolar dan mengalami kehilangan, berikan pengertian kepada mereka bahwa Tuhan sebenarnya sedang menyiapkan hal yang lebih baik. Seburuk apapun kejadian yang dialami, Tuhan masih menyelipkan kabar gembira.

  4. Arahkan Emosi Keluar

    Bantu mereka untuk bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Jangan biarkan orang dengan gangguan bipolar memendam sendiri apa yang mereka rasakan. Entah itu euforia kebahagiaan ataupun sendu kesedihan. Pancing mereka untuk bercerita tetapi, jangan memaksa.

  5. Sistem Support Terbaik : Keluarga!

    Mungkin beberapa di antara kita mengatakan bahwa, Saya bisa memahami apa yang Anda rasakan atau saya tau apa yang Anda lalui. Sebenarnya, mereka tidak benar-benar mengetahui apa yang orang-orang dengan gangguan bipolar rasakan kecuali jika Anda benar-benar mengalaminya sendiri atau Anda memiliki hubungan yang sangat dekat dengan seseorang yang memiliki bipolar. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Dr. Karen Dineen Wagner mengatakan bahwa persepsi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan bipolar lebih akurat dari yang lainnya. Dr. Karen melakukan penelitian dengan cara menggunakan 3 versi pengisian Mood Disorder Questions (MDQ).

    Versi pertama MDQ diisi oleh orangtua yang memiliki anak dengan gangguan bipolar. Versi kedua MDQ diisi oleh orang dewasa di luar keluarga dan bukan orang yang dekat dengan orang yang memiliki bipolar. Terakhir, versi yang ketiga MDQ diisi oleh orang dewasa yang memiliki hubungan lebih dekat dengan orang yang memiliki bipolar. Hasilnya, MDQ yang diisi oleh orangtua lebih akurat daripada MDQ yang diisi saat versi kedua dan ketiga. Hal itu membuktikan bahwa keluarga, terutama orangtua memiliki peran paling penting dalam menemani orang dengan gangguan bipolar. Dukungan dari keluarga dan pemahaman yang baik dari orangtua dapat membantu orang dengan gangguan bipolar dalam menjalani aktivitasnya.

Salah dua dari tugas manusia dicipta di dunia ini adalah untuk menolong dan menyebarkan kebaikan. Semoga tulisan ini bisa membantu kita lebih memahami orang-orang yang memiliki bipolar. Ayo sebar kebaikan bersama mereka!

—-

Sumber Data Tulisan

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Memahami Lebih Dalam Tentang PTSD

Next
Next

Bipolar: Seseorang yang Sedang Menaiki Roller Coaster