Ngapain Sih Posting di Instagram?

unsplash-image-xv7-GlvBLFw.jpg

Coba tanyakan pada teman, tetangga, atau keluargamu, siapa saja yang memiliki akun Instagram? Sudah berapa lama mereka menggunakannya? Mungkin kamu akan mendengar jawaban bahwa sebagian besar dari mereka memiliki Instagram. Pada awal keberadaannya, Instagram hanya bisa digunakan untuk mengunggah foto dan video berdurasi sangat singkat. Seiring berjalannya waktu, Instagram terus berkembang. Kini para pengguna dapat melakukan lebih banyak hal sesuai keinginan mereka.

Sekarang coba tanyakan pada diri sendiri, apakah semua fitur di Instagram sudah pernah kita gunakan? Jika memang iya, adakah dari kita yang merasa mengunggah momen di Instagram merupakan sebuah dilema?

Pengalaman Pribadi

Beranjak dari pengalaman pribadi, saya pernah merasa dilema untuk mengunggah foto sebuah momen yang berkesan dalam hidup saya. Saya takut dianggap berlebihan, pamer, atau malah memancing iri atau cibiran. Ketakutan ini bukan ketakutan semu karena pernah benar-benar saya alami ketika mengunggah foto. Ada saja pihak yang memberikan komentar negatif dan terkesan mengusik kebahagiaan yang sedang saya bagikan. Contoh kejadian ini barangkali juga pernah pembaca alami. Ketika mengunggah foto kebersamaan dengan teman-teman dekat, ada saja yang menanggapi dengan, “Wah, asyik gak ngajak-ngajak” atau “Iya, terus aja mainnya sama mereka, akunya gak pernah diajak.” atau “Main melulu, kapan belajarnya?” dan komentar sejenisnya yang malah membuat kesal saat dibaca.

Tujuan Mengunggah di Instagram

Jika melihat kejadian seperti itu, coba lihat kembali tujuan sesungguhnya dari seseorang yang mengunggah di media sosial. Ada yang bertujuan sebagai bentuk apresiasi atas pengalaman yang dialami atau berbagi kebaikan serta kesenangan dengan orang lain. Ada juga yang bertujuan sebagai media berbagi informasi atau sekadar mengunggah sesuatu tanpa tujuan tertentu. Setelah selesai mengunggah, ada yang akan terus mengecek unggahannya untuk melihat jumlah love maupun view.

Terlepas dari tujuan menggunggah sesuatu di Instagram, akan timbul berbagai macam reaksi dari followers yang tidak bisa dikontrol. Ada yang merespon baik dan memberi dukungan, ada juga yang memberi respon buruk dengan memberikan komentar negatif. Hal tersebut memang tidak dapat dihindari karena berbagi di media sosial, termasuk Instagram, memiliki keunikan. Keunikannya karena para pengguna tidak bisa mengetahui siapa saja yang merasa diuntungkan dengan konten yang dibagi.

Berbagi foto maupun video di media sosial seperti Instagram memang merupakan tindakan sukarela. Tidak ada paksaan maupun tekanan yang mewajibkan seseorang untuk mengunggah sesuatu. Dengan demikian, tindakan berbagi di media sosial memiliki prinsip yang sama dengan dunia nyata meskipun terjadi di dunia maya. Prinsipnya adalah penerima dapat memperoleh keuntungan dari yang membagikan informasi.

Post yang dianggap terlalu berlebihan (post secara berulang dengan tema yang sama atau hal yang terlihat eksklusif dan mahal) malah memberi kesan negatif. Bukannya dilihat sebagai hal yang bermanfaat atas apa yang dibagi, tetapi dilihat sebagai bentuk pamer atau mencari perhatian akan hal baik yang sedang dialami.

Oleh karena itu, kita sebagai pengguna harus selalu bijak dalam berbagi foto maupun video di media sosial. Tujuan baik kita berbagi belum tentu dianggap baik oleh yang melihat. Namun demikian, berbagi di media sosial bukan sebuah kesalahan. Pada akhirnya, semua tergantung sudut pandang pihak pemberi maupun penerima informasi.

Zahrah Nabila

a psychology student who is still learning and should treat herself first, before treat others

Previous
Previous

Mengurangi Penggunaan Media Sosial? Mengapa?

Next
Next

Ed Sheeran dan Dunia Tanpa Media Sosial