Berganti-Ganti Pacar Sebagai Topeng Kerapuhan Diri

Tak sedikit yang beranggapan orang yang sering berganti pacar adalah orang yang percaya diri. Biasanya kita berpikir bahwa mereka merasa dirinya menarik dan punya kemampuan untuk jadi magnet bagi lawan jenis. Sebagian dari mereka diberi label player, dan beberapa di antara mereka memang player. Akan tetapi, ada sebagian lainnya yang bukan player. Justru mereka adalah orang-orang yang rapuh dan tidak percaya diri. Berganti-ganti pacar merupakan cara untuk menutupi kerapuhan itu dan merasa lebih baik.

Merasa Kurang Berharga

Kita pernah berpikir, “Wah, dia ganti pacar terus. Pasti karena dia percaya diri makanya berani deketin banyak orang.”

Pikiran tersebut tidak sepenuhnya benar.

Punya pacar baru dapat meningkatkan harga diri (self-esteem). Mencari pacar baru dilakukan untuk meningkatkan harga diri bagi orang yang memiliki harga diri rendah. Seseorang akan selalu merasa ada yang kurang jika memiliki harga diri rendah. Perasaan kurang tersebut mendorong seseorang untuk terus menerus mencari validasi dari orang lain. Berganti-ganti pacar adalah salah satu cara yang dianggap mampu memvalidasi kemampuan diri.

Sebaliknya, ketika hubungan kandas, harga diri akan jatuh. Mencari pacar baru merupakan usaha untuk kembali menaikkan harga diri. Hubungan romantis membuat seseorang merasa cukup layak dan patut untuk mendampingi orang lain. Memiliki seseorang yang dapat menerima apa adanya juga menjadi salah satu hal yang membuat seseorang merasa harga dirinya naik.

Selalu Merasa Insecure

Kelekatan adalah ikatan emosional mendalam yang terbentuk antara dua orang. Kelekatan akan mulai terbentuk saat bayi, dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seseorang. Terdapat beberapa tipe kelekatan, dua di antaranya adalah kelekatan anxious dan avoidant.

Seseorang yang memiliki kelekatan anxious maupun avoidant, akan mengalami banyak masalah di dalam hubungan romantisnya. Jika seseorang memiliki kelekatan anxious, ia akan sulit percaya, mudah curiga, namun lekat (clingy) di waktu bersamaan. Jika seseorang memiliki kelekatan avoidant, ia akan sulit berkomitmen karena takut pacarnya akan terlalu lekat padanya. Keduanya akan mudah berganti pacar. Seseorang yang memiliki kelekatan anxious akan berganti-ganti pacar karena ketika hubungannya berakhir, ia akan kehilangan tempat bergantung dan merasa butuh segera mencari pengganti. Sementara itu seseorang yang memiliki kelekatan avoidant akan berganti-ganti pacar karena tidak ingin “kemandiriannya” direnggut pacarnya, dan terus mencari hubungan yang minim komitmen.

Kekurangan Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang

Beberapa orang kekurangan kasih sayang (afeksi) dari orang tuanya sehingga mencarinya pada sosok lain, termasuk pacar. Manusia memiliki kebutuhan untuk dicintai dan merasa dimiliki, yang berperan besar dalam menentukan kehidupan sosial manusia. Salah satunya mencegah rasa kesepian. Pemenuhan kebutuhan kasih sayang dapat membuat seseorang merasa tidak sendirian dalam menghadapi hidup. Sejak bayi, seseorang akan mengharapkan pemenuhan kebutuhan ini dari orang tua sebagai sumber utama.

Ketika seseorang merasa kebutuhan dicintai dan dimiliki tidak terpenuhi oleh orang tua, maka ia akan mencari sumber lain. Mencari pacar adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan itu dan akan hilang kembali ketika hubungan berakhir. Seseorang kemudian akan kembali mencari pacar demi mendapatkan sumber kebutuhan yang baru.

Sering Dibandingkan Oleh Orang Tua

Orang tua adalah orang yang diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri kepada anak. Akan tetapi, sebagian orang tua justru membanding-bandingkan anaknya dengan saudara kandung atau orang lain, yang tanpa sadar membuat anak merasa rendah diri. Perbandingan fisik adalah salah satu contoh perbandingan tersebut.

Kalimat-kalimat seperti “Kamu sih pendek, coba tinggi kayak kakakmu kan lebih enak dilihat.” seringkali terlontar dari mulut orang tua. Padahal, pertumbuhan fisik merupakan sesuatu yang sulit direncanakan. Belum lagi anak tidak pernah bisa memilih berapa tinggi badannya, seperti apa warna kulitnya, atau secantik/setampan apa wajahnya. Perbandingan membuat anak tumbuh menjadi orang yang selalu merasa kurang. Ingin berkompetisi namun merasa tidak mampu di saat bersamaan. Anak terus-terusan merasa butuh pengakuan dan berganti-ganti pacar dijadikan salah satu cara untuk merasa lebih menarik dan diinginkan.

Keinginan untuk Lepas dari Kekangan dan Kontrol

Beberapa orang berganti-ganti pacar karena merasa dikekang dan ingin melepaskan diri dari kontrol orang lain. Contohnya seorang remaja yang masuk ke sekolah khusus perempuan atau laki-laki yang tidak memperbolehkan untuk berpacaran. Remaja yang masih ingin mencoba berbagai hal baru beranggapan aturan tersebut merampas kebebasannya. Lalu, ia justru mencoba lepas dari kekangan dan aturan dengan cara mencari pacar.

Dengan melawan aturan dan melepaskan diri dari kekangan, seseorang akan memperoleh kepuasan tersendiri. Ia puas karena bisa melakukan sesuatu yang selama ini ingin dilakukan tapi terhalang aturan. Masalah baru akan terjadi ketika hubungan yang dijalani berakhir. Ia akan merasa kehilangan cara untuk melepaskan diri dari kontrol tersebut, dan kembali mencari pacar baru.

Atau, Mencari Sesuatu yang Bisa Dikontrol

Tak hanya ingin lepas dari kontrol diri, terkadang berganti-ganti pacar dilakukan karena seseorang ingin mencari sesuatu yang bisa dikontrol. Seseorang ingin memiliki hubungan yang bisa diatur sedemikian rupa sebagai pengganti hidupnya yang tidak bisa ia kontrol sendiri, misalnya karena aturan orang tua. Ia mengontrol hubungannya dengan memolesnya seindah mungkin. Lama kelamaan, orang tersebut lupa bahwa hubungan romantis adalah pekerjaan dua orang, sehingga terjadi konflik dan hubungan berakhir. Namun, keinginan untuk memiliki sesuatu, atau malah seseorang yang bisa dikontrol membuat orang tersebut kembali mencari pacar yang baru.

Keinginan untuk Menciptakan Hidup yang Sempurna

Alasan ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan media saat ini. Mudahnya paparan media berperan pada pembentukan opini tentang hidup yang sempurna. Seseorang akan mudah membandingkan kehidupannya dengan orang lain, termasuk membandingkan pacar. Gambaran tentang kesempurnaan membuat seseorang kurang menghargai apa yang sudah dimiliki. Tak jarang pula seseorang tidak pernah puas dengan karakter pacar yang sudah dimiliki, sehingga akan terus mencari yang lebih baik dan berganti-ganti pacar.

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalam benak dan batin orang yang sering berganti pacar, tapi setidaknya kita bisa mencoba lebih memahami mereka. Kita selalu menikmati sisi terang yang sama pada rembulan, tapi tidak pernah tahu seberapa gelap sisi yang tersembunyi. Di depan orang banyak, kita selalu melihat mereka sebagai orang yang percaya diri untuk selalu berganti-ganti pacar. Namun mungkin saja, mereka rapuh di dalam sana. Sepertinya akan lebih bijak jika kita tidak menghakimi mereka dengan berbagai label negatif, melainkan mencoba mengajak mereka duduk bersama dan bercerita.

Let others know the importance of mental health !

Ayu Yustitia

Psychology graduate. When she’s not busy writing about how to understand mind and soul, she reviews makeup and skincare at senandikaayu.wordpress.com

Previous
Previous

Ekstrover dengan Social Anxiety Disorder

Next
Next

Musik, Emosi Manusia dan Alunan yang Menyembuhkan