CURHAT: Saya Sering Merasa Cemas dan Panik Saat Sedang Bekerja

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya ingin bercerita tentang masalah saya yang sering cemas saat saya sedang bekerja. Saya sering kali merasa sangat ketakutan terhadap apa yang sudah saya kerjakan atau katakan kepada orang lain. Dalam beberapa kesempatan, saya merasa sangat cemas sehingga seringkali membuat perut saya sakit. Saya juga pernah panik saat bertemu dengan orang yang menyaksikan saya melakukan kesalahan. Saya tiba-tiba berkeringat dan kaki saya tiba-tiba lemas. Hal ini sudah terjadi sebanyak 2 kali. Saya bingung dengan apa yang menyebabkan hal ini terjadi pada saya. Awalnya kecemasan yang saya rasakan biasa saja, tapi setelah saya pindah kerja dan bertemu dengan orang baru, kecemasan ini semakin menguat hingga saya pernah tidak tidur sama sekali dalam semalam meskipun sudah berusaha memejamkan mata. Hal yang ingin saya tanyakan adalah sebenarnya apa yang terjadi pada diri saya? Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk mengatasi kecemasan yang saya rasakan? Terimakasih atas perhatiannya.

Gambaran: Perempuan, 24 Tahun, Pegawai Swasta.


Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaanmu untuk bercerita di Pijar Psikologi. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga pada saat menerima pesan balasan ini, perasaanmu jauh membaik ya. Dari cerita yang kamu sampaikan, nampaknya kecemasan yang kamu miliki mulai semakin meningkat hari demi hari. Peningkatan tersebut membuatmu mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, khususnya aktivitas ketika bekerja. Kecemasan yang dirasakan membuatmu tidak nyaman ketika berinteraksi atau mengerjakan tugas-tugas selama di kantor. Ada kekhawatiran bila kamu membuat kesalahan baru dan tidak dapat menunjukkan performa yang baik selama bekerja, rekan kantormu akan membicarakan atau memberikan pendapat tentangmu yang tidak enak didengar. Rasanya tidak menyenangkan sekali ya.

Kami ingin mengapresiasi usahamu untuk mau menceritakan kondisi yang sedang mengganggu dirimu saat ini. Kamu juga memiliki keinginan untuk terus belajar dan memahami diri sendiri guna mengembangkan pribadi menjadi lebih baik. Kondisi yang kamu alami sangat bisa dipahami. Pada saat bekerja di tempat baru dan bertemu dengan rekan kerja baru membuat kita berusaha melakukan segala halnya dengan sempurna, tanpa kesalahan. Maka, ketika kita membuat kesalahan, kita cenderung lebih berhati-hati ketika menunjukkan sikap dan perilaku. Pada saat kita membuat suatu kesalahan, tidak jarang kita secara otomatis berpikiran negatif terhadap perbuatan yang kita lakukan. Kita menilai dan menghakimi diri sendiri. Pikiran tersebut membuat kita memunculkan rasa cemas dan panik ketika menghadapi situasi yang mirip di masa lalu, sehingga tubuh kita memberikan respon, seperti perut sakit, mulas, berkeringat, kaki lemas dan perilaku yang ingin kita lakukan ialah segera lari atau keluar dari situasi tersebut atau kesulitan untuk tidur atau kesulitan menutup mata. Kondisi ini menunjukkan bahwa apa yang kita pikirkan sangat memengaruhi perasaan yang dirasakan, kemudian tubuh memberikan respon dan memengaruhi perilaku yang akan kita tunjukkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, lalu bagaimana cara mengatasi rasa cemas yang timbul?

Berikut kami paparkan langkah-langkah yang dapat kamu lakukan sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi rasa cemas yang hadir. Berdasarkan cerita yang kamu paparkan, dirimu sebelumnya sudah pernah bekerja di tempat yang berbeda dan sudah menyelesaikan perkuliahan. Dari situasi sebelumnya, mungkin ada beberapa situasi yang membuatmu merasa cemas pada saat itu dan kamu mampu mengatasi rasa cemas tersebut. Sekarang, kamu bisa membuat daftar bagaimana caramu mengatasi kecemasan yang muncul. Dari daftar yang dibuat, kamu dapat memilih kira-kira cara mana yang mungkin cocok dan dapat dilakukan di lingkungan saat ini, kemudian kamu coba terapkan di lingkungan kerjamu saat ini. Ketika kamu merasa tidak ada cara yang pernah dilakukan sesuai dengan kondisi di lingkunganmu saat ini, kamu bisa mencoba mencari bukti yang mendukung pikiran negatif yang dimiliki. Apabila tidak menemukan bukti atau bukti tersebut tidak kuat, maka kamu dapat menciptakan pemikiran baru dan realistis, misalnya “Kesalahan yang aku buat memberikan aku pembelajaran baru yang lebih positif, tidak apa-apa, perlahan-lahan aku akan bisa mengatasi situasi ini”. Pemikiran baru dan realistis tersebut dapat disesuaikan kembali dengan situasimu atau dibuat dengan berbagai versi, karena kamu akan mengucapkan pemikiran tersebut sebagai afirmasi positif ketika rasa cemas kembali muncul. Kamu dapat menuliskan daftar pemikiran baru dan realistis yang telah kamu ciptakan.

Tujuan dibuatnya pemikiran baru tersebut yaitu membantumu dalam mematahkan pikiran negatif yang tidak memiliki bukti yang kuat. Selain itu, kamu juga dapat melakukan meditasi mindfulness. Meditasi mindfulness ini berfokuspada ritme napas masuk dan keluar. Meditasi ini dapat membantumu lebih rileks dan tenang sebelum tidur. Berikut ini beberapa link terkait meditasi mindfulness:

  • Napas 478:

  • Mindful in Minutes:

Mengatasi kecemasan tidak dapat dilakukan dengan instan, karena proses ini membutuhkan waktu. Mungkin nanti ada hari dimana kamu merasa mampu mengatasi kecemasan, mungkin hari lainnya sebaliknya. Tidak apa-apa. Di sini dengan keinginanmu untuk terus belajar dan memahami diri sendiri dapat menjadi penguat diri selama proses ini berlangsung. Apabila selama proses mengatasi kecemasan ini, kamu mengalami kesulitan atau membutuhkan konsultasi dengan bertatap muka bersama profesional. kamu dapat menemui psikolog di:

  • Siloam Hospitals Lippo Village (021-80646900)

  • Experiencing Life

  • Foundation (ELF) (0821-11933409).

Semoga setelah membaca ini, kamu dapat memperoleh penguatan dan pencerahan dalam menghadapi kondisi yang kamu alami saat ini ya.

Terima kasih telah berbagi,

Salam

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Mengapa Kita Mudah Memberi Stigma Terhadap Seseorang dengan Penyakit Menular?

Next
Next

CURHAT: Luka Batin Saya Kembali Menganga dan Membuat Saya Kerap Melukai Diri Sendiri