Happiness for Sale: Materi Bukanlah Penentu Utama Kebahagiaan

happiness for sale.jpg

Bagi setiap orang, ukuran kebahagiaan yang mereka miliki pastilah berbeda. Sebagian orang menganggap materi menjadi penentu utama kebahagiaan. Sementara sebagian yang lain tidak menganggapnya demikian. Seperti yang diceritakan dalam film Happiness for Sale ini, ternyata kebahagiaan tidak semata diukur dari materi.

          Happiness for Sale, bercerita tentang hubungan Mi Na (Choi Kang-hee )dan sang ayah (Joo Jin-Mo) yang terjalin dengan kurang baik. Sewaktu kecil Mi Na sering diejek “keripik jagung” oleh teman-temannya karena sang ayah menjual makanan keripik jagung di toko alat tulisnya. Akibatnya, Mi Na sering merasa kesal dan perlahan membuatnya membenci sang ayah. Rasa kesal dan bencinya itu pun membuat Mi Na ingin merantau ke Seoul.

Setelah dewasa Mi Na bekerja sebagai seorang pemungut pajak. Suatu ketika Mina ditugaskan untuk menagih pajak dari seorang pejabat. Namun sayang, pejabat tersebut tidak mau membayar pajak, dia malah mengguyur air satu ember ke tubuh Mi Na. Tak pelak hal ini membuat Mi Na geram dan memutuskan untuk menabrak mobil pejabat itu. Akibat perbuatannya itu, Mi Na harus rela di-skors selama dua bulan karena dianggap melakukan percobaan pembunuhan. Mi Na pun kalang kabut karena harus mencari penghasilan sementara untuk membiayai pengobatan sang ayah.

Masa skors itu pun dimanfaatkan Mi Na untuk kembali ke kampung halamannya di Muju. Sesampainya di sana, Mina mendatangi agen penjualan toko dan rumah untuk menjual toko alat tulis milik sang ayah. Semenjak itu toko alat tulis milik sang ayah kembali dibuka karena akan menjadi penilaian bagi calon pembeli toko itu. Anak-anak yang bersekolah di seberang toko pun kembali berdatangan ke tokonya. Walau awalnya Mi Na tampak tidak acuh pada anak-anak, tetapi lama-kelamaan dia mulai menyukai anak-anak. Perlahan sifatnya mulai melunak, bukan hanya terhadap anak-anak tetapi juga dengan sang ayah. Selain itu dibukanya kembali toko milik sang ayah itu membuat Mi Na dipertemukan kembali Mi Na dengan sahabat masa kecilnya. Mi Na menemukan kebahagiaan yang luar biasa namun sederhana melalui toko kecil itu.

Film Happiness for Sale ini memuat banyak pesan moral yang sangat cocok ditonton oleh berbagai kalangan. Film ini bukan hanya bercerita mengenai hubungan anak dengan orangtuanya, tetapi juga hubungan anak dengan teman sebaya. Film ini mengajarkan bahwa materi bukanlah penentu utama kebahagiaan. Mi Na yang tadinya membuka kembali toko karena ingin menjualnya untuk mendapatkan uang pun perlahan mulai menemukan arti kebahagiaannya sendiri.

Dalam film ini terlihat sekali bahwa kebahagiaan itu dapat ditentukan oleh banyak hal.  Bahkan saat sang anak tanpa sadar menyakiti hati orangtua,  sang orangtua tetap merasa bahagia melihat anaknya tumbuh dan mengembangkan diri. Dari sisi persahabatan, film ini memperlihatkan bahwa bullying kerap kali terjadi di antara teman sebaya. Seseorang sering di-bully ataupun diejek karena dia memiliki kelemahan atau melakukan kesalahan tertentu. Tanpa disadari hal ini membuat korban bullying tidak merasakan kebahagiaan dan potensinya pun tidak berkembang. Film ini mengajarkan bahwa kita tidak boleh terlalu gampang menjauhi seseorang karena kelemahan atau kesalahan tertentu. Kita pun harus melihat sisi positifnya. Selain itu, film ini juga menyampaikan betapa pentingnya sebuah dukungan yang diberikan seorang teman untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan kebahagiaan dalam dirinya.

Kebahagiaan memang tidak melulu berasal dari materi. Tapi lebih dari itu, bersama dengan orang-orang yang kita sayang, orang-orang yang ada di sekitar kita ternyata mampu membuat kita bahagia. Jadi, jangan sia-siakan orang-orang yang kalian sayang, yang senantiasa berada di sekitar kalian.


Informasi Film

Judul Film: Happiness for Sale

Pemain: Choi Kang-hee, Joo Jin-Mo, Bong Tae-gyu

Rilis: 16 Mei 2013

Produksi: Lotte Entertainment

Durasi: 1 jam 46 menit

Sutradara: Jeong Ik-Hwan

By: Apristiana Dian Fikroti

Featured Image Credit: http://static.askkpop.com/images/upload/9/dongie/2013/05/23/video-for-the-Korean-movie-Happiness-for-Sale.jpg

Apriastiana Dian Fikroti

Introvert, penyuka warna biru, ailuropbilia, penikmat kata dan kopi.

Previous
Previous

Call for Journalist Pijar – Stage 1 Result

Next
Next

Evolution CIMSA UGM 2016: Evolving Adolescence Improving Nations