LIPUTAN: Bertumbuh Setelah Patah Hati

Liputan 4.jfif

“Bertumbuh itu memilih untuk pulih. Memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa,” tegas Maria Ratih Maharani, M.Psi., Psikolog, pemateri Kelas Pijar ke 5. Kelas bertema “Perempuan dan Hati yang Bertumbuh” ini merupakan lanjutan dari kelas pertama Pijar yang membahas tentang perempuan dan patah hati. Acara yang berlangsung pada Sabtu (21/4) ini bertempat di Sinergi Cowork & Network Space, Yogyakarta.

Ratih menerangkan, kekecewaan yang terjadi dalam patah hati sebenarnya karena adanya harapan lebih. Namun demikian, sangat sulit untuk mengakui bahwa hal yang menyakitkan adalah harapan diri sendiri. “Cinta itu memberi, tapi overlap dengan harapan. Kalau apa yang kita harapkan tidak terjadi, seringkali yang disalahkan cintanya,” ujar Ratih.

Ratih menjelaskan, bertumbuh adalah hasil dari perjalanan melalui rasa patah hati. Salah satu hal yang menjadi hambatan untuk bertumbuh adalah ketika kita membandingkan proses kita dengan orang lain. “Akan makin rumit kalau kita misalnya berpikir, mengapa mantan sudah move on, mengapa dia sudah kelihatan bahagia sementara saya belum,” tuturnya.

Bertumbuh dimulai dengan memaafkan dan melepaskan beban yang ada. Ratih menerangkan, memaafkan diri sendiri merupakan proses awal yang penting. “Kalau belum bisa memaafkan diri, kita cenderung lebih sulit menoleransi kesalahan dan memaafkan orang lain,” ujarnya. Proses memaafkan perlu disertai dengan kemauan dan kesiapan. Selain itu, dalam proses memaafkan, seseorang perlu berhenti memberi penilaian negatif terhadap diri dan masalahnya sendiri. “Kita tetap punya hak untuk memaafkan,” tambah Ratih.

Tantangan lain dalam memaafkan adalah adanya rasa khawatir dipandang remeh karena mudah memaafkan orang lain. Menanggapi hal tersebut, Ratih mengatakan, kualitas diri pemaaf justru perlu dihargai, sebab memaafkan merupakan proses yang sulit. “Berterimakasihlah jika kita memiliki kualitas itu. Soal penilaian orang lain, itu bukan hal yang bisa kita kendalikan,” ujar Ratih. Selanjutnya, Ratih memandu peserta untuk menemui potensi dan kekuatan terdalam mereka sebagai modal bertumbuh.

Lili, peserta mengatakan bahwa kelas kali ini membantunya untuk belajar sharing dan mengingatkannya untuk lebih sayang pada diri sendiri. “Mencintai diri sendiri lewat memaafkan itu jadi kesempatan kita buat bertumbuh,” ujarnya. Sementara itu, Dandelion, peserta mengatakan bahwa acara ini memang tidak menjawab masalah secara langsung, tapi membantunya menerima pengalaman yang sudah terjadi. “Relaksasinya sangat membantu menguatkan diriku untuk lebih sabar. Baik sabar terhadap diri sendiri atau situasi saat ini,” terangnya.

Previous
Previous

Mendampingi Mereka yang Terluka

Next
Next

Memahami Rasa di Balik Benci