Mungkinkah Laki-Laki Mengalami Tanda-Tanda Kehamilan

unsplash-image-X3DZ1c7MPa4.jpg

Bagi Anda para laki-laki, mungkin pernah melihat atau merasakan seakan-akan “ngidam” atau menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Misalnya tiba-tiba mual, ingin makan makanan tertentu, atau tiba-tiba emosi menjadi naik turun. Hal ini biasanya dialami oleh laki-laki yang mempunyai pasangan yang sedang hamil. Inilah yang disebut sebagai couvade syndrome.

Menurut beberapa ahli psikologi, couvade syndrome merupakan respons atau imitasi dari seorang lelaki ketika melihat gejala dan reaksi dari kehamilan pasangannya. Ditandai dengan reaksi emosional dan fisik seperti mual di pagi hari, pusing, hilang nafsu makan, dan gangguan pencernaan yang dirasakan lelaki ketika istrinya hamil . Couvade berasal dari bahasa Perancis couver yang bermakna merenung dan berdiam diri. Istilah couvade digunakan pertama kali oleh Edward Burnett Tylor, seorang antropolog. Biasanya, couvade syndrome ini terjadi pada lelaki saat pasangannya berada di usia kehamilan trisemester pertama dan akan berakhir saat anak telah lahir.

Perubahan Fisik dan Emosional

Tanpa disadari, calon ayah sebenarnya mulai merasa cemas dan khawatir ketika mendapat informasi dari dokter bahwa pasangannya positif hamil. Hal ini dikarenakan mulai timbulnya tanggungjawabnya yang bertambah selain kepada pasangannya, namun juga bagi calon buah hatinya. Lelaki dengan couvade syndrome akan mengalami perubahan hormon, penurunan berat badan, sulit tidur, dan muntah di pagi hari. Hormon kortisol yang meningkat dalam tubuh lelaki dengan couvade syndrome akan menyebabkan prolaktin yaitu membesarnya payudara dan menjadi mudah stres.

Selain itu, terjadi fluktuasi suasana hati, kecemasan, dan gangguan memori seperti sulit berkonsentrasi. Menurut Arthur Brennan, seorang dosen di Universitas St. George, London yang telah melakukan penelitian pada 282 calon ayah, dihasilkan bahwa mereka mengalami emosional yang sensitif (seperti mudah marah). Pada penelitian ini, lelaki dengan couvade syndrome juga ditemukan gejala pada fisiknya seperti sakit punggung, kram, dan mengidam.

Memperkuat Hubungan Ayah dengan Anak

Menurut budaya tertentu, couvade syndrome dipercaya sebagai sebuah perlindungan dari ayah untuk anaknya. Lelaki dengan couvade syndrome telah menjauhkan gangguan makhluk jahat dari calon anak. Lelaki dengan couvade syndrome sebagai sosok pengganti yang mendapat perlakuan jahat atau negatif dari makhluk jahat agar calon buah hatinya senantiasa aman. Harapannya, hal ini dapat memperbaiki hubungan baik antara calon ayah dengan buah hatinya setelah dilahirkan.

Apa yang Menyebabkannya?

Kehadiran seorang anak atau bayi yang akan dilahirkan dalam kehidupan sepasang suami dan istri terkadang membuat calon ayah merasa risau. Tentunya dinamika kehidupan rumah tangga akan berbeda dibandingkan sebelum kehadiran seorang anak. Menurut psikoanalisa, couvade syndrome ini bisa terjadi karena lelaki merasa cemburu, iri, khawatir akan pengabaian istri, atau merasa tersaingi dengan calon anaknya perihal kasih sayang yang diberikan oleh istrinya.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Sebagai pasangan yang telah resmi menikah dan sedang dalam waktu penantian kelahiran buah hati, alangkah baiknya untuk menjalin komunikasi dengan baik tentang pengasuhan anak, bahkan sebelum sang anak terlahir di dunia. Hal ini bisa membuat calon ayah maupun calon ibu lebih tenang mempersiapkan peran barunya menjadi sosok orang tua. Selain itu, membicarakan pengasuhan anak selama periode kehamilan juga dapat mendorong calon ayah untuk berperan aktif menjaga pasangannya. Sehingga tidak hanya perempuan saja yang aktif menjaga dirinya selama kehamilan, namun juga ada dukungan dari pasangannya.

Para dokter dan psikolog mengungkapkan bahwa berkomunikasi dengan baik, bermusyawarah tentang pengasuhan anak, dan penentuan sikap menjadi orangtua adalah kunci dari menjalin hubungan pernikahan. Misalnya, perempuan yang sedang hamil ingin lebih diperhatikan karena berat beban dia menanggung risiko seperti perubahan fisik (tubuh tidak semenarik sebelum hamil). Sebagai lelaki juga turut memberi dukungan bahwa perempuannya tetap cantik meski sedang hamil. Lelaki yang turut berperan dalam mempersiapkan kehamilan pasangannya akan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang terjadi dalam couvade syndrome.

Previous
Previous

Hati-Hati dengan Kekerasan Verbal dalam Sebuah Hubungan

Next
Next

CURHAT: Saya Sedang Stres dan Merasa “Berbeda” dari Orang Lain. Bagaimana Saya Bisa Bangkit Lagi?