“Aku memiliki skizofrenia. Tetapi aku bukan skizofrenia. Aku bukan gangguan mentalku. Skizofrenia adalah bagian dari diriku” – Jonathan Harnisch
Gangguan mental dapat terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Keyakinan yang kurang tepat tentang gangguan mental, terutama skizofrenia, telah beredar di masyarakat. Tak jarang bahkan salah satunya mengenai pengobatan yang diyakini mampu menyembuhkan gangguan mental. Coba ingat kembali apa yang kalian ketahui tentang skizofrenia? Apakah kalian yakin jika hal itu adalah sebuah fakta? Yuk kenali beberapa mitos tentang skizofrenia yang berkembang di masyarakat!
-
Skizofrenia tidak dapat ditangani
Orang dengan skizofrenia dapat ditangani dengan berbagai pengobatan dari segi medis, psikologis dan bahkan rehabilitasi1. Namun faktanya, masih banyak yang belum didiagnosis dan bahkan belum ditangani dengan tepat2. Selain itu dukungan keluarga dan lingkungan sekitar juga memiliki andil dalam penanganan orang-orang yang memiliki skizofrenia.
-
Pemasungan adalah “terapi” yang efektif
Orang dengan skizofrenia sering dianggap membahayakan lingkungannya, oleh karena itu beberapa pihak meyakini bahwa pemasungan adalah tindakan yang tepat. Malah, orang yang memiliki skizofrenia diupayakan untuk tidak sendiri, tidak melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan banyak bergaul karena akan membantunya agar tetap dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mandiri3.
-
Bahaya apabila hidup bersama orang dengan skizofrenia
Ada keyakinan dalam masyarakat bahwa berdekatan dengan orang skizofrenia akan menimbulkan bahaya, terlebih apabila tinggal bersama mereka. Berdasar penelitian yang telah dilakukan, mereka hanya akan melakukan kekerasan apabila keamanannya terancam. Kecuali bila memiliki pengalaman kekerasan selama masa kecilnya atau adanya penyalahgunaan zat tertentu4. Jadi, jangan takut untuk berinteraksi dengan mereka, ya.
-
Skizofrenia ditandai adanya halusinasi dan delusi
Salah satu gejala skizofrenia memang adanya halusinasi dan delusi. Tetapi tidak hanya dengan kedua gejala tersebut, seseorang dapat langsung dinyatakan memiliki skizofrenia. Terdapat syarat tertentu hingga diagnosis skizofrenia dapat ditetapkan, seperti apatis, jarang bebicara, dan penarikan diri dari pergaulan sosial dan berbagai gejala lainnya. Terlebih lagi diperlukan penanganan oleh psikolog/psikiater untuk mengidentifikasi gejala yang ada5.
-
Orang dengan skizofrenia tidak dapat melanjutkan hidupnya seperti orang lain
Faktanya, semua orang dapat bekerja dan berkarya, walaupun dia memiliki skizofrenia sekalipun. Bahkan hal itu termasuk dalam bagian rehabilitasi dimana hal itu baik untuk meningkatkan harga dirinya dan kemampuannya berinteraksi dengan masyarakat6.
Setelah mengetahui beberapa mitos diatas, tengok kembali apakah ternyata hal-hal itu yang kalian percayai selama ini? Sebenarnya orang dengan skizofrenia tidak berbeda dengan kita. Jadi, jangan jauhi mereka karena mereka memiliki skizofrenia dan bantulah mereka untuk sembuh, ya!
Sumber Data Tulisan
- 1,3Penelitian oleh Reza Erky Ariananda mengenai Stigma Masyarakat Terhadap Penderita Skizofrenia yang dipublikasikan pada tahun 2015.
- 2Penelitian oleh Weny Lestari1 dan Yurika Fauzia Wardhani yang dipublikasikan melalui Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
- 4Artikel mengenai skizofrenia dapat diakses melalui https://www.livingwithskizofreniauk.org/myths-about-skizofrenia/
- 5Buku saku PPDGJ III
- 6Publikasi yang mengkaji tentang mitos terkait skizofrenia dapat diketahui melalui http://www.csun.edu/afye/documents/Skizofrenia-Myth-Busters-H-Boruck.pdf
Featured image credit: http://www.istockphoto.com/in/photo/skizofrenia-gm505967302-83965377