Anak-anak dengan Autisme pun bisa mandiri!

“Biarkan mereka mewarnai dunia mereka dengan warna yang mereka suka. Hingga suatu hari seluruh dunia akan tahu bahwa mereka-pun mampu.”

          Anak-anak dengan autisme tentu berhak atas masa depan mereka. Tahukah anda? Pendampingan dan dukungan dari orang-orang sekitar ternyata mengambil peran penting untuk membantu mereka merengkuh asa. Namun sayang, dari segi pola pengasuhan, orang tua justru masih sering memberikan banyak pertolongan tanpa memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak. Imbasnya, anak mereka menjadi kurang berkembang dan kurang mandiri. Ya, anak dengan autisme perlu diajarkan untuk mandiri dengan catatan tidak memaksakan kemampuan anak.

         Mengajarkan beberapa hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sebuah langkah awal untuk mencapai sebuah kemandirian. Salah satunya adalah memberi pengertian dan mengajarkan mereka tentang aktivitas buang air besar, buang air kecil, atau mandi. Menyadari pentingnya hal tersebut, beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam kelompok PKM-M Toilet Training menghelat sebuah seminar dengan tajuk “Kita Berbagi, Kita Mandiri”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memantik kemandirian anak dengan autisme, khususnya dalam kegiatan yang berhubungan dengan toilet (buang air besar, buang air kecil, dan mandi).

            Seminar “Kita Berbagi, Kita Mandiri” digelar pada hari Sabtu, 26 April 2014 dan dihadiri oleh 23 orang tua dari anak dengan autisme yang bersekolah di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita. Tak hanya itu, seminar tersebut juga mengundang seorang terapis terapis bernama Rety Thiomina, S.Psi dan seorang guru dari SKA Bina Anggita. Secara umum seminar tersebut mengulas mengenai penanganan serta terapi yang tepat bagi anak dengan autisme. Sementara seminar berlangsung, anak-anak  diajak bermain dan berkegiatan out door oleh beberapa volunteer dari Fakultas Psikologi UGM. Menarik bukan? Yuk kita intip keseruannya!

 

gambar 001.jpg

“Cinta kasih dan kesabaran orang tua yang tiada ujung adalah asupan terbaik bagi anak.”

Gambar 01. Para orang tua sedang mendapatkan penjelasan mengenai pengasuhan dan terapi anak dengan autisme..

gambar 01.jpg

“Semangat  dari orang tua untuk buah hati tak akan bisa terbayar oleh apapun. Semangat itulah yang turut mengantar anak dalam merengkuh kemandirian.”

Gambar 02. Antusiasme orang tua saat mengikuti seminar.

gambar 02.jpg

“Sungguh Tuhan telah menitipkan berbagai kemampuan dalam diri mereka. Mereka hanya perlu waktu dan dukungan yang senantiasa menyertai.”

Gambar 03. Keceriaan anak-anak dengan autisme saat berusaha memasukkan pensil kedalam botol

gambar 03.jpg

Kemandirian sang buah hati tidak dicapai dengan begitu saja. Kemandirian mengajarkan arti penting sebuah proses dan kesabaran.”

Gambar 04. Ayo kurang sedikit lagi, kalian bisa!

gambar 04.jpg

“Anak-anak dengan autisme memang istimewa. Namun mereka terlahir dengan kesempatan yang sama untuk menjadi individu yang mampu berdikari.”

Gambar  05. Kemudian juga dilanjutkan dengan lomba estafet kelereng

gambar 05.jpg

“Kemandirian adalah buah dari sebuah proses pembelajaran”

Gambar 06. Volunteer mendampingi anak-anak dengan sabar dan penuh perhatian

By: Anggrelika Putri K. dan Annisa Azzahra S.

Image Credit: Dokumentasi PKM-M Toilet Training (Annisa Azzahra S.)

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Kemampuan Luar Biasa di Balik Autisme

Next
Next

Menghadapi Anak dengan Retardasi Mental