Kemampuan Luar Biasa di Balik Autisme

“Hidupku dalam tujuh kata: Tetap lakukan yang terbaik dari diriku, menggambar.”

–  Stephen Wiltshire

Autisme dan Autistic Savant

National Autism Association melakukan riset pada tahun 2010 dan dapat diketahui bahwa sekitar 1 dari 150 anak diperkirakan memiliki gejala autisme.1 Autisme umumnya terkait dengan faktor genetis dan gangguan pada otak. Namun, tahukah anda bahwa 1 dari 10 anak dengan autisme memiliki bakat luar biasa?

Kemampuan luar biasa pada seseorang yang diikuti gangguan mental atau ini dikenal sebagai savant syndrome. 2 Sindrom tersebut cenderung langka. Kata “savant” diambil dari bahasa Perancis, “savoir”  yang artinya “mengetahui”. Savant syndrome dapat ditemui pada pengidap gangguan mental lain, seperti mental retardasi. Namun justru lebih sering dijumpai pada orang dengan autisme. Kemungkinan menemui kemampuan savant pada non-autisme hanya 1%, sedangkan pada pengidap autisme mencapai 10%.3  Pengidap autisme yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu inilah yang disebut dengan autistic savant.

Kemampuan yang dimiliki autistic savant berbeda – beda. Salah satu gambaran mengenai kemampuan mereka dapat dilihat pada film tahun 1988, Rain Man. Film yang dibintangi oleh aktor Tom Cruise dan Dustin Hoffman tersebut, memang merupakan sebuah kisah fiksi. Namun, film ini terinspirasi oleh kisah nyata seorang pria pengidap FG syndrome (kelainan genetis yang mempengaruhi inteligensi, otot, dan bagian tubuh lain) dengan kemampuan memori luar biasa. Ia adalah Kim Peek (1951 – 2009). Dikenal juga sebagai “Megasavant” karena kemampuannya menghafal 6000 buku, dan menguasai 15 mata pelajaran berbeda, mulai dari sejarah, geografi, angka, olahraga hingga musik.4

Menurut seorang ahli bernama Treffert, kemampuan savant dapat dikategorikan menjadi lima, yaitu musik, seni, penghitungan kalender, matematika, dan mekanik atau spasial.5 Selain itu, beberapa kemampuan lain yang lebih jarang dijumpai, seperti kemampuan bahasa, kemampuan sensorik (dalam bau, sentuhan, atau penglihatan) dan pengetahuan luar biasa di bidang tertentu seperti neurofisiologi, statistik atau navigasi. Semua kemampuan ini sangat berhubungan dengan kemampuan memori yang cemerlang. Kali ini kita akan membahas seorang autistic savant yang dikagumi dunia karena kemampuan uniknya.

 

Stephen Wiltshire – The Human Camera

Stephen Wiltshire merupakan seorang seniman yang mampu melukis secara detail pemandangan kota (cityscape).6 Ia lahir di London, Inggris pada 24 April 1974. Saat kecil ia hampir tidak berbicara sama sekali dan seakan tidak memiliki minat berhubungan dengan orang lain. Saat usia tiga tahun, Stephen didiagnosis sebagai autistic. Ia dibesarkan sendiri oleh ibunya, karena sang ayah meninggal saat Stephen berusia tiga tahun. Saat usia lima tahun, Stephen dimasukkan ke sebuah sekolah luar biasa, Queensmill School. Di sana, para gurulah yang menemukan minat khusus Stephen dalam menggambar.7

Kata pertama yang keluar dari mulut Stephen baru terdengar saat ia berada di sekolah. Instruktur di Queensmill School mengambil peralatan gambar Stephen untuk mendorongnya berbicara meminta alat – alat gambarnya kembali. Akhirnya Stephen mengeluarkan kata pertama, yaitu “paper” atau “kertas” dari mulutnya. Setelah proses pembelajaran, Stephen lancar berbicara di usia sembilan tahun.

Minat Stephen dalam menggambar diawali dengan gambar hewan, kemudian berbagai macam bus di London, dan terakhir gedung – gedung kota. Karir Stephen dimulai dari kesadaran guru di sekolah yang kemudian fokus membimbing Stephen untuk terus menggambar. Ia diajak mengikuti beberapa lomba menggambar dan mendapat banyak penghargaan. Media mulai sering meliputnya dan pada usia tujuh tahun ia pertama kali menjual karyanya.

Presiden Royal Academy of Arts London pada masa itu, menyebut Stephen sebagai salah satu seniman cilik terbaik di Inggris. Selanjutnya, Stephen diperkenalkan kepada Margaret Hewson, yang akhirnya menjadi mentor terpercaya bagi Stephen. Karirnya terus meningkat hingga ia mulai melakukan tur ke beberapa negara dan membuat gambar pemandangan kota. Hasil gambar Stephen dibukukan dan dijual bebas. Salah satu buku terlaris karya Stephen berjudul Floating Cities (1991).8

Stephen Wiltshire – Sumber: www.funfactshub.com

Stephen Wiltshire – Sumber: www.funfactshub.com

Kemampuan luar biasa Stephen juga difilmkan dalam sebuah dokumenter dari BBC (British Broadcasting Corporation), salah satu perusahaan penyiaran terbesar dari Inggris. Dokumenter berjudul Fragments of Genius, merekam Stephen yang terbang bersama helikopter di atas kota London. Kemudian, didokumentasikan juga proses Stephen hingga berhasil menggambarkan sekitar 6,5 kilometer area di kota London dengan detail yang sempurna. Pada gambar tersebut dapat terlihat dua belas gedung bersejarah dan dua ratus bangunan lainnya.9 Ia bahkan menggambar jumlah jendela dan pintu dengan sangat tepat sesuai aslinya.

Karya lain yang pernah ia lukiskan antara lain gambaran kota Roma, Frankfurt, Madrid, Dubai, Yerusalem, New York, Sydney, dan Shanghai. Proyek terbesar Stephen dilakukan pada Mei 2005. Ia membuat gambar panorama kota Tokyo dalam sebuah kanvas sepanjang 10 meter dalam tujuh hari. Disusul dengan gambar Pelabuhan Victoria, Hong Kong beserta sekelilingnya. Pada Desember 2005, Stephen mengamati Pelabuhan Victoria dengan helikopter selama 20 menit. Ia kemudian menggambarkannya dalam kanvas berukuran 10 meter selama tujuh hari pengerjaan.

Stephen Wiltshire Mengerjakan Panorama Tokyo – Sumber: www.stephenwiltshire.co.uk

Stephen Wiltshire Mengerjakan Panorama Tokyo – Sumber: www.stephenwiltshire.co.uk

Menurut Stephen, momen yang mengubah hidupnya adalah ketika Chris Marris (gurunya di sekolah) menyadari ketertarikannya dalam hal menggambar. Chris mengajak Stephen berkeliling kota untuk mengamati hal – hal yang membuatnya tertarik. Dari sana ia mendapat semangat dan meneruskan untuk berkarya.10

Stephen terus mendapat berbagai penghargaan dari dunia, salah satunya adalah gelar bangsawan yang diberikan langsung oleh Ratu Elizabeth II atas pengabdiannya dalam dunia seni. Saat ini Stephen tinggal bersama ibunya di London Barat. Tahun 2011 ia juga berhasil membuka galeri pribadi di London yang memamerkan karya – karyanya.

Bakat luar biasa yang ada pada anak dengan autisme mungkin akan terkubur selamanya jika tidak ada figur di sekitar yang membantu menemukannya. Sama halnya seperti Stephen yang menemukan kemampuan dan kecintaannya pada menggambar melalui bantuan guru di sekolah dan para pemerhati. Memberi perhatian dan dukungan pada minat khusus yang dimiliki anak dengan autisme akan membantu mereka menemukan sisi spesial mereka. Mungkin tidak semua anak dengan autisme tergolong sebagai autistic savant, tetapi mereka semua memiliki keindahan dalam diri mereka, tergantung bagaimana anda memandangnya.


Sumber Data Tulisan

1 Santrock, J. W. (2011). Children Development Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill.

2 Happé, F., & Frith, U. (2010). Autism and Talent. New York: Oxford University Press.

3 M. Edelson, Ph.D. Research: Autistic Savants. Diakses dari : http://www.autism.com/understanding_savants, pada 23 Januari 2015.

http://usatoday30.usatoday.com/news/science/2004-11-08-nasa-rain-man_x.htm Diakses pada 23 Januari 2015

Darold A. Treffert. 2009. The savant syndrome: an extraordinary condition. A synopsis: past, present, future. Philos Trans R Soc Lond B Biol Sci. 364. 1351 – 1357.

http://www.neatorama.com/2008/09/05/10-most-fascinating-savants-in-the-world/ Diakses pada 24 Januari 2015.

http://www.stephenwiltshire.co.uk/biography.aspx. Diakses pada 24 Januari 2015.

http://strokesofgeniusinc.org/Stephen%20Wiltshire%20Bio.html. Diakses pada 24 Januari 2015.

http://www.stephenwiltshire.co.uk/biography.aspx Diakses pada 24 Januari 2015.

10 Wawancara dengan Stephen Wiltshire. http://www.independent.co.uk/arts-entertainment/art/features/my-secret-life-stephen-wiltshire-artist-34-1488487.html Diakses pada 24 Januari 2015. Galeri dan karya Stephen Wiltshire dapat dilihat selengkapnya di www.stephenwiltshire.co.uk.

By: Yason Pranata

Image Header Credit: www.sapienplus.com

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Autisme: Malaikat Juga Tahu – Ketulusan Cinta Seorang Autis

Next
Next

Anak-anak dengan Autisme pun bisa mandiri!