“Love” di Instagram: Ketika Kuantitas menjadi Penyebab Kecemasan

“Sist, menurutmu fotoku yang bagus di upload ke instagram yang mana? Yang ini atau yang ini?’’ Kata Dinda, sambil menggeser foto yang tertera di layar hpnya.

“Sama aja ah, semuanya bagus.’’ Kata Sista acuh tak acuh

“Ihh, serius Sist mana nih yang bagus di upload ke instagram…? Yang kira-kira bakal dapet love banyak?’’

Pernahkah Anda mengalami kejadian seperti di atas? Perang batin atau merasa bingung ingin mengunggah foto yang mana ke akun instagram atau facebook? Atau Anda justru memiliki rekan yang seperti itu? Fenomena seperti itu sangat sering ditemukan di sekitar kita dan semakin banyak orang-orang yang mewajarkan fenomena tersebut. Melalui tulisan ini mari kita mengenal orang-orang seperti mereka. Gunakan kata kunci “mungkin” dalam  membaca tulisan kali ini karena pada dasarnya gangguan psikologis menjadi pasti ketika sudah ada minimal 3 gejala dan pernyataan resmi dari psikolog atau psikiater yang memeriksanya. Jika belum melewati itu semua, maka seseorang dilarang menilai seseorang yang lain dengan sebutan “Anda sakit psikologis’’.

Apa yang terjadi?

Bahasan kali ini adalah tentang orang-orang yang menderita kecemasan disebabkan karena mendapatkan sedikit “love’”, artinya orang yang menyukai postingan fotonya sedikit. Kecemasan atau sering disebut juga dengan anxiety merupakan hasil dari sesuatu yang mengancam atau pengalaman emosional. Dalam kasus ini, rasa cemas yang dirasakan orang yang bersangkutan tergolong rasa cemas yang dihasilkan karena sesuatu yang mengancam. Rasa cemas yang dihasilkan karena sesuatu yang mengancam merupakan afek atau perasaan yang tidak menyenangkan. Dapat berupa ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat sesuatu yang mengecewakan serta ancaman terhadap keinginan pribadi1. Orang-orang yang merasa cemas karena mendapatkan kenyataan bahwa yang menyukai postingan fotonya sedikit pada kenyataannya  ingin mendapatkan love/like yang banyak pada foto yang diunggah ke instagram. Situasi seperti itulah yang menimbulkan rasa cemas pada orang-orang yang bersangkutan.

Ada Apa dengan Mereka?

Kecemasan yang dirasakan oleh orang-orang seperti itu tidak begitu saja muncul. Ada berbagai kemungkinan mengapa mereka mengalami kecemasan. Diantaranya kemungkinan penyebabnya karena mereka memiliki self body image rendah atau negatif. Self body image adalah tentang bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri berkaitan dengan kesadaran tentang tubuhnya. Self body image yang rendah atau negatif ditandai dengan seseorang yang merasa tidak puas dengan tubuhnya. Merasa hidungya tidak mancung. Merasa jarinya tidak lentik dan perasaan perasaan tidak puas lainnya. Selain itu, merasa malu dengan berat badannya juga menjadi tanda self body image seseorang yang rendah atau negatif2. Orang yang memiliki self body image rendah menganggap bahwa yang foto yang diunggah ke instagram dan mendapatkan love ratusan hingga jutaan adalah foto yang cantik, yang memiliki tubuh yang proporsional, yang memiliki hidung yang mancung dan sebagainya. Akhirnya ketika mereka tidak mendapatkan love/like yang banyak pada foto yang diunggah ke instagram,  mereka merasa bahwa tidak cantik, tidak memiliki tubuh yang proporsional, tidak memiliki hidung yang mancung dan sebagainya.

Jadi dirimu sendiri!

Seperti yang telah dijelaskan pada kutipan di awal artikel ini. Salah satu cara menjadi cantik adalah ketika Anda merasa nyaman menjadi diri Anda sendiri. Tentunya tidak melupakan usaha untuk terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi orang yang disukai oleh lingkungan sekitar jawaban pastinya bukan orang yang harus cantik secara fisik. Melainkan, haruslah cantik secara kepribadian. Bertutur yang sopan, menyayangi sesama dan  menghormati orang-orang disekitar Anda merupakan cara-cara untuk cantik secara kepribadian. Bahkan, ketika Anda mensyukuri segala hal yang Tuhan beri termasuk tubuh yang saat ini Anda gunakan juga menjadi salah satu cara Anda untuk tampil cantik! Benar begitu cantik?

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Agnez Mo: Ayo Jadi Generasi Penuh Kasih!

Next
Next

Hati-hati Berkepribadian Ganda di Dunia Maya