Benarkah Tes Kepribadian Online Bisa Menjadi Cara untuk Mengenali Diri Sendiri?

unsplash-image--2vD8lIhdnw.jpg

Belakangan ini sering kita lihat pertanyaan atau kuis bertebaran di medsos yang mengklaim mampu mengenali atau menebak kepribadian orang yang menjawabnya. Bentuk dan jenis pertanyaannya juga sangat beragam, mulai dari menemukan pola garis tangan, tebak warna, hingga gambar yang pertama kali dilihat dikatakan dapat merefleksikan kepribadian seseorang. Apakah kamu pernah mengikuti salah satunya? Lantas seberapa bisakah kita percaya terhadap hasilnya? Perlu diketahui bahwa ada kemungkinan pertanyaan atau kuis kepribadian yang beredar, dibuat untuk hiburan semata. Ketika kita merasa hasilnya sesuai dengan karakter diri kita, bukan berarti kita langsung meyakini bahwa kuis atau pertanyaan kepribadian tersebuh adalah hal yang ilmiah.

Mengulik Sisi Ilmiah Tes Kepribadian

Terdapat tes kepribadian yang dikembangkan secara ilmiah dengan prosedur terstandar. Tes kepribadian dalam psikologi sendiri pun beragam jenisnya. Dari segi penggunaan, tes kepribadian terbagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian yang dikembangkan untuk riset (seperti yang bisa kamu temui dalam survei) dan tes kepribadian yang dikembangkan untuk pemeriksaan psikologis (misal, seleksi karyawan atau identifikasi masalah kepribadian). Salah satu tes kepribadian yang sering digunakan untuk riset, serta dapat diakses oleh publik International Personality Item Pool (IPIP) dan dapat diisi secara daring. Adapun tes yang digunakan untuk pemeriksaan psikologis dan hanya bisa digunakan di kalangan professional, yaitu NEO Personality Inventory

Perbedaan Kuis Kepribadian dan Tes Kepribadian Ilmiah

Ada dua kriteria yang harus dipenuhi untuk menilai keilmiahan tes psikologi, yaitu: reliabel dan ketepatan. Kriteria reliabel menelaah apakah tes tersebut memiliki hasil yang dapat dipercaya dan diandalkan. Para ilmuwan di bidang pengukuran psikologi sering menjelaskan reliabilitas sebagai konsistensi hasil ukur suatu tes. Sederhananya, suatu tes dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama dengan tingkat kesalahan sekecil mungkin. Konsistensi hasil pengukuran inilah yang membuat suatu tes andal untuk digunakan. Selain reliabel, terdapat pula kriteria ketepatan yang menjelaskan, seberapa tepat alat tes mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, suatu tes dikatakan tepat (valid) apabila tes tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya, tes kepribadian bernama Big Five Inventory (BFI) dirancang untuk mengungkap lima sifat kepribadian (big five traits) yang dipandang universal. Ketika dalam praktik BFI ditemukan juga dapat mengukur hal lain (contohnya inteligensi), maka BFI dianggap tidak valid untuk mengukur sifat kepribadian. Sebagai panduan umum, kita bisa melihat keterangan yang ditulis oleh pengembang alat tes dalam suatu manual atau laporan penelitian, mengenai validitas/ketepatan tes tersebut. Keterangan yang bisa kita temui misalnya, €œtes X telah memenuhi bukti validitas setelah diuji cobakan€.

Memverifikasi Kebenaran Tes

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memverifikasi kebenaran pertanyaan atau kuis kepribadian yang beredar di internet adalah:

  1. Mencari tahu apakah tes tersebut dikembangkan oleh ilmuwan di bidang ilmu psikologi atau tidak. Hal ini untuk mengetahui bahwa ada kriteria yang berbeda dalam membuat alat tes di disiplin ilmu selain psikologi.

  2. Menelusuri lebih lanjut tentang nama alat tes. Seringkali ilmuwan di bidang psikologi memberi nama atau label tersendiri pada tes yang telah mereka kembangkan, misalnya IPIP, BFI.

  3. Mengecek apakah tes tersebut telah melalui rangkaian penelitian, yaitu telah diuji cobakan oleh peneliti di Indonesia. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan:

  • Pertama, mengecek langsung publikasi penelitianyang dapat diakses secara daring. Misalnya, publikasi penelitian tentang uji coba BFI di Indonesia.

  • Kedua, menelusuri informasi dari situs yang mengembangkan alat tes tersebut. Sebagai contoh, Short Dark Triad (SD3) yang mengukur sifat kepribadian gelap (seperti machiavellianism) keterangannya dapat diakses di sini atau alat ukur BFI dapat di akses di sini. Biasanya, pengembang juga menyertakan versi terjemahan ke dalam bahasa lain jika tesnya telah diuji cobakan.

***

Kuis, pertanyaan, maupun tes kepribadian yang tersebar luas di internet memang menarik untuk dicoba. Kita seperti menemukan cara mudah dan cepat untuk mengetahui tipe kepribadian kita sendiri. Hal ini juga dapat menjadi jebakan, seakan kita mudah memercayai label atas pribadi kita sendiri dari hasil tes yang kita peroleh. Padahal, tidak semua tes yang beredar dapat dijamin kebenarannya. Perlahan kita berlatih untuk lebih selektif dalam menggunakan alat tes yang beredar. Dengan mengetahui kebenaran dari alat tes, kita menjadi lebih bijak untuk meyakini hasil tes, yang nantinya juga berpengaruh terhadap diri kita sendiri.

Firdan Achmadan

Firdhan sedang menempuh studi Magister Sains Psikologi Kepribadian di Universitas Indonesia. Firdhan tertarik pada pengukuran kepribadian dan adaptasi alat ukur Big Five. Lebih lanjut, Firdhan dapat dihubungi melalui surel firdhanachmadan@gmail.com

Previous
Previous

Mengapa Virtual Meeting Bisa Menguras Energi?

Next
Next

Bagaimana Menghadapi Trauma pada Anak Korban Kekerasan?