CURHAT: Hidup Saya Penuh Kemelut. Saya Ingin Bisa Kembali Positif dan Percaya Diri

Curhat

Saya adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara. Dari kecil dididik dengan kasar. Dipukul, digampar, pernah sekali waktu saat berusia 16 tahun, saya disiram pakai teh di depan tamu karena sajikan teh dalam keadaan hangat. Kakak yang tua dan saya selalu dibanding-bandingkan oleh Mama dan Papa di depan orang lain baik keluarga maupun tetangga. Kakak juga otoriter, segalanya mau dikuasai dan orang tua tidak pernah mempermasalahkan itu. Saya yang selalu disuruh untuk mengalah.

Kakak saya juga kasar, karena kalaupun bertengkar, ujung-ujungnya adu jotos dan saya selalu kalah. Sudah sekian lama waktu berjalan, sifat kakak saya tidak pernah berubah dan di lingkungan tetangga, orang-orang mulai membandingkan saya dan kakak. Kakak saya juga selalu bercerita tentang dirinya sendiri dan selalu menunjukkan sikap suka perintah di hadapan orang lain. Di lain sisi, saya sudah tidak suci lagi, waktu itu usia saya 18 tahun. Kekasih saya waktu itu memperkosa saya, di luar kendali saya. Saya merasa stres berat, dan saya putuskan untuk berpisah karena masih mengingat Tuhan. Namun dia terus mengikuti saya. Saya selalu memberi jarak agar tidak terulang. Tapi perlahan saya seperti terikat, susah untuk melepaskan. Akhirnya perlahan-lahan dia menghilang, namun kadang sering mengunjungi saya kalau lagi dalam keadaan terpuruk untuk menguatkan.

Namun datang kabar bahwa dia sudah menghamili dan menikahi perempuan lain. Saya berantakan, skripsi saya terbengkalai, saya jadi tidak bersemangat di lingkungan sosial. Berbanding terbalik dengan sikap saya waktu masih gadis. Pelan-pelan saya bangkit dan perlahan mulai membaik namun sekarang perasaan saya sakit, merasa tidak mendapat pengakuan, merasa gugup tiap berbicara dengan orang baru, keringat dingin, seperti sesak nafas, merasa terancam dan tersinggung setiap ada tetangga atau orang baru yang mengajak ngobrol atau sambil bisik-bisik padahal ya belum tentu kan itu membicarakan saya. Saya sering gugup saat bicara dengan segala yang berkaitan dengan tetangga dan lingkungan keluarga. Saya selalu takut salah dan tidak percaya diri serta kurang tegas dalam bersikap.

Saya berharap bisa dibantu untuk diarahkan agar pemikiran dan sikap saya bisa kembali positif dan mudah bersosialisasi dgn percaya diri dan tidak rendah diri sekaligus tegas.

Terima kasih Pijar sudah memberikan wadah untuk meringankan.

Gambaran: Perempuan, 23 tahun, Tidak Bekerja

Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaannya bercerita di Pijar Psikologi

Pasti berat sekali yaa menjalani kehidupan dengan banyak kejadian yang tidak menyenangkan sejak kecil. Bahkan ketika keluarga dan orang terdekat kita sendiri menjadi salah satu penyebab kita mengalami perilaku tidak menyenangkan. Saya membayangkan bagaimana rasanya menjadi kamu, saat kehilangan sosok yang bisa kamu percaya dan andalkan untuk berkeluh kesah, pasti sangat berat. Kamu wanita yang kuat.

Kejadian kurang menyenangkan yang kamu alami berkali-kali ini mungkin yang menjadi penyebab kamu merasa tidak percaya diri, ragu dalam mengambil sikap dan tindakan karena seperti yang kamu bilang kamu takut disalahkan atas perilakumu. Kamu takut mengalami hal yang tidak menyenangkan lagi, sehingga kamu lebih memilih untuk membatasi interaksi sosialmu.

Apa yang lingkunganmu lakukan terhadapmu membuat kamu membentuk penilaian diri yang kurang baik terhadap dirimu. Lingkunganmu terbiasa memandang kamu sebagai sosok yang lemah, salah dan kurang dapat di perhitungkan. Dan karena hal itu telah terjadi sejak kamu kecil, pandangan mereka membentuk kepribadianmu, membentuk caramu memandang dirimu sendiri. Karena itulah kamu menjadi kurang percaya diri.

Mungkin saya belum pernah menjalani kehidupan seberat yang kamu rasakan. Sedikit saran yang bisa kamu coba lakukan, cobalah untuk mengubah caramu memandang dirimu. Yang paling mengerti bagaimana kamu sebenarnya adalah dirimu sendiri. Kamu harus bisa kuat dan percaya pada dirimu sendiri bahwa kamu tidak seperti yang orang-orang katakan tentang kamu. Perlahan coba kenali dirimu. Individu seperti apakah kamu sebenarnya, hanya kamu yang paling memahami. Mungkin kamu bisa mencoba ​menuliskan hal-hal apa yang kamu suka dan yang tidak kamu sukai, kamu senang berada dalam situasi seperti apa dan tidak senang ketika bagaimana. Setelah menuliskan kamu bisa ​membaca ulang apakah kamu benar-benar seperti itu. Dengan melakukan hal itu diharapkan kamu lebih dapat mengenali dirimu sendiri.

Hal lain yang bisa kamu lakukan sebenarnya akan sangat membantu jika kamu bisa pindah untuk sementara waktu dari lingkunganmu dan mencoba untuk mengenal orang-orang lain di luar sana yang mungkin bisa memberi kamu rasa aman dan membuat kamu merasa di percaya. Merasa berhasil ini adalah kunci termudah meningkatkan kepercayaan diri seseorang.

Selain itu juga cobalah untuk ​lebih fokus pada dirimu​. Berusahalah untuk tidak terlalu memperdulikan apa yang akan orang lain pikirkan tentang kamu. Lakukan apa yang menurut kamu benar dan membuatmu senang selama hal itu tidak merugikan orang lain. Memang sulit awalnya untuk membiasakan hal ini, tetapi kamu bisa mencoba dari hal-hal kecil terlebih dahulu misal dengan mengenakan baju yang memang ingin kamu kenakan tanpa memirkan pendapat orang lain tentang penampilanmu. Atau mencoba menyapa orang lain terlebih dahulu tanpa mempedulikan respon yang akan kamu dapatkan.

Semoga balasan singkat ini dapat sedikit membantu yaa. Sekali lagi saya mohon maaf karena kamu harus menunggu sangat lama untuk balasan ceritamu. Tetap semangat dalam memperbaiki diri yaa dan jangan lupa untuk bahagia karena kamu juga berhak merasakannya. Saya dan keluarga Pijar Psikologi selalu mendoakan yag terbaik untukmu.

Salam,

Pijar Psikologi.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Direktori Psikologi: Empty Nest Syndrome

Next
Next

Kesehatan Usus dan Hubungannya dengan Kesehatan Mental