CURHAT : Saya Benci Diri Saya yang Punya Ketakutan Berlebihan

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Sejak awal, saya sudah sadar bahwa saya punya ketakutan dengan orang-orang yang punya posisi di atas saya. Sementara sekarang, dengan kedudukan saya di posisi tertinggi dalam suatu organisasi mahasiswa, hampir setiap waktu saya diharuskan untuk bertemu dengan kepala sekolah atau pejabat tinggi lainnya. Ada beberapa waktu di mana pertemuan tersebut tetap harus dilaksanakan tanpa adanya kesanggupan dan persiapan yang baik dari diri saya. Setiap kali hal itu terjadi, respon pertama yang saya lakukan ketika melihat mereka adalah melarikan diri. Jelas sekali bahwa perilaku saya ini justru akan membuat citra saya semakin buruk dan mengulur waktu pertemuan yang sebelumnya sudah diagendakan. Saya membenci diri saya yang seperti ini. Saya ingin ke depannya bisa menghadapi para petinggi tanpa adanya rasa takut yang berlebih. Apa yang harus saya lakukan untuk bisa mengubahnya?

Gambaran : Laki-laki, 22 Tahun, Pelajar/Mahasiswa.


Jawaban Pijar Psikologi

Halo, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga saat membaca ini perasaanmu dalam keadaan yang jauh lebih baik. Terimakasih sebelumnya, karena telah mempercayakan Pijar Psikologi untuk menjadi tempatmu berbagi cerita.

Setelah membaca tulisanmu, kami marasakan energi positif, di mana kamu mau untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan membuka diri dan berdiskusi bersama Pijar Psikologi. Berdiskusi adalah salah satu cara untuk menemukan ide pemecahan dari suatu masalah (problem solving), bukankah begitu?

Sebelumnya perlu kita pahami bersama, bahwa pikiran, perasaan, dan perilaku itu saling berkaitan. Takut atau cemas yang kamu alami adalah suatu perasaan. Bisa jadi, perasaan ini tidak datang begitu saja. Melainkan sudah ada pemicu sebelumnya. Misalnya, perasaan tersebut sebelumnya dipicu oleh pikiran negatif mengenai respon lingkungan yang belum terjadi sebelum kamu bertemu dengan kepala sekolah/pejabat tinggi lainnya.

Contoh:

“Jangan-jangan nanti saya tidak diterima oleh mereka”,

“Sepertinya kemampuan komunikasi saya masih kurang, sebaiknya saya menghindar saja”, dan lain sebagainya.

Kamu bisa mencoba untuk menemukan pemicunya sendiri. Sehingga, pemicu tersebut nantinya bisa dimodifikasi ataupun diganti dengan pikiran-pikiran yang lebih positif.

Contoh:

“Tidak apa-apa salah, toh mereka tidak akan memakan saya”,

“Tidak ada manusia sempurna, justru itu saya butuh sharing dengan mereka”, dan lain sebagainya.

Hasil yang kita inginkan bersama adalah dengan mencoba menerapkan pikiran positif seperti contoh di atas, apa yang dirasakan menjadi positif, sehingga sikap atau perilaku kita bisa terpengaruh menjadi lebih positif juga.

Selanjutnya, mari kita mencoba bersama-sama untuk mengurangi perasaan negatif yang sedang menguasai diri dengan cara berlatih relaksasi. Langkah yang pertama adalah dengan menarik nafas. Kemudian, tahan dalam hitungan tiga detik dan hembuskan secara perlahan. Lakukan kegiatan ini berulang kali jika kamu merasa sedang mengalami cemas yang berlebihan. Harapannya, dengan pembiasaan kegiatan ini bisa membuatmu menjadi lebih tenang.

Selain itu, kamu boleh sesekali menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan yang disukai. Sepanjang masih bisa disesuaikan dengan waktu dan tidak melanggar nilai moral, tidak ada salahnya untuk melakukan hobi sebagai bentuk coping stres mu. Setelah itu, bersiaplah untuk berkenalan dengan dirimu yang baru.

Perasaan takut yang berlebih yang memunculkan perilaku melarikan diri sudah pasti sangat mengganggu dan membuat kegiatanmu menjadi berantakan. Namun sebenarnya, kamu bisa melihat hal ini sebagai sebuah bagian dari tantangan yang perlu untuk coba dihadapi demi meningkatkan value atau nilai diri. Dengan semakin bertambahnya usia kita, semakin besar pula tantangan yang harus kita hadapi. Untuk itu, melihat kekurangan sebagai sebuah peluang tersendiri bisa membantumu untuk menghadapi tantangan-tantangan lain di kemudian hari.

Demikian yang bisa kami bagikan. Apabila ada kata atau pemahaman yang kurang berkenan mohon dimaafkan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan juga membangkitkan semangat baru untuk menjalani hari-harimu.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Saya Tidak Suka dengan Pekerjaan Saya. Apa yang Sebaiknya Saya Lakukan?

Next
Next

JOKER dan Seberapa Jauh Kita Memahami Manusia