CURHAT : Saya Benci Hidup Saya yang Penuh dengan Kehampaan

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Setidaknya sudah 6 tahun saya merasakan kehampaan ini. Saya merasa kehilangan kontak dengan lingkungan saya dan tidak bergairah sama sekali untuk berkegiatan. Saya merasa semakin jauh tidak hanya dengan keluarga dan teman-teman, tetapi juga dengan Tuhan. Kehadiran saya seakan menjadi beban, baik secara fisik, emosional, maupun finansial bagi orang-orang di sekitar saya. Saya jujur sudah merasa muak dengan kehidupan saya yang seperti ini. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain sosial media, game, menonton drama, dan juga anime. Ini mungkin terjadi karena penelitian saya yang harus berhenti karena topik yang saya ajukan selalu ditolak. Saya menjadi semakin kehilangan kepercayaan diri dan memilih untuk lari dari masalah. Saya yakin ini juga ada hubungannya dengan kehidupan masa kecil saya. Dulu, ayah saya yang sering memukul saya tanpa alasan, juga teman-teman di sekolah selalu mem-bully saya. Sekarang saya merasa sangat lelah harus hidup dengan kekosongan ini. Saya merasa tidak berguna dan sepertinya akan lebih baik untuk segera mengakhiri hidup. Apa yang saya harus lakukan untuk bisa keluar dari keadaan ini?

Gambaran : Laki-laki, 22 Tahun, Pelajar/Mahasiswa


Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih karena telah mempercayakan Pijar Psikologi untuk menjadi tempatmu berbagi cerita. Semoga keadaanmu sudah semakin membaik ya.

Merasakan pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan selama bertahun-tahun, membuatmu terbiasa bertemu dengan emosi marah, sedih, gelisah, cemas dan tertekan. Hampir setiap hari terjebak pada perasaan yang memberatkan, hingga akhirnya kamu sendiri kini tidak lagi bisa mendefiniskannya dan tidak tahu harus berbuat apa. Sudah pasti sangat berat untuk menyimpan semua ini sendirian. Oleh karena itu, keputusanmu untuk mau membuka diri dan bercerita kepada kami adalah langkah yang besar dan pertanda keinginan kuatmu untuk bisa bangkit dari situasi ini. Semoga jawaban kami dapat sedikit membantu meringankan beban di hatimu.

Pengalaman di masa lalu memang seringkali memengaruhi kehidupan kita di masa sekarang. Terlebih jika penyebab terjadinya hal tersebut masih menyisakan berbagai pertanyaan, sehingga berbagai emosi dan pikiran negatif yang lahir dari hal tersebut tidak pernah sepenuhnya bisa dituntaskan. Tanpa sadar, emosi dan pikiran negatif itu mungkin terus ada dan menjadi bagian dari diri kita. Ketika seseorang menghadapi situasi seperti ini, hal pertama dan utama yang harus kita yakini adalah bahwa semua yang telah terjadi di masa lalu bukanlah kondisi yang bisa dikendalikan. Kondisi tersebut terjadi di luar kehendak kita dan tidak ada seorang pun yang menginginkan terjadinya hal tersebut. Oleh karena itu yang dapat kita lakukan adalah menyiapkan segala sesuatu yang berada dalam kendali kita.

Mungkin sekali penyebab kamu terus merasa hampa dan tidak punya gairah hidup selama bertahun-tahun adalah amarahmu di masa lalu yang tak kunjung padam. Mungkin kamu masih terjebak pada rasa sakit itu, terlarut di dalamnya, sehingga kamu tidak sempat melihat bahwa ada kesempatan di masa depan yang dapat menyembuhkannya. Maka dari itu, hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah perlahan memaafkannya. Memaafkan segala hal yang pernah menimpamu, memaafkan hal-hal yang pernah membuatmu merasa sangat terluka dan memaafkan segala reaksi dalam bentuk sikap atau pikiran yang pernah kamu tunjukkan untuk melewati masa-masa itu. Memaafkan bukanlah hal yang instan, namun ketika kamu mulai mau melakukannya maka secara perlahan berbagai emosi dan pikiran negatif yang menempel pada dirimu akan perlahan melunak dan melepaskan dominasinya.

Baca juga : Melihat Kebermanfaatan dalam Memaafkan di sini.

Sebenarnya, keberanianmu untuk mengevaluasi diri terkait hal-hal apa saja yang membuatmu mengalami permasalahan saat ini perlu untuk diapresiasi. Berbagai aspek seperti agama, keluarga, sosial dan akademik memanglah poin yang akan selalu memengaruhi kehidupan kita. Akan tetapi, bukanlah kesempuraan tiap aspek tersebut yang akan membuatmu selalu sehat mental. Ketika membahas tentang hubungan dengan Tuhan, maka tentu hal ini merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan. Ketakwaan kita terhadap Tuhan bukanlah suatu hal yang dapat terjadi akibat paksaan, tetapi merupakan proses belajar yang dilakukan perlahan-lana untuk membuat “kekosongan” yang kamu maksud menjadi keimanan. Kemudian terkait keluarga, yang terpenting dari setiap anak sebenarnya adalah bertanggung jawab atas hal-hal kecil pada dirinya sendiri, seperti bisa bangun pagi dan membereskan ruangannya sendiri. Maka, selalu belajar untuk dapat mempersiapkan diri menjalani kegiatan di pagi hari mungkin bisa menjadi langkah awal untuk menghilangkan beban ekspektasi dari keluarga. Terkait hubungan sosial, hubungan pertemanan memang bukanlah hal instan untuk dibangun dan dipertahankan. Pertemanan adalah sebuah proses. Pertemanan tidak bisa dibangun oleh satu pihak karena hubungan adalah tentang interaksi dari pihak-pihak yang terlibat. Ketika kamu sudah mau menunjukkan interaksi kecil seperti menyapa orang lain dengan senyuman, maka secara perlahan interaksi baru pun akan muncul. Oleh karena itu, semua yang kamu sampaikan sebagai penyebab masalahmu memang adalah hal-hal yang perlu kamu perhatikan, tapi kondisinya tidak seburuk yang kamu bayangkan. Kamu sudah berada dalam proses memperbaikinya dan tinggal bagaimana komitmen untuk melakukannya secara konsisten.

Cara menyelesaikan masalah dengan menghindarinya adalah hal paling instan yang dapat dilakukan. Lari akan memberikan ruang untuk bernafas. Namun, masalah yang sebenarnya tidak pernah tuntas. Pilihanmu kemarin untuk lari adalah sesuatu yang telah terjadi dan saat ini sudah kamu sadari. Oleh karena itu, hari ini dan ke depannya kita mulai untuk pelan-pelan  belajar tidak lari dari keadaan ini. Sebagai langkah awal, yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki masalah akademikmu adalah terbuka dan menceritakannya pada orang yang kamu rasa dapat membantumu. Mungkin dalam hal ini dosen pembimbing akademik yang dapat menjadi solusi. Menyimpannya sendiri akan membuatmu semakin sulit untuk menemukan jalan keluar. Meskipun mungkin terasa sudah terlambat menemui dosen akademik, masih ada kemungkinan bahwa ini dapat menjadi langkah baru yang berarti. Kamu dapat menguatkan diri untuk setidaknya mau bangun pagi dan manyiapkan diri berangkat ke kampus.

Kemudian, secara perlahan beri juga kesempatan dirimu untuk dapat terbuka terkait apa yang kamu rasakan pada siapapun orang yang berharga bagimu. Membagi cerita dan tidak menyimpannya sendiri merupakan salah satu cara untuk melepaskan hal-hal dan emosi yang membebani dirimu. Selain berlatih terbuka pada orang lain, ketika menghadapi situasi yang membuat pikiran mengakhiri hidup muncul dan berbagai emosi negatif menguasai, maka kamu dapat  mengelola  pikiran  dan   perasan   tersebut   dengan   berlatih   melakukan self-talk. Kamu bisa belajar self-talk dengan menyampaikan kalimat seperti, “Semuanya baik-baik saja, aku bisa melewati ini,” atau “Aku dapat aman dan bisa menyelesaikan permasalahan ini”. Berbagai kalimat positif seperti ini dapat menjadi sumber kekuatanmu untuk menghadapi keadaan yang berat.

Baca juga: Self-talk: Seni Berdialog dengan Diri Sendiri di sini.

Selain itu, kamu juga dapat berlatih mengelola perasaan yang memberatkanmu dengan relaksasi pernapasan. Berikut langkah-langkah dari relaksasi pernapasan yang dapat dilakukan:

  1. Letakkan satu tangan di perut dan satu tangan di dada

  2. Tutup mata dan tariklah napas dari hidung dan keluarkan melalui mulut secara perlahan

  3. Rasakan pergerakan tangan yang berada di perut sama cepatnya dengan pergerakan tangan yang berada di dada saat menghirup napas

  4. Lakukan satu hingga dua menit. Bayangkan napas tersebut menyegarkanmu dan abaikan pikiran-pikiran lainnya

  5. Biarkan tubuh merasakan dampak dari pernapasan tersebut

Awalnya mungkin akan terasa biasa saja. Namun, jika kamu rutin melakukannya, secara perlahan kamu akan merasakan efeknya. Relaksasi pernapasan merupakan suatu aktivitas fisik yang dapat mengkondisikan diri agar dapat lebih tenang dan rileks ketika menghadapi suatu kondisi.

Dengan melakukan beberapa perubahan dari dalam diri, mungkin dapat menguatkanmu untuk menjalani hari-hari baik selanjutnya. Kamu juga dapat bertemu dengan psikolog atau psikiater terdekat jika kamu merasa membutuhkan bantuan yang lebih intens lagi. Kamu bisa sekadar mencurahkan gelisahmu atau juga bisa secara rutin mengkonsultasikan keadaanmu.

Kami percaya bahwa setiap individu adalah sosok-sosok yang kuat dan dan terpilih untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka miliki. Begitu pula dengan dirimu. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertaimu.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

7 Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Mengurangi Adiksi Gadget pada Anak

Next
Next

Melihat Kebermanfaatan dalam Memaafkan