CURHAT: Saya Sering Merasa Bahwa Saya Adalah Makhluk yang Paling Menyedihkan di Dunia

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Akhir-akhir ini saya sering berpikir bahwa saya adalah makhluk yang paling menyedihkan di dunia. Bahkan saking menyedihkannya keadaan saya, saya seringkali berkeinginan untuk mati saja. Selain itu, saya merasa perasaan saya lebih tidak normal dibanding sebelumnya. Saya sering tiba-tiba saja merasa emosi hingga saya ingin menangis meraung-raung, tapi saya tahan dan itu membuat saya bisa mengurung diri di kamar sendiri untuk mencoba menghibur diri sendiri.

Semua ini berawal dari hubungan kedua orang tua saya. Sejak kecil, saya tumbuh dengan melihat orang tua saya saling memaki dan menghina, bertengkar dan bahkan saling menghunuskan pisau dapur masing-masing. Namun, akhir-akhir ini ada hal yang semakin membuat saya tertekan. Hal itu adalah tekanan orang tua terutama ibu saya yang mulai menekan saya dalam masalah sekolah dan masa depan saya. Tidak berhenti disitu, saya merasa tekanan datang dari segala arah. Sekolah, rumah, lingkungan dan semuanya.

Akibat peristiwa yang saya alami itu, kini saya menjadi tidak bisa percaya dengan orang lain. Saya semakin sulit untuk memulai komunikasi dan bahkan saya mulai menutup diri dengan orang tua dan keluarga. Saya berharap keadaan saya tidak lagi seperti ini. Saya ingin menjadi orang yang percaya diri untuk bisa berbicara dengan orang lain dan tidak mudah tersinggung dengan lirikan ataupun tanggapan orang lain.

Gambaran: Perempuan, 17 Tahun, Pelajar


Jawaban Pijar Psikologi

Halo, bagaimana perasaanmu hari ini? Semoga saat membaca tulisan ini, kamu sudah merasa lebih tenang. Terima kasih atas kepercayaanmu untuk bercerita di Pijar Psikologi. Terima kasih juga sudah mau menceritakan semua keresahanmu bahkan rahasia terdalammu pada kami. Kami juga berterima kasih atas kemauan dan usahamu untuk memilih bertahan selama ini. Kami membayangkan jika berada dalam posisimu saat ini, semua tampak tidak mudah dan melelahkan.

Kami percaya bahwa makhluk yang menyedihkan di dunia ini adalah mereka yang tidak melakukan usaha apapun untuk mengubah kondisinya sendiri. Kamu bukanlah orang yang seperti itu. Keputusanmu untuk bercerita melalui Pijar Psikologi sebenarnya adalah bukti bahwa kamu ingin memperbaiki kondisi yang sedang kamu hadapi saat ini.

Kita memang tidak bisa memilih dan tidak pernah tahu dalam kondisi dan lingkungan seperti apa kita dibesarkan. Jika boleh memilih, tentu kita ingin memiliki keluarga dan orangtua yang harmonis. Namun, bukan berarti keadaan ini tidak bisa kita ubah. Kamu dapat mengubahnya dengan pilihan-pilihan dalam hidupmu, seperti memilih sekolah yang tepat hingga memilih pergaulan yang positif sehingga kamu tidak selalu terpapar dengan konflik, sebagaimana paparan pertengkaran orangtua di rumah. Bagaimana caranya? Kamu bisa belajar tekun, berusaha mencari informasi dan beasiswa, berdoa serta bersungguh-sungguh melakukan dan meyakini bahwa kamu mampu. Kemudian, kamu juga bisa mencoba membuka diri pada teman-teman baik di sekelilingmu.

Perasaan adalah sebuah fase yang datang dan pergi. Pernahkah kamu merasa sangat senang di pagi hari lalu merasa sedih di siang hari? Tapi setelah pergi tidur, suasana hatimu berubah jadi lebih tenang dan netral? Kami memahami bahwa perasaan negatif seperti sedih, marah, dan takut adalah sesuatu yang tidak menyenangkan untuk dialami. Namun, semakin sering kita berusaha untuk menolak perasaan itu, yang terjadi adalah seperti apa yang kamu alami, yaitu tiba-tiba marah lalu menangis. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Sadari dan terima perasaan apapun yang sedang kamu rasakan. Bagaimana caranya?

Kamu bisa berlatih dengan cara:

  • Siapkan kertas dan alat tulis (pulpen, pensil, atau spidol)

  • Duduk di tempat yang nyaman untukmu

  • Atur napas (tarik napas-hembuskan-lakukan sampai kamu merasa lebih tenang)

  • Tuliskan apapun yang sedang kamu rasakan dan pikirkan di kertas itu. Boleh juga kamu coret-coret atau gambar

  • Ungkapkan apapun sampai kamu merasa lega

  • Setelah itu baca lagi, pahami apa yang sedang kamu rasakan

  • Setelah selesai, ucapkan apa yang sedang kamu rasakan dan terimalah. Kami bisa mencoba mengatakan hal-hal seperti:

“Hari ini aku merasa…. Karena… Tidak apa-apa. Aku menerima perasaan ini, tapi aku tidak akan berlarut-larut dalam perasaan ini. Walaupun aku merasa…. Aku akan tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Semua akan baik-baik saja.”

Kami paham bahwa keadaan yang kita rasakan saat ini terlihat begitu menyedihkan. Kita merasa tidak cukup baik untuk orang-orang di sekitar. Kita membutuhkan orang lain untuk menguatkan, tetapi orang yang kita harapkan tampak tidak peduli. Kenyataannya, kita melupakan seseorang yang sudah selalu ada dalam setiap kondisi yang kita alami, yaitu diri sendiri. Berterima kasihlah kepada dirimu sendiri karena sudah selalu ada dalam setiap situasi yang kamu hadapi saat ini. Kamu bisa mencoba mengatakan pada dirimu:

“Terima kasih ya, diriku. Terima kasih sudah selalu ada dan berusaha untuk bertahan dalam kondisi saat ini.”

Sekarang, apakah kamu masih sering berkeinginan untuk mengakhiri hidup? Apakah kamu juga pernah melakukan tindakan menyakiti diri sendiri? Jika jawaban keduanya adalah “IYA”, kami menyarankan kamu untuk menceritakan kondisi ini pada orang dewasa yang kamu percaya. Bisa kepada guru jika kamu tidak nyaman pada teman orang tua. Tujuannya agar kamu bisa mendapat pengawasan dari sosok yang kamu percaya. Kami menyarankanmu untuk menemui dokter, psikolog, atau psikiater yang berada di dekat tempat tinggalmu. Jika kamu kesulitan menemukannya, kamu bisa coba datang ke dokter umum dengan pendampingan orang dewasa yang kamu percaya.

Tidak apa-apa jika saat ini kamu belum menemukan teman dekat yang dapat kamu percaya sepenuhnya untuk mendengar ceritamu. Selama kamu masih mau mencoba untuk membuka diri dengan datang untuk bermain atau belajar bersama satu-dua orang, itu sudah cukup untuk saat ini. Memang, membangun kepercayaan pada seseorang membutuhkan proses dan waktu, tapi bukan berarti tidak akan bisa.

Berikut ini beberapa artikel dari Pijar Psikologi yang dapat kamu baca sebagai referensi:

  1. Cara mengungkapkan emosi melalui katarsis https://pijarpsikologi.org/salah-satu-cara-mengungkapkan-emosi/

  2. Merangkul emosi negatif https://pijarpsikologi.org/merangkul-emosi-negatif-yang-hadir/

  3. Memahami keinginan bunuh diri lebih dalam https://pijarpsikologi.org/mengenal-lebih-dalam-mengenai-suicidal-thought/

  4. Berbelas kasih kepada diri sendiri https://pijarpsikologi.org/self-compassion-berbelas-kasih-pada-diri-sendiri/

  5. Perjalanan menyembuhkan diri https://pijarpsikologi.org/self-healing-sebuah-perjalanan-menyembuhkan-diri/

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga memberikan perspektif baru untukmu. Tetap semangat!

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Fakta dan Mitos Seputar Anak Adopsi

Next
Next

Hal Berharga yang Saya Dapatkan dari Putus Hubungan