Memahami Kesurupan dari Sudut Pandang Psikologi

unsplash-image-wuo8KnyCm4I.jpg

Kesurupan seringkali dikaitkan dengan adanya pengaruh alam roh ataupun kejadian mistis. Biasanya kesurupan ini juga terjadi di negara atau daerah yang memiliki kepercayaan akan kekuatan gaib, salah satunya di Indonesia. Fenomena kesurupan massal bahkan sudah menjadi hal yang kerap diberitakan oleh televisi maupun media berita online.

Orang yang mengalami kesurupan seringkali merasa bahwa kesurupan yang dialami disebabkan oleh makhluk gaib merasuki dirinya. Hingga saat ini, masyarakat masih mempercayai pemikiran tersebut. Dalam ilmu psikologi kesurupan bisa dibahas secara teoritis dan tidak berkaitan langsung dengan makhluk gaib, melainkan karena kondisi yang dialami oleh diri sendiri.

Kesurupan dari Kacamata Psikologi

Kesurupan dalam ilmu psikologi merupakan gangguan kesadaran yang disebut sebagai Dissociative Identity Disorder atau gangguan identitas disosiatif. Simptom yang ditunjukan adalah adanya perubahan atau kehilangan identitas pribadi dan kehilangan kesadaran akan lingkungannya. Perubahan identitas dan kesadaran ini dibarengi dengan perubahan pada perilaku, memori dan cara berpikir. Individu yang mengalami dissociative identity disorder ini juga mungkin akan mengalami pengalaman “menjadi roh yang keluar dari tubuhnya”, seakan-akan ia bisa melihat tubuhnya dari jauh.

Jenis Kesurupan

Sebelum masuk dalam kajian lebih dalam tentang kesurupan, ada empat jenis kesurupan yang ada di dunia ini yaitu kesurupan relijius, kesurupan budaya, kesurupan kuratif, dan kesurupan patologis. Kesurupan relijius ini berafiliasi dengan praktek agama atau kepercayaan tertentu. Salah satu contohnya adalah glossolalia di dalam agama Kristen-Karismatik, yaitu sebuah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh manusia. Hal ini dipercayai bahwa individu yang kesurupan sedang diilhami oleh Roh Kudus.

Kesurupan budaya terjadi jika ada nilai-nilai kebudayaan dalam pelaksanaannya seperti tarian kuda lumping, kecak, seblang, sintren, dan lain-lain. Biasanya kesurupan ini disebabkan setelah adanya musik dan gerakan atau tarian tertentu. Sedangkan, kesurupan kuratif merupakan teknik memasukkan roh ke dalam tubuh dengan tujuan menyembuhkan suatu penyakit. Kesurupan yang terjadi karena faktor psikologis diri sendiri disebut dengan kesurupan patologis.

Ada Apa Dibalik Kesurupan Patologis?

Ketika seseorang mengalami kesurupan yang sebelumnya dipengaruhi oleh kondisi stres seperti kesedihan, kekecewaan, trauma masa lalu, ataupun masalah-masalah tertentu, ini disebut dengan kesurupan patologis. Mengapa demikian?

Dalam ilmu psikologi, pada beberapa individu dengan kebribadian yang tertutup fenomena stres tersebut seringkali dipendam dan tidak diekspresikan dengan baik. Fenomena stres ini dipendam dan disimpan ke alam bawah sadar otak manusia. Bukannya terlupakan, namun fenomena stres ini akan muncul pada saat-saat tertentu yang dirasa tepat dan menjadi “batas kesabaran” individu.

Biasanya, pada kesurupan patologis, ketika orang tersebut mengalami kesurupan, akan mengutarakan hal-hal yang tidak dapat diutarakan dalam kondisi sadar. Pada beberapa orang, kesurupan ini layaknya ketika kita mengutarakan seluruh perasaan dengan menangis ataupun bercerita kepada orang-orang terpercaya. Namun, pada individu yang memiliki kepribadian tertutup, kesurupan dijadikan teknik paling ampuh untuk mengutarakan apa yang dirasakan karena dirinya menganggap bahwa ketika ia menceritakan permasalahannya dalam kondisi sadar (tidak mengalami kesurupan) akan berdampak buruk bagi dirinya.

Jadi, tidak semua kesurupan bisa menyalahkan para hantu sebagai penyebab utamanya, melainkan bisa terjadi karena diri sendiri juga.

 

—-00—-

Artikel ini adalah sumbang tulisan dari Adebba Ramadhani Noury. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi di sebuah universitas negeri di Semarang. Selama dua tahun terakhir, ia melakukan penelitian penelitian tentang fenomena kesurupan yang seringkali disalahartikan oleh beberapa orang. Salah satu motivasinya adalah ingin memahamkan masyarakat umum bahwa kesurupan tidak perlu ditakuti, karena terkadang, beberapa orang yang mengalami hal tersebut justru membutuhkan bantuan kesehatan mental. Adebba dapat dihubungi di akun Instagram @adebbarn.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Saya Sedang Stres dan Merasa “Berbeda” dari Orang Lain. Bagaimana Saya Bisa Bangkit Lagi?

Next
Next

CURHAT: Saya Merasa Kesepian dan Tidak Diinginkan Keluarga. Hidup Saya Menjadi Negatif dan Berantakan.