Bukan Cinta Romeo dan Juliet

“Cara memahami cinta sejati adalah dengan memahami bahwa ia akan hilang pada suatu hari nanti, dan kita tak harus memiliki,”

-(Gilbert, K. Chesterton)

Sebut saja kisah Romeo dan Juliet, siapa yang tidak kenal kisah mereka? Konon, cerita karya William Shakespeare ini dinisbatkan menjadi kisah cinta paling romantis pada masanya. Bak lebah yang berdengung, kemudian para pujangga pun berlomba-lomba menuliskan berbagai syair cinta. Cinta sering pula digambarkan sebagai kekuatan yang dashyat, bahkan kehebatan cinta ditulis di berbagai drama, novel, kartu ucapan, puisi dan terus laris manis diperbincangkan bak kacang goreng di musim hujan.

Tak heran banyak orang bermimpi memiliki cinta sejati yang romantis dengan bonus pasangan yang rupawan. Padahal, banyak gambaran cinta yang tidak benar-benar sesuai dengan realitas. Berikut beberapa hal yang patut Anda pisahkan antara mitos dan realitas cinta.

Mitos 1. Does opposite attract? Yang berbeda cenderung lebih menarik ?

Banyak orang berpikir, ia akan mencari pasangan yang dapat melengkapi dirinya. Sehingga, ia cenderung mencari orang yang berbeda dengan dirinya. Tak heran banyak yang berpikir bahwa orang cenderung jatuh cinta dengan mereka yang berbeda dengan dirinya?

Manusia memang cenderung ingin mencari orang yang bisa melengkapi kekurangan mereka dan seringkali mencari seseorang yang berbeda. Namun, coba perhatikan lebih seksama, apakah perbedaan itu yang membuat kita benar-benar tertarik dengannya, ataukah sebenarnya ada kesamaan  mendasar yang cenderung membuat kita tertarik dengannya? Seperti visi hidup, cita-cita, hobi atau perspektif yang sama?

Riset membuktikan bahwa kesamaan lebih banyak menjadi faktor penentu. Hubungan yang sehat seringkali didasarkan lebih banyak pada kesamaan yang dimiliki daripada perbedaan. Seperti kuatnya kesamaan visi hidup, cita-cita, kesukaan, hobi, nilai-nilai hidup, dan tujuan.[1] Benarkah kesamaanlah yang menyatukan seseorang? Hal ini coba dibukatikan oleh seorang peneliti yang mengeksplorasi ‘apakah sesuatu yang berbeda akan menarik bagi kita?”. Tidak tanggung-tanggung, ia mencoba menanyakan pertanyaan ini pada berbagai jenis hubungan, seperti  pertemanan, dan suami istri. Selain itu ia juga mencoba mengelompokkan berdasarkan usia, agama, ras, perilaku merokok, level ekonomi, pendidikan, tinggi, kecerdasan, dan penampilan. Hasilnya menakjubkan, kesamaan tetap menjadi indikator utama kenapa mereka memilih teman dan pasangan mereka.[2]

Mitos 2.Konflik menghancurkan hubungan?

Fakta:  Konflik dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar. Sejatinya pertengkaran yang tidak menemukan titik temu lah yang menyebabkan keretakan dalam hubungan. Padahal, konflik dapat menjadi sesuatu yang sangat sehat dan penting dalam menjalin sebuah kerekatan hubungan. Sebab, ia dapat menunjukkan karakter asli seseorang dan jika diselesaikan dengan baik akan membentuk ikatan yang lebih kuat. Selain itu hal-hal yang dapat menghancurkan hubungan bukan konflik semata, cara menghadapi masalah (coping) dapat memicu pertengkaran. Menyelesaikan masalah sendiri seringkali dibagi menjadi dua cara, yaitu, pemecahan berbasis masalah (problem focused coping) atau berbasis emosi (emotion focused coping).  Gunakan kedua cara ini secara proporsional, kapan harus menggunakan emosi dan kapan harus segera menyelesaikan masalah berbasis logika rasional.

Coba lihat pada hubungan Anda, jika hubungan Anda terlihat terlalu damai tanpa terdapat riak-riak konflik sedikitpun, coba tinjau kembali apakah hubungan itu benar-benar sehat?

Mitos 3. Selalu terbayang-bayang wajah orang yang dicintai, apakah itu cinta sejati?

Apakah Anda pernah merasakan jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Apakah Anda selalu terbayang-banyang wajah orang yang Anda sukai? Selalu ingin ngobrol dengannya, ingin menghabiskan waktu bersamanya, Anda menjadi peka dengan kebutuhan-kebutuhan pasangan Anda, dan ingin selalu berbuat yang terbaik untuk pasangan Anda, banhkan Anda tidak sanggup berpisah barang sedetik saja?  Pada hari-hari itu, Anda melihat pasangan Anda begitu istimewa, kehidupan terasa sangat indah dan Anda merasa telah menemukan belahan jiwa Anda?

Apakah itu yang disebut cinta sejati?

Pada faktanya, apa yang Anda alami, panas dingin, berbunga-bunga, berdebar-bedar, jika bertemu dengan orang yang Anda sukai adalah fase pertama dari jatuh cinta. Semua orang yang jatuh cinta secara umum mempunyai reaksi tubuh yang sama, karena mempengaruhi reaksi kimia di dalam bagian otak yang disebut phenylethylamine (PEA).3 Jadi, terlalu tergesa-gesa ketika Anda merasakan merasa terbayang-bayangi dengan orang yang Anda sukai dan menyimpulkannya sebagai cinta sejati. Padahal, itu hanya reaksi alami fase jatuh cinta yang hampir dialami semua orang di dunia ketika jatuh cinta.[3]

Mitos 4. Perempuan menyukai cowok yang dingin?

Seringkali kita jumpai di berbagai sinetron, komik, film, dan novel dimana tokoh utama wanitanya jatuh cinta pada lelaku yang kalem, keren dan cenderung dingin?

Benarkah para wanita senang dengan laki-laki keren dan dingin? Sebenarnya bisa saja hal tersebut terjadi, namun survey yang dilakukan oleh Fletcher (2003) membuktikan bahwa wanita lebih memilih pria yang hangat, mempunyai selera humor, dan membuat mereka nyaman daripada pria yang menarik tetapi dingin.[4] Jadi, coba lihat kriteria laki-laki yang Anda sukai? Apakah ia hangat dan mempunyai selera humor yang baik atau sedingin es di kutub utara?

Mitos 5. Hubungan harmonis karena ada cinta?

Sejatinya, suatu hubungan dapat dipertahankan atau tidak bukan hanya berdasarkan cinta semata. Tetapi, banyak faktor lain yang perlu diperhatikan dan dijaga, seperti keterbukaan, kesetiaan, komitmen, dan kesediaan untuk berkorban.[5] Sehingga, bukanlah suatu hubungan itu hanya terdiri dari gairah yang menggebu-nggebu. Namun, suatu hubungan menjadi lebih awet disebabkan banyak faktor lain yang perlu dipertahankan.


Sumber Data Tulisan

1 Common Myths About Conflict in Relationship. P.2. www.hrmet.org

2 Buss, 1985; Kandel, 1978. Buss, D. M. (1985). Human mate selection. American Scientist, 73, 47-51.

Kandel, D.B. (1978). Similiarity in real-life adolescent friendship pairs. Journal of Personality and Social Psychology, 36, 306-312.

3 Vernon, Ann. (2012). I wil always love you: dispelling marital myths through application of rational-emotive Behavior Therapy. Journal Rational-Emotive Cognitive-Behavior Therapy, 31, 57-66.

4 Fletcher, G.J.O., Tither, J.M., O’loughlin, C., Friesen, M., & Overall, N. (2003). Warm and homely or cold and beautiful? Sex differences in trading off traits in mate selection. Paper presented to the Society for Personality and Social Psychology meeting, Los Angeles.

5 Love, P. (2001). The truth about love: The highs, the lows, and how you can make it last forever. New York: Fireside.

By: FakhirahInayaturobbani

Featured Image Credit: http://7-themes.com/data_images/out/78/7040084-hearts-love.jpg

Fakhirah Inayaturrobbani

Mahasiswa. Penulis. Peneliti. Pecinta hujan

Previous
Previous

Ingin Tahu Jenis-jenis Pengasuhan Orang Tua? Cek Artikel Berikut Ini!

Next
Next

Bromance, Kenapa Nggak?