Memaafkan = Membebaskan

unsplash-image-8sDjcrSwPJQ.jpg

“Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu, tapi akan memperluas masa depan.”

 -Paul Boese

Pernahkah Anda merasa sulit melupakan kenangan masa lalu berkaitan dengan kejadian yang menurut Anda adalah kesalahan Anda? Pernahkah Anda merasa sulit memaafkan orang lain karena hal buruk yang orang itu lakukan? Pernahkah Anda dirundung perasaan bersalah pada diri sendiri atas kejadian yang Anda alami? Adakah hal hal tadi membuat Anda berulang kali mempertanyakan pada diri sendiri tentang apa yang benar dan apa yang salah dari yang Anda alami? Jawaban segala keresahan hati Anda atas hal hal tadi mungkin bisa berkurang ketika Anda mulai memaafkan.

Maaf. Kata yang terdiri dari empat huruf, yang bisa jadi sulit untuk terucap, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Memaafkan adalah sebuah proses atau hasil dari sebuah proses yang berkaitan dengan perubahan emosi dan sikap terhadap orang yang bersalah. Proses ini mengakibatkan motivasi untuk membalas kesalahan atau mempertahankan kerenggangan hubungan terhadap orang yang bersalah menurun tidak peduli apapun yang dulu menjadi kesalahan orang tersebut. Proses ini juga membutuhkan pelepasan emosi negatif terhadap orang yang bersalah itu1.

Dari definisinya sendiri tentu semua dapat memahami bahwa proses memaafkan itu memang bukan sebuah proses yang mudah untuk dilakukan. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi. Misalnya kesalahan yang telah diperbuat, pribadi orang yang berbuat salah, seberapa besar kesalahan yang diperbuat merugikan Anda, dan masih banyak hal lain yang mungkin menjadi pertimbangan Anda ketika Anda berpikir untuk memaafkan orang lain. Tapi di luar itu semua, ada satu hal yang harus dipahami. Semakin lama Anda menahan diri untuk tidak memaafkan orang lain, semakin sulit Anda untuk memaafkan kenangan buruk yang tercipta dari kesalahan orang tersebut.

Kesalahan adalah bagian dari hidup

Situasi dalam hidup memang terkadang penuh dengan hal hal yang salah. Entah itu berasal dari keadaan, orang lain, atau bahkan diri sendiri. Situasi dalam hidup memang tercipta tanpa pernah disangka, termasuk sesempurna apapun Anda merencanakan suatu hal, tetap ada hal salah yang berpotensi terjadi. Intinya, hidup dan kesalahan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kecuali Penciptanya. Dengan demikian, hal yang bisa Anda lakukan adalah memahami bahwa kesalahan tersebut ada sebagai tempat Anda belajar. Tanpa ada kesalahan maka Anda akan sulit memahami apa yang benar. Menerima bahwa memori pahit dan rasa sakit yang timbul dari kesalahan orang lain atau diri sendiri adalah bagian dari pelajaran hidup merupakan langkah awal Anda memaafkan. Kesalahan yang terjadi adalah ruang bagi Anda untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Namun Anda akan tetap sulit mengambil pelajaran dari apa yang terjadi jika Anda belum memaafkan kesalahan tersebut.

Memaafkan itu membebaskan

Sesulit sulitnya Anda memaafkan orang lain, harus dipahami bahwa beban kesalahan itu juga akan Anda bawa sendiri seumur hidup Anda. Terus mengingat ingat kesalahan yang telah dilakukan orang lain kepada Anda sedikit banyak akan membebani pikiran Anda. Hal yang sama terjadi jika kesalahan dilakukan oleh diri Anda sendiri.

Memaafkan kesalahan yang terjadi di masa lalu adalah salah satu cara untuk membebaskan diri Anda. Membebaskan diri dari rasa bersalah, emosi negatif, dan beban pikiran. Proses memaafkan juga bukan membuat Anda menjadi sosok yang lemah. Mahatma Gandhi pernah berkata, “memaafkan adalah jubah seseorang yang kuat.”.

Dengan memaafkan Anda membebaskan diri Anda sendiri. Dengan memaafkan Anda juga menguatkan diri Anda sendiri. Harus diingat, semua hal di dunia ini butuh waktu. Termasuk memaafkan. Jangan harapkan diri Anda bisa cepat memaafkan kesalahan. Jika memang semua bisa segera termaafkan, maka itu adalah hal yang bagus, akan tetapi jika masih sulit, beri diri Anda waktu. Memberi waktu pada diri Anda untuk memaafkan bukan berarti memberi celah pada diri Anda sendiri untuk keinginan tidak akan memaafkan.

Rasa sakit yang timbul akibat kesalahan yang terjadi membuat Anda tidak bisa berpikir jernih. Dan tidak ada pemikiran baik yang timbul dari pikiran yang keruh. Beri diri Anda waktu untuk memahami keadaan dan menetralkan emosi, lalu mulai berpikir tentang pelajaran apa yang bisa Anda petik dari kesalahan yang terjadi. Setelah itu perlahan mulai pupuk rasa untuk memaafkan. Kesalahan adalah tempat kita memperoleh pelajaran hidup, namun tanpa memaafkan, kesalahan itu hanya memberi Anda tempat untuk terus mengutuk hidup Anda sendiri. Mulailah memaafkan. Karena memaafkan adalah cara terbaik menyelesaikan kesalahan.

Sumber Data Tulisan

  1. Definisi diambil dari kumpulan hasil penelitian mengenai forgiveness yang diterbitkan American Psychological Association (APA) dalam kumpulan hasil penelitian berjudul “Forgiveness”, diterbitkan tahun 2006.

Image Featured Credit: www.uucheyenne.org

Koes Ayunda Zikrina Putri

I write and read about psychology but i talk about football (a lot). Sometimes you may hear me on the radio. Enjoying life as Chief Creative Officer Pijar Psikologi.

Previous
Previous

A Reason to Live: Tentang Memaafkan dan Mengikhlaskan

Next
Next

127 Hours : Berjuang Menghadapi Penderitaan Mengandalkan Diri Sendiri