Mempercayakan Kesehatan Mental Murid pada Sekolah?

unsplash-image-GDokEYnOfnE.jpg

“Pendidikan bukan untuk mereformasi siswa atau menghibur mereka atau menjadikannya teknisi ahli. Pendidikan untuk meresahkan pikiran mereka, memperluas cakrawala, mengobarkan aspirasi, dan mengajari mereka untuk berpikir jernih, jika memungkinkan.”
(Robert M. Hutchins)


Tidak hanya di lingkungan keluarga saja seorang anak membutuhkan pelajaran dalam kehidupan. Hal itu yang menjadikan seseorang memperluas pengetahuan mereka melalui sosialisasi dan belajar di luar rumah. Namun, beberapa kejadian yang menyangkut dunia pendidikan masih membawa duka. Tidak jarang kasus kenakalan remaja, bullying, tindakan asusila, bahkan sampai bunuh diri turut mewarnai gambar institusi pendidikan saat ini. Sekolah pun turut andil dalam memberikan bimbingan dan pengawasan pada siswa/siswi-nya. Hal itu karena sekolah merupakan lingkungan kedua yang mempengaruhi perkembangan anak setelah orang tua. Sekolah memiliki peran sangat penting dalam membentuk calon penerus masa depan. Untuk itu, mari kita telusuri bagaimana sekolah menjamin siswa/siswi-nya mendapatkan lingkungan yang sehat, khususnya untuk kesehatan mental mereka.

1. Bimbingan berkualitas dari pihak pengajar.
Melalui pihak pengajar (pimpinan dan para guru) memberikan bimbingan tentang keterampilan-keterampilan sosial (social skills), mengajarkan tentang hidup demokratis dan berteman secara sehat. Sebagian siswa bahkan mungkin belum memiliki konsep jelas tentang peranan sosial pria atau wanita dalam lingkungan masyarakat. Siswa pun butuh mengetahui bagaimana mereka menempatkan diri dalam lingkungan sosial.

2. Kerja sama dari pihak pengajar
Peran guru adalah sebagai pengganti orang tua di sekolah. Mereka memegang sebagian besar tanggung jawab dalam mendidik siswa/siswi. Dalam membentuk sebuah kondisi mental yang baik bagi siswa, kerja sama dari pihak pengajar sangat diperlukan. Guru yang sering memberikan ancaman, hinaan, ataupun pendapat-pendapat yang menjatuhkan tentunya tidak membantu pengembangan kondisi mental sama sekali. Untuk itu, kerja sama dari pihak pengajar bisa dalam bentuk pemberian motivasi, inspirasi, pengertian, dan hal-hal baik lainnya.

3. Fasilitas yang menunjang minat dan bakat siswa.
Kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler sangat membantu siswa dalam menyalurkan minat dan bakat mereka. Terkadang kenakalan remaja yang terjadi adalah bentuk dari kurangnya wadah bagi siswa untuk mencurahkan energi dan aspirasinya. Minat dan bakat siswa yang tersalurkan dengan baik dapat mengalihkan perhatian mereka dari pengaruh negatif pergaulan bebas.

4. Keseimbangan aspek kehidupan
Dalam mengembangkan kondisi mental yang stabil, sekolah perlu mengatur waktu dengan seimbang. Siswa memerlukan istirahat yang cukup dan kondisi belajar-mengajar yang santai namun efektif. Pihak sekolah juga perlu memperhatikan asupan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi oleh para siswa/siswi-nya. Ditambah proporsi tugas rumah yang wajar dan waktu olahraga yang teratur.

5. Sumber informasi tentang kesehatan mental
Banyak masyarakat bahkan siswa yang tidak cukup sadar akan adanya kondisi-kondisi mental tertentu dalam masyarakat. Mungkin mereka tidak pernah menyangka bahwa ada seseorang dengan gangguan kecemasan, paranoid, OCD, bahkan fobia di sekeliling mereka. Pengetahuan tentang kesehatan mental ini juga dapat membuat para siswa sadar (aware) akan kondisi teman-teman mereka atau diri mereka sendiri.

6. Tempat aman bagi siswa untuk cerita
Tidak jarang para siswa/siswi memiliki masalahnya sendiri. Entah itu masalah dengan orang tua, teman, ataupun yang berkaitan dengan kepribadiannya sendiri. Masalah-masalah ini tidak jarang mempengaruhi kualitas belajar dan kemampuannya dalam berprestasi maupun bersosialisasi. Siswa/siswi tersebut membutuhkan sebuah tempat yang aman bagi mereka untuk mencurahkan isi hatinya. Tempat aman untuk bercerita ini sangat krusial karena berurusan dengan kepercayaan (trust) antara siswa dan pihak yang melakukan konsultasi. Usahakan segala hal yang bersifat privasi dapat terjaga dengan baik bahkan di kalangan pihak pengajar.

Pengembangan kesehatan mental yang baik sangat dibutuhkan oleh para siswa dan siswi di sekolah. Hal itu karena sebagian besar waktu mereka yang dihabiskan di lingkungan belajar-mengajar tersebut. Siswa di sekolah bagaikan ulat dalam kepompong yang menunggu waktunya untuk terbang. Dalam sekolah itulah siswa menghabiskan waktunya untuk mengembangkan diri secara fisik dan mental, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan siap untuk ‘terbang’.


Referensi:
1Fattah Hanurawan. 2012. Jurnal: Strategi Pengembangan Kesehatan Mental di Lingkungan Sekolah. PSIKOPEDAGOGIA, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 ISSN: 2301-6167.
2Syamsu Yusuf L. N. 2011. Pengembangan Kesehatan di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat. Link: http://dayatbk224.blogspot.co.id/2011/10/pengembangan-kesehatan-mental-di.html

Sumber Gambar:
http://static1.squarespace.com/static/56e69eb907eaa05b7084a2a5/56e69f25c6fc082c7580fbc7/575ff381b6aa606c10a46065/1465956786066/?format=1000w

Previous
Previous

Mengetahui dan Merencanakan Kesuksesan pada Siswa

Next
Next

Mengendalikan Diri dengan Berpuasa