Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

Bisakah Hewan Peliharaan Menjadi Dukungan Sosial?

“Perbedaan teman dan hewan peliharaan adalah…kita mengizinkan teman masuk ke dalam perusahaan kita, sementara hewan peliharaan kita izinkan masuk ke dalam kesunyian kita.”-Anonim

Apakah Anda pencinta hewan? Atau bahkan Anda memelihara hewan tersebut di tempat tinggal Anda? Bagi Anda, para pencinta hewan, melihat bahkan dapat memelihara hewan tersebut sudah menjadi kesenangan sendiri. Sebaliknya, bila bukan pencinta hewan, melihatnya saja sudah membuat kesal. Namun, tahukah Anda jika hewan yang kita pelihara ternyata mampu menjadi media coping stress?

Dalam psikologi, ada tiga cara untuk menangani stres atau sering juga disebut sebagai coping stress. Pertama, problem-focused coping, yaitu cara menangani stres yang langsung pada sumber stres tersebut. Kedua, emotion-focused coping, yaitu cara menangani stres yang melibatkan emosi. Biasanya orang yang menggunakan jenis coping stress ini cenderung menyangkal atau menekan stres yang dialaminya, walau beberapa ada yang menerima stres tersebut.

Ketiga, social support atau dukungan sosial untuk menangani stres yang dialami tersebut. Bentuk dukungan sosial tersebut bermacam-macam, seperti bantuan, perlindungan, dukungan emosional, serta bantuan yang nyata seperti uang. Dukungan sosial itu pun dapat berasal dari keluarga, teman, bahkan dari hewan peliharaan. Adanya dukungan sosial yang didapat seseorang juga dapat memengaruhi harga diri orang tersebut. Tidak mengherankan jika dukungan sosial ini dianggap sebagai coping stress yang paling penting.

Bagi pencinta hewan, memelihara hewan dapat membuat mereka lebih baik, sekalipun mereka sedang sakit atau sedih. Seperti melihat ikan berenang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa peneliti menemukan bahwa hewan memiliki ‘kekuatan’ untuk menyembuhkan, sebab hewan terutama hewan peliharaan dapat mengubah proses biokimia pada otak pemilik hewan peliharaan tersebut. Bahkan ada ikatan biologi antara manusia dengan hewan sebab manusia mengeluarkan zat kimia otak bernama oksitosin. Zat kimia tersebut juga dapat menghalangi produksi hormon stres, serta menciptakan rasa nyaman dan tenang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita yang sedang berbicara dengan anjingnya dapat melipat gandakan kadar oksitosin dalam darah. Selain itu dapat meningkatkan hormon lain, seperti endorfin dan dopamin, dua hormon yang dapat menghasilkan perasaan senang.

Beberapa penelitian membandingkan perbedaan orang yang memiliki hewan dengan yang tidak memiliki, terutama yang memengaruhi tingkat stres yang dialami. Seperti pada tahun 1999, Allen dan teman-temannya yang juga psikolog kesehatan menemukan bahwa hewan peliharaan dapat mengurangi stres sang pemilik. Partisipan penelitian yang memiliki hewan peliharaan juga memiliki kecenderung emosi lebih stabil ketika stres dibanding partisipan yang tidak memiliki hewan peliharaan. Salah satunya dapat memengaruhi ketenangan partisipan ketika mengalami gejala stres seperti berpengaruh pada tekanan darah dan detak jantung.

Penelitian lain menunjukkan bahwa memelihara hewan dapat berdampak seseorang memiliki psikologis yang positif. Seperti pada orang dengan positif HIV yang juga seorang pemilik hewan peliharaan cenderung tidak depresi dibanding yang tidak memiliki hewan peliharaan. Pun hewan peliharaan menjadi dukungan sosial yang paling hebat untuk meningkatkan kesehatan psikologis dan fisiologis seseorang.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hewan peliharaan dapat menjadi dukungan sosial kita. Selain itu, banyak manfaat yang didapat dari memelihara hewan yang secara tidak kita sadari memengaruhi kondisi psikologis dan fisiologis kita. Seperti meningkatkan hormon yang menghasilkan perasaan senang, mengurangi dan menghalangi gejala stres, serta dapat meningkatkan harga diri. Namun, dari memelihara hewan juga Anda mendapat konsekuensi untuk terus menjaga dan merawat hewan tersebut agar selalu sehat. Jangan sampai Anda hanya ingin mendapat manfaat dari hewan yang dipelihara, tetapi Anda tidak mau merawat hewan tersebut.


Referensi:
1Passer, Michael W. & Smith, Ronald E. 2009. Psychology the Science of Mind and Behavior Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
2Evaluate Strategies for Coping with Stress. Diakses dari http://www.appsychology.com/IB%20Psych/IBcontent/Options/Health/3%20Health.htm pada tanggal 27 April 2017.
3Montgomery, S. 2015. Psychological Effects of Pets are Profound. Diakses dari https://www.bostonglobe.com/lifestyle/2015/01/12/your-brain-pets/geoJHAfFHxrwNS4OgWb7sO/story.html pada tanggal 27 April 2017.

Sumber Gambar:
Dokumentasi Pribadi.

Let others know the importance of mental health !