Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

Brian May: Gitaris Band Rock “Queen” yang Juga Seorang Astrophysics dan Pecinta Hewan

Saya ingin meninggalkan planet ini dengan mengetahui bahwa saya telah melakukan hal yang membuat planet ini menjadi tempat yang lebih baik, lebih layak, dan penuh kasih sayang

-Brian May-

Sebagai generasi era paska perang dunia II, Brian May yang dikenal sebagai gitaris legendaris band rock Queen lahir pada 19 Juli 1947. Merupakan anak dari pasangan Ruth May dan Harold May. Berada pada lingkungan keluarga yang sederhana, Harold kerap membuat dan memperbaiki perabot rumah tangga sendiri. “Kami sangat sangat miskin,” kenang Brian dalam sebuah wawancara di wesbsite astronomy.com.

Masa kanak-kanak dan remaja Brian May dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika Brian berusia 15 tahun, ia dan Harold memutuskan untuk membuat gitar. Badan gitar berasal dari kayu pohon ek, leher gitar dari kayu mahoni pelindung tungku, fret gitar dari kancing berupa cangkang kerang mutiara milik Ruth May, dan alat untuk mengatur ketegangan dawai diambil dari sisa sepeda motor keluaran tahun 1928. Dengan memanfaatkan material yang ada, mereka tidak berhenti untuk berkarya. Kerjasama antara Brian yang berpikiran sistematis dan Harold yang memiliki latar belakang di bidang elektronika, 18 bulan menghasilkan gitar dengan suara yang unik. Gitar tersebut diberi nama Red Special –kini sebuah gitar paling legendaris di kalangan rock and roll.

Brian May dan Fisika

Selama masa sekolah, Brian May semakin terpikat dengan astronomi sehingga memutuskan untuk berkuliah di Imperial College London. Bidang fisika yang ia ambil mengarahkannya pada ilmu astronomi. Pada tahun 1968, Brian May mendapat gelar Bachelor di bidang fisika.

Ia mendapatkan penawaran untuk bekerja di Jodrell Bank, pusat pengamatan astronomi yang sedang berkembang di Inggris. Masa muda Brian masih berapi-api dan ketakutan untuk meninggalkan temannya di London. Brian May lebih memilih untuk melanjutkan studi di Imperial College London untuk memperdalam ilmu astronomi.

Brian May dan Queen

Untuk Anda yang merupakan penggemar musik rock and roll mungkin tidak asing dengan band Queen. Lahir pada tahun 1971, Queen beranggotakan Brian May, Roger Taylor, Freddie Mercury, John Deacon. Bagi Brian May, astronomi dan musik mengalir bersamaan di dalam darahnya. Selama kuliah, ia membentuk band Smile yang merupakan bagian yang tidak terlupakan dari kemunculan band Queen.

Kesuksesan Queen terus menanjak diiringi dengan konser keliling Inggris. Lagu berdurasi 6 menit, Bohemian Rhapsody mendobrak industri music karena tidak memiliki chorus dan terdapat berbagai genre music dalam satu lagi –balad, gitar solo, opera, hard rock. Ilmu fisika yang Brian May miliki, ia menyusun ulang lagu We Will Rock You dengan efek gelombang suara untuk menciptakan riuh tepuk tangan sebagai latar belakangnya.

Dunia sains dan astronomi tetap ada di hati Brian May. Kesuksesan Queen, membuatnya menghentikan pendidikan dan fokus pada karir musik.

Mengalami masa depresi, Brian May merasa tidak memiliki keinginan untuk hidup

Ketika berada di puncak kesuksesan, Brian May mengalami kehilangan yang bertumpuk-tumpuk. Sang ayah, Harold May meninggal dunia. Ia memiliki pengaruh besar dalam hidup Brian May dalam memperkenalkan pada musik dan mendukung pendidikan astronomi.

Hubungan Brian May dengan istri Chrissie Mullen dan 3 orang anak mengalami kerenggangan ketika masa-masa emas Queen sehingga memutuskan untuk berpisah. Sementara itu, hal mengejutkan terjadi pada band yang sedang naik daun tersebut. Freddie Mercuri, vokalis Queen meninggal karena AIDS padah tahun 1991.

Peristiwa yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan pada akhir tahun 1980 hingga awal 1990 membuat Brian May mencari pertolongan selama 3 minggu di Arizona. Untuk mengobati depresinya, ia diminta untuk menemukan sisi spiritual –sesuatu yang ia nikmati. Brian May menemukan langit dan bintang yang kerap ia pandangi di malam hari.

 Brian May menyelesaikan studi PhD Astrophysics yang sempat terhenti selama 30 tahun

Tahun 2007 di usia 60 tahun, ia berhasil menyelesaikan studi di Imperial College London dengan topik Motion of Interplanetary Dust. Tahun 2015, Brian May terlibat dalam tim NASA untuk menfasirkan data yang dikirim Pluto New Horizon dan menampilkan gambar Pluto dengan kualitas tinggi.

Kini di usianya yang menuju 70 tahun, Brian May masih aktif dalam konser keliling bersama beberapa musisi, mengikuti perkembangan astronomi, terlibat dalam penyelematan hewan liar, menulis blog dan menikmati waktu bersama istri Anita Dobson dan keluarga.

Brian May adalah salah satu contoh tokoh yang mendalami dan bersinar di berbagai bidang dalam hidupnya. Keterbatasan fasilitas pada awal hidupnya tidak menghalangi Brian May untuk berkarya dan mengejar sesuatu yang ia senangi. Ketekunannya membawa Brian May pada kesuksesan dalam karir music dan meraih gelar PhD pada bidang Astrophysics, yang ilmunya ia gunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.


Sumber Data Tulisan (sertaan daftar pustaka atau footnote)

  1. http://brianmay.com/brian/biog.html

  2. http://www.astronomy.com/magazine/2012/07/brian-may—a-life-in-science-and-music—the-full-story

  3. https://www.theguardian.com/theguardian/2012/sep/29/brian-may-me-and-animal-passions

  4. http://www.npr.org/2010/08/03/128935865/queens-brian-may-rocks-out-to-physics-photography

  5. https://www.nasa.gov/feature/rock-starastrophysicist-dr-brian-may-goes-backstage-with-new-horizons

Featured Image Credit: http://brianmay.com/brian/briannews/briannewsnov13a.html

Let others know the importance of mental health !