Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

CURHAT: Bagaimana Menguatkan Hubungan dengan Pasangan Setelah Ada Orang Ketiga yang Datang

Curhat

Sudah dua tahun suami merasa ada yang lain dengan saya dan hubungan pernikahan kami. Saya sering merasa capek dan terkadang menolak untuk diajak berhubungan suami istri. Awalnya bukan karena saya selingkuh, tapi karena kami sering bertengkar. Suami saya sering marah-marah dan terkadang memukul.

Akhirnya timbul rasa ingin mencari orang yang bisa membuat saya nyaman. Lalu, saya mengikuti aplikasi chat online. Disitulah saya menemukan orang yang bisa membuat saya nyaman dan kamipun semakin dekat. Di samping itu, suami saya juga sibuk berjualan.

Hingga akhirnya hubungan saya dengan orang ketiga ini diketahui oleh suami saya. Tentu saja, saya lebih memilih suami saya. Suami saya juga berkomitmen untuk mulai dari awal lagi. Dia berusaha untuk tidak mengulangi hal-hal buruk kepada saya. Demikian juga saya, berusaha untuk bisa seperti dulu lagi. Namun mungkin saya belum bisa sepenuhnya membuka diri. Jujur masih ada rasa takut. Anehnya, suami saya merasa bahwa saya masih memiliki hubungan dengan orang ketiga. Dia berkata bahwa saya kerap mengigau di waktu tidur untuk meninggalkannya. Padahal saya sama sekali tidak sadar kalau pernah mengucapkan hal itu.

Langkah apa yang sebaiknya saya ambil? Sejujurnya saya masih belum sepenuhnya seperti dulu lagi. Apakah memang ini semua butuh proses?

Gambaran: Perempuan, 30 tahun, Pegawai Swasta

Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih atas kepercayaan kamu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Saat ini mungkin kamu merasa tidak nyaman dan bingung dengan situasi yang ada dalam rumah tangga ya. Namun, saya sangat mengapresiasi kamu karena telah bersedia terbuka dengan kami. Yakinlah bahwa kita dan pasangan perlu terus belajar sepanjang pernikahan untuk memahami satu sama lain.

Pembelajaran dalam pernikahan tidak hanya pada saat sebelum menikah atau di awal pernikahan saja, melainkan sepanjang pernikahan itu sendiri. Ketika ada perasalahan atau konflik yang terjadi dalam rumah tangga kita perlu memperhatikan kembali apa yang menjadi landasan awal kita untuk menika h. Saat berkonflik dengan pasangan, maka yang perlu kamu lakukan adalah dengan membicarakan hal tersebut secara baik-baik.

Pilihlah waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan. Sebaiknya jika ada hal yang tidak disenangi dari pasangan juga disampaikan dengan pasangan agar pasangan paham apa yang perlu mereka lakukan dan perbaiki. Begitupun ketika kita memiliki kesalahan, maka kita juga perlu menyampaikan permintaan maaf kita kepada pasangan. Beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam berumah tangga, yaitu:

  1. Mengucapkan terima kasih
    Kita perlu mengucapkan terimakasih kita kepada pasangan atas kebaikan-kebaikan yang pernah pasangan berikan kepada kita. Mungkin terkesan sulit ketika kita tidak terbiasa mengucapkannya, tetapi hal ini lah
    perlu menjadi kebiasan dalam keluarga.

  2. Meminta maaf
    Meminta maaf juga sama pentingnya. Ketika kita memang melakukan kesalahan maka akan lebih baik mengakui kesalahan tersebut dan segera untuk meminta maaf. Bahkan misalnya, ketika suami salah kemudian kita tidak senang dan justru marah-marah. “Perilaku marah” kita kepada suami ini juga sesungguhnya merupakan kesalahan karena sebenarnya kita dapat membicarakan baik-baik. Hal ini supaya dapat tersampaikan dengan baik terkait dengan harapan dan perasaan tidak nyaman kita terhadap pasangan.

  3. Menunjukkan kasih sayang
    Kasih sayang kita dan pasangan tidak hanya disimpan di dalam hati saja, tetapi juga disampaikan kepada pasangan dan juga ditunjukkan dengan sikap yang kita berikan kepada pasangan. Seperti halnya memanggil dengan panggilan yang lembut atau romantis kepada pasangan, memberikan pelukan hangat kepada pasangan dan juga memberikan ciuman ketika berpamitan dengan asangan atau saat
    pasangan yang akan berpamitan.

  4. Memberikan pujian
    Setiap perubahan kebaikan yang ditunjukkan oleh pasangan, sebaiknya diberikan pujian. Pujian sendiri juga memiliki adabnya. Tidak dengan menyudutkan pasangan. Namun, sampaikanlah dengan
    penyampaian yang menyenangkan, seperti “Makasih ya sudah mau … (sebutkan perilaku yang berubah), aku senang dengan sikapmu yang begini dan bersyukur punya pasangan sepertimu”. Dengan begitu pasangan akan semangat untuk terus mempertahankan perilaku positifnya atau meningkatkan hal tersebut.

Seperti itulah yang sekiranya dapat diterapkan dalam rumah tangga. Jalinlah komunikasi yang tepat dengan pasangan agar satu sama lain mengetahui apa permasalahan yang sedang terjadi dan harapan dari pasangan satu sama lain.

Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat untukmu dan membuatmu merasa lebih baik dari sebelumnya. Tetaplah untuk semangat dan melanjutkan kehidupan yang penuh dengan harapan baru.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,
Pijar Psikologi.