CURHAT: Dulu Saya Ceria, Sekarang Saya Tidak Tahu Lagi Bagaimana Cara Berbahagia
Curhat
Halo Pijar Psikologi!
Akhir-akhir ini pikiran yang sering muncul di kepala saya adalah saya terlalu lelah menjalani hidup. Saya tidak bahagia dan bahkan sangat jauh dari kebahagian itu sendiri. Saya diberi cobaan yang sangat berat dan tidak tahu harus bagaimana dan seperti apa menghadapinya. Saya benar-benar buntu tidak tahu harus bagaimana.
Saya merasa sakit hati, sangat sakit hati. Saya sedih dan selalu sedih. Kesedihan ini benar-benar sangat menyedihkan hingga membuat saya down. Padahal saya dulu adalah pribadi yang bersemangat, ceria. Namun, semenjak awal tahun ini saya berubah menjadi seseorang yang menyedihkan dan tidak bahagia. Saya ingin bisa menjadi manusia yang sewajarnya, bahagia, disayangi, dicintai seperti pasangan pada umumnya. Saya mohon bantuannya!
Gambaran: Perempuan, 29 Tahun, Ibu Rumah Tangga.
Jawaban Pijar Psikologi
Terimakasih atas kepercayaan Ibu untuk bercerita di Pijar Psikologi. Halo Ibu yang tangguh hatinya, semoga saat membaca ini Ibu sedang kondisi yang jauh lebih baik.
Ibu, pasti rasanya sangat tidak nyaman saat ini. Kami memahami bahwa ada perasaan sedih yang amat mendalam dan rasa kecewa yang Ibu rasakan. Sampai-sampai Ibu pun tidak bisa menceritakan kisah yang sedang Ibu alami. Kami memahami bahwa permasalahan ini mungkin adalah hal yang terberat yang pernah Ibu rasakan, sehingga membuat Ibu merasa sulit untuk kembali bahagia seperti sedia kala. Meskipun demikian, kami sangat mengapresiasi usaha Ibu untuk membuka luka hati yang saat ini dirasakan meskipun secara perlahan. Semoga langkah baik ini akan mengantarkan Ibu untuk dapat melanjutkan langkah ke perjalanan selanjutnya.
Suatu permasalahan memang bisa membuat seseorang menjadi kehilangan dirinya. Perasaan cemas, gelisah, sedih, bingung, lelah dan tidak berdaya merupakan suatu tanda bahwa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Hal ini menandakan bahwa kita sedang dalam berada pada suatu situasi yang menekan kita. Hal yang perlu diingat bahwa situasi itu sifatnya sementara, tidak ada yang tetap dan selamanya. Apabila kita ingat pengalaman pada masa lalu, pernahkah kita sedih atau kecewa? Pasti pernah, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Namun apakah hal tersebut bersifat permanen yang tidak bisa berubah? Jawabannya tidak. Jadi, yang perlu dipertegas adalah bahwa saat berada di kondisi yang menurun, bukan berarti kita tidak pernah bisa naik, begitu pun sebaliknya.
Benar kata banyak orang bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna. Mari kita coba telaah arti tersebut secara lebih mendalam. Apa arti tidak sempurna itu? Tidak ada manusia yang hidupnya selalu bahagia, tanpa pernah mengalami sedih, kecewa, marah, dan lainnya. Itulah kodrat manusia, memiliki ketidaksempurnaan. Hal yang perlu kita lakukan sebagai manusia adalah menerima hal tersebut sebagai bagian dari diri kita. Tidak apa-apa kita pernah sedih, tidak apa-apa kita pernah kecewa, tidak apa-apa kalau saat ini sedang tidak bahagia. Terima saja perasaan-perasaan ini tanpa mempertanyakan atau pun membuat penilaian bahwa sedih, marah, kecewa itu tidak baik. Semua perasaan itu bagian dari diri kita. Ibu bisa mencoba untuk membaca salah satu artikel di Pijar Psikologi untuk lebih memahami hal ini:
https://www.pijarpsikologi.org/menemukan-kembali-diri-sendiri/
Terdapat beberapa cara yang mungkin bisa Ibu lakukan untuk mengurangi beban pikiran yang selama ini membuat Ibu tertekan. Pertama, relaksasi napas. Hal ini merupakan cara yang sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Ketika Ibu sedang merasa banyak pikiran kalut dan perasaan gelisah, Ibu bisa mencoba untuk mencari tempat yang nyaman dan posisikan duduk secara nyaman. Kemudian pejamkan mata dan bernapaslah secara perlahan. Fokuskan pikiran kita pada nafas yang masuk dan keluar, lakukan sampai kita merasa lebih tenang. Saat pikiran kita melayang, kembalikan fokus ke aliran udara yang masuk dan keluar. Lakukan beberapa kali sampai merasa lebih tenang dan nyaman. Kedua, ekspresikan perasaan yang Ibu rasakan. Memendam perasaan dapat membuat pikiran kita menjadi tidak nyaman. Itulah mengapa kita perlu untuk mengekspresikannya. Kita bisa bercerita kepada orang yang kita percaya agar beban dalam pikiran kita berkurang. Namun apabila kita bukan tipe yang bisa dengan mudah bercerita, kita bisa menuliskan apa yang kita rasakan dan pikirkan. Menulis dapat menjadi alternatif cara untuk mengurangi beban pikiran kita.
Ibu, sesungguhnya orang yang paling sayang terhadap diri kita adalah diri kita sendiri. Ia yang selalu ada untuk kita dalam kondisi apapun. Untuk itu, kita sangat perlu untuk memperhatikan dan merawat diri kita sendiri. Bukankah sebelum kita bisa memberi orang lain, kita harus punya sesuatu terlebih dahulu? Ya, jadi kita butuh untuk lebih mencintai diri kita terlebih dahulu sebelum kita mencintai orang lain. Terdapat beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk merawat kesehatan fisik dan mental kita, seperti berolahraga, meditasi, menulis, membaca, berkebun, dan melakukan hobi yang kita sukai. Lebih jelasnya ibu bisa mencoba untuk membaca pilihan-pilihan kegiatan untuk merawat diri sendiri di link berikut:
https://pijarpsikologi.org/14-metode-self-care-untuk-kesehatan-fisik-dan-mental/
Apabila Ibu masih merasa kesulitan untuk mengatasi permasalahan ini, Ibu bisa mencoba untuk datang ke psikolog di biro-biro terdekat, rumah sakit ataupun layanan psikologi di Universitas terdekat. Psikolog akan membantu Ibu untuk mencari alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang Ibu alami. Selain itu, yang perlu kami tekankan adalah Ibu tidak sendiri. Apabila ibu percaya pada doa, maka Ibu bisa melakukannya. Percayalah Tuhan selalu mendengar sekecil apapun suara kita dan sebesar apapun permintaan kita. Tetaplah berprasangka baik terhadap Tuhan, karena sebaik-baik rencana adalah rencana-Nya.
Semoga kesabaran dan ketangguhan hati Ibu dapat membukakan jalan yang tentunya akan membawa Ibu ke arah yang lebih baik kedepannya. Tetaplah bergerak sekecil apapun langkah yang bisa ditempuh. Selamat berproses menjadi pribadi yang lebih tangguh ya!
Terima kasih telah berbagi.
Salam,
Pijar Psikologi.
Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.