CURHAT: Kejadian Pada Masa Lalu Membuat Saya Tidak Bisa Mengendalikan Keinginan untuk Berhubungan Seksual
Curhat
Halo Pijar Psikologi!
Saya ingin bercerita tentang apa yang saya rasakan selama hidup sebagai wanita 23thn. Saya tumbuh di dalam keluarga yang tidak utuh, ayah dan ibu saya bercerai semenjak saya berumur 6 tahun. Sebelum bercerai, ketika saya berumur 3 atau 4 tahun, saya sempat menyaksikan kedua orang tua saya berhubungan intim. Semenjak saat itu, saya merasa hidup saya terganggu, saya tumbuh menjadi pribadi yang selalu menginginkan berhubungan seksual. Walaupun begitu, saya sampai sekarang belum pernah merasakan berhubungan seksual, saya hanya merasakan sampai level oral sex. Dalam hal ini, saya kesulitan mengendalikan diri untuk tidak berhubungan seksual. Semakin saya mencoba hal yang baru, semakin kuat keinginan saya untuk terus melakukan oral sex. Walaupun saya belum pernah hingga berhubungan seksual, tetapi saya selalu ketigahan dengan aktivitas seksual (contoh: masturbasi). Saya seringkali cemas, semenjak menyaksikan kejadian orang tua saya melakukan hubungan seksual, sejak saat itu saya merasa hidup saya tidak normal. Berkali-kali saya meyakinkan diri saya untuk tidak masturbasi, tapi saya selalu tidak bisa mengendalikan itu. Saya tidak pernah berani menceritakan kejadian itu kepada orang tua saya. Saya hanya bisa memendam semua ini sendirian. Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk mengendalikan diri saya sendiri. Saya mohon bantuannya.
Gambaran: Perempuan, 23 Tahun, Mahasiswa.
Jawaban Pijar Psikologi
Hai terima kasih sebelumnya kami sampaikan karena telah memberi kepercayaan kepada Pijar Psikologi untuk tempatmu bercerita.
Dari cerita yang kamu sampaikan, rasanya kami bisa memahami apa yang kamu alami saat ini. Pertama, tumbuh dewasa dengan keluarga yang tidak utuh tentu bukanlah realita yang mudah untuk dihadapi apalagi diterima. Kami yakin kamu pasti sangat berusaha keras untuk bisa melalui hal tersebut. Ditambah lagi dengan adanya kondisi dimana diri memiliki hasrat dan keinginan melakukan aktivitas seksual yang setelah disadari makin lama rasanya makin sulit untuk dikendalikan. Menyimpan cerita ini dengan rapat seorang diri selama berpuluh-puluh tahun lamanya, juga kami yakin bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Jujur, kami senang kamu sangat menyadari bahwa perilaku tersebut memang perlu kamu perbaiki, bahkan kamu sudah mampu terbuka dan menceritakan hal ini. Dua hal yang sudah kamu lakukan ini adalah langkah awal yang memang harus dilakukan untuk bisa membuat perubahan dalam diri.
Perlu kamu pahami bahwa sebenarnya keinginan melakukan aktivitas seksual adalah perilaku yang wajar dan normal sepanjang tidak mengganggu kondisi dan kegiatan sehari-hari. Perilaku ini baru dikatakan bermasalah apabila sudah berlebihan dan sampai ditahap merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari cerita yang kamu sampaikan, tampaknya perilaku ini memang sudah ditahap yang mengganggu karena membuat kamu kesulitan untuk mengendalikan diri, mungkin juga sudah mengganggu aktivitas kamu yang lain. Kecanduan terhadap aktivitas seksual seperti masturbasi bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya bisa karena pernah mengalami pengalaman traumatik di masa lalu. Sejujurnya kami tidak tahu pasti apa yang dirimu kecil pada saat itu pikirkan sewaktu melihat kedua orang tua berhubungan seksual dan apakah itu menjadi pengalaman traumatk bagi kamu atau tidak. Namun, dari cara kamu menceritakan kejadian tersebut, mungkin saja memang hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasrat seksual yang kamu miliki saat ini. Namun, tidak perlu khawatir. Perilaku malaadaptif tersebut bisa kok pelan-pelan diperbaiki. Yang paling penting untuk dipahami adalah: kuatkan tekad dan siapkan diri untuk memaksimalkan proses perubahan. Yakinkan kepada diri bahwa perilaku ini memang bukan perilaku yang baik untuk dipertahankan karena sangat merugikan dan memiliki banyak dampak negatif pada diri sendiri.
Untuk mengurangi keinginan dan perilaku masturbasi tersebut, mungkin kamu bisa mencoba melakukan beberapa hal berikut ini sebagai alternatif.
Coba kenali hal-hal yang bisa memicu keinginan untuk masturbasi misalnya HP, laptop, dsb. Kemudian, coba hindari hal-hal yang bisa memicu keinginan masturbasi tersebut. Dengan meminimalisir pemicunya, maka pikiran tidak akan mudah terpengaruh sehingga perilaku tersebut bisa dikontrol.
Coba beri target kepada diri sendiri terkait seberapa banyak penurunan yang akan terjadi pada perilaku ini setiap hari/setiap minggunya. Seperti contoh, yang biasanya dilakukan sebanyak 4 kali dalam seminggu, coba ditargetkan jadi 3 kali dalam seminggu. Minggu depan, bisa dinaikkan targetnya menjadi hanya 2 kali dalam seminggu. Jangan langsung menargetkan harus berhenti karena saya paham proses ini bukanlah proses yang mudah. Berusaha menahan keinginan yang biasanya terpenuhi tentu sangat menyiksa. Namun, dengan pelan-pelan belajar mengurangi intensitas perilaku tersebut akan melatih diri terbiasa untuk tidak melakukannya.
Sibukkan diri dengan melakukan kegiatan yang positif. Tentunya dibutuhkan proses untuk mengubah obsesi yang bersifat seksual menjadi kreativitas positif. Sebelum kamu terpikir untuk melakukan masturbasi, sibukkan dirimu dengan banyak hal, seperti membersihkan rumah, merapikan perabotan, atau bahkan bermain video game dalam batas yang wajar. Kreatiflah menemukan proyek baru. Mulailah menulis, belajar memainkan alat musik, melukis, menggambar, atau melakukan apa pun yang membuat kamu merasa produktif.
Perbanyak olahraga. Olahraga dapat memberikan sensasi relaksasi yang sama atau bahkan lebih baik daripada masturbasi. Kamu bisa meredakan ketegangan, merasa lebih bahagia, serta fokus pada fisikmu dengan cara yang lebih positif.
Hasrat dan perilaku seksual lebih mudah muncul ketika sedang sendiri. Oleh karena itu, coba usahakan untuk melakukan aktivitas yang melibatkan banyak orang, misalnya dengan bergabung pada komunitas. Interaksi dan relasi yang baik dengan orang lain akan memungkinkan diri mampu mengalihkan pikiran dan perasaan negatif.
Meditasi juga baik untuk pikiran dan tubuh. Temukan sarana meditasi yang tepat agar kamu menjadi pribadi yang semakin baik.
Komitmen. Usahakan untuk bisa selalu memegang komitmen pada niat dan langkah yang sudah disusun dengan baik agar hasilnya bisa lebih maksimal. Sebagai referensi tambahan, kamu juga dapat membaca artikel berikut untuk memahami lebih dalam terkait perilaku kecanduan.
Hampir semua proses perubahan menjadi lebih baik memang tidaklah mudah. Sekali lagi dibutuhkan komitmen yang kuat agar tidak mudah goyah ketika menemui kesulitan dalam proses perubahan. Saya percaya perilaku tersebut dapat diperbaiki karena kamu memiliki keyakinan yang kuat untuk sembuh. Semangat berproses!
Terima kasih telah berbagi.
Salam,
Pijar Psikologi.
Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.