Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

CURHAT: Saya Takut dengan Masa Depan, Rasanya Saya Ingin Mati Saja

Curhat

Yang sering muncul di pikiran saya adalah kekhawatiran menghadapi masa depan tanpa merepotkan orang-orang di sekitar saya lagi.

Saya cemas akan hal-hal yang tidak pasti di masa depan dan takut akan mengecewakan orang tua saya. Keluhan saya muncul di saat-saat yang tidak pasti, ketika saya sedang santai karena saya belum masuk kuliah, hal ini terulang berkali-kali. Berbagai pemikiran buruk mengenai ingin mengakhiri semua rasa sakit dengan cara bunuh diri sempat menghantui saya. Efek dari semuanya adalah asam lambung saya sering naik ketika kecemasannya baru saja hilang.

Saya juga ingin menangis setiap kecemasan itu hadir. Fisik dan psikis saya menyerang bergantian. Saat fisik sembuh, tiba-tiba psikis kacau lagi. Saat psikis terasa sudah membaik, fisik kena. Saya juga mengalami insomnia semalam, dan dada saya sering sesak. Saya pernah mengalami kecenderungan tidak dapat beradaptasi ketika SMP dan SMA, namun semuanya bisa diatasi seiring berjalannya waktu. Saya juga pernah mengalami insomnia berkepanjangan saat SMP, tapi akhirnya dapat terselesaikan. Saya sekarang lebih khawatir karena kondisi fisik saya mudah drop (saya punya penyakit maag) dan kalau tidak ditangani saya takut menyusahkan keluarga yang juga sedang dalam masa-masa yang sulit.

Gambaran Identitas: Perempuan, 18 tahun, baru masuk kuliah

Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih atas kepercayaan Anda untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Permasalahan Anda adalah Anda cenderung memiliki pikiran-pikiran buruk yang mengganggu, sehingga memicu serangan psikis menjadi kecemasan serta kekhawatiran, kemudian akhirnya berdampak pada serangan fisik seperti maag, bahkan menimbulkan masalah perilaku, yaitu susah tidur atau insomnia. Anda tidak ingin menyusahkan keluarga Anda, terlebih Anda pun tahu bahwa keluarga Anda tengah mengalami kesulitan pula.

Saya dapat memahami bahwa saat ini Anda mungkin merasa bingung, lelah dengan serangan-serangan psikis dan fisik yang bergantian, dan mungkin hampir putus asa. Benar, bahwa pikiran—emosi (perasaan)–reaksi tubuh—perilaku merupakan rangkaian interaksi yang tidak dapat dipisahkan atau saling berhubungan. Hal ini dapat diilustrasikan dengan pengalaman Anda sendiri:

Memikirkan hal-hal buruk akan diri/kondisi/masa depan, muncul reaksi emosi berupa kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, kebingungan, memunculkan reaksi fisik naiknya asam lambung sehingga maag kambuh, muncul pula perilaku sulit tidur, kembali muncul berbagai pikiran buruk karena sakit fisik, memunculkan emosi negatif seperti kecemasan, kelelahan, putus asa,  atau insomnia. Begitu seterusnya seolah menjadi mata rantai yang sulit untuk diputus, mengutip kata-kata Anda

Saya sangat yakin Anda pun telah memahami ini, hanya saja Anda perlu bantuan untuk mengelola pikiran, perasaan, dan pada akhirnya dapat mengatasi keluhan fisik dan insomnia Anda. Namun sayangnya, balasan melalui surat elektronik ini rasanya belum akan cukup dalam membantu. Hal ini dikarenakan Anda memerlukan kehadiran terapis/psikolog langsung untuk bersama-sama dengan Anda untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran buruk Anda, belajar cara-cara berpikir baru yang lebih positif, sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap reaksi suasana hati, fisik, dan perilaku Anda. Bersama dengan terapis langsung, Anda pun akan diajari teknik-teknik untuk mengatasi pikiran buruk dan mengelola perasaan tersebut yang tidak dapat diajarkan melalui balasan surat elektronik sebab terapis/psikolog juga akan mengevaluasi latihan Anda dan melihat perkembangan perubahan positif atas keluhan Anda.

Saya sarankan agar Anda dapat mengontak pihak univeritas atau puskesmas terdekat untuk memperoleh informasi mengenai layanan konseling atau psikologis yang tersedia di universitas ataupun puskesmas. Pihak universitas dan puskesmas kemungkinan besar memiliki layanan psikolog yang dapat Anda manfaatkan dengan biaya terjangkau, bahkan bebas biaya. Sembari Anda menanyakan pada pihak fakultas, Anda dapat belajar untuk mengganti pikiran buruk menjadi positif atau jika itu masih terlalu sulit,

Anda dapat memulai dengan fokus mencatat 3 hal baik yang Anda alami setiap hari. Tulislah dalam buku catatan kecil hal-hal baik yang dapat Anda syukuri hari itu dan tulislah setiap harinya. Jika sepertinya masih sulit menemukan, berpikir dan berusahlah lebih keras lagi untuk menemukan hal positif/baik tersebut. Latihan ini mungkin dapat membantu Anda untuk dapat berpikir dan merasa lebih baik
Demikian jawaban yang dapat saya berikan. Semoga dapat menjawab pertanyaan Anda.

Terima kasih telah berbagi.
Salam,
Pijar Psikologi.

 

Catatan: Curhat, adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. Nama klien dan nama konselor kami anonimkan