Dewasa Adalah Tentang Menghargai Tiga Masa Kehidupan
Perkembangan kematangan otak manusia tercepat terjadi pada usia 20an. Disaat itu, kita juga mengalami quarter life crisis yang membutuhkan banyak energi untuk memilih dan mengambil keputusan dalam hidup. Ada pula nilai-nilai dalam diri yang harus dikukuhkan untuk menjadikan diri kita lebih dewasa, secara emosi juga sosial.
Dewasa bukanlah tentang usia, bukan tentang gelar panjang dari institusi pendidikan, juga bukan tentang berapa kali gagal pacaran.
Dewasa adalah tentang memaknai kembali semua pengalaman hidup, berfokus pada pengembangan diri di saat ini, dan bersiap menghadapi jatuh bangun yang akan terjadi di masa mendatang.
Dewasa memang proses panjang dengan banyak persyaratan. Harus bertanggung jawab, harus mandiri, harus mampu beradaptasi, harus kuat, dan keharusan lain yang terkadang membuat kita takut menjadi dewasa.
Jiwa Kita yang Sedang Terjebak pada Masa Lalu
Pada waktu tertentu, ada saatnya kita pernah terjebak dalam emosi masa lalu. Ketidaknyamanan berada di rumah, kegagalan diterima kerja, kegagalan pernikahan, patah hati, dikritik, merasa kesepian, dan segala peristiwa negatif yang pernah menjadi cerita di hidup kita. Kita terjebak pada rasa tidak aman yang membatasi diri untuk berkembang, padahal bisa jadi tubuh ini sudah matang hanya saja jiwa kita belum siap.
Bagaimana kita menyikapi masalah di masa lalu akan terekam dalam otak. Otak bekerja sama dengan emosi akan memberi respon yang sama terhadap permasalahan kita yang lain. Ada dua reaksi emosi: dewasa atau kekanak-kanakan. Respon emosi yang kekanak-kanakan atau tidak dewasa itu disebabkan oleh konflik batin yang kita abaikan. Apabila kita secara intensif memendam emosi negatif dalam batin, kita tidak akan pernah menjadi pribadi yang dewasa, menjadi sulit membuat keputusan, merumuskan solusi atas konflik dengan pasangan, dan merasakan dilema berkepanjangan.
Pribadi yang dewasa ditandai dengan kematangan emosi melalui penerimaan akan masa lalu. Menjadi dewasa itu memang sulit. Kecuali, kita bisa menikmati kehidupan saat ini, merangkul masa lalu, dan yakin pada masa yang akan datang.
Tentang Berproses Mencintai Masa Kini
Kita tanpa sadar tidak berfokus pada masa kini. Pikiran kita terbawa pada penyesalan masa lampau dan terdorong pada ekspektasi masa depan. Dampaknya, kita tidak sepenuhnya menghargai masa kini.
Seberapa besar kecerdasan kita dalam suatu bidang, jika kita belum bisa untuk here and now menjalani peran saat ini, kita akan selalu terperangkap masa lalu dan khawatir akan masa depan. Proses menjadi dewasa akan bertambah lama.
Proses pendewasaan akan dicapai sepenuhnya apabila kita hadir untuk saat ini. Sejatinya kita akan bisa mencintai masa kini dengan berada seutuhnya pada hari ini. Menjalani apapun yang ada di depan mata, terbuka dengan setiap kesempatan, dan menerima konsekuensi dari setiap pilihan. Hasilnya, kita akan lebih bijak memilih pilihan hidup, lebih tenang dalam menghadapi sesuatu yang diluar rencana, serta menghargai setiap momen kehidupan.
Kita yang Akan Bertumbuh Lebih Baik di Masa Depan
Dewasa artinya bertumbuh. Bersedia untuk tumbuh bersama diri sendiri, mencintai kekurangan dan kelebihan, optimis pada masa depan, serta berusaha untuk lebih baik dari diri yang sebelumnya.
Sebagai pribadi yang dewasa, kita akan berkenan memaafkan diri sendiri dan orang lain. Memaafkan apa yang telah terjadi di masa lalu dan menerimanya sebagai episode kehidupan yang mengantarkanmu hingga saat ini. Setelah berteman dengan setiap peristiwa, dan menjadikannya sebagai guru, kita akan bersiap menentukan arah masa depan.
“We are dangerous when we are not consious of our responsibility for how we behave, think, and, feel.” -Marshall B. Goldberg
Menjadi dewasa tidak tumbuh dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan satu permasalahan. Sebab pendewasaan diciptakan oleh usaha dan kesabaran, dibentuk dari ujian dan permasalahan hidup, dan dipertahankan dengan keteguhan diri.