6 Aktivitas untuk Membantu Meringankan Postpartum Depression (PPD)

Ivanka Trump, Chrissy Teigen, hingga Adele adalah beberapa nama besar yang pernah membuka diri tentang perjuangan mereka menghadapi Postpartum Depression (PPD). Postpartum Depression (PPD) adalah masalah serius bagi wanita hamil dan melahirkan. Sebanyak 10% wanita hamil dan 13% ibu yang baru melahirkan mengalami gangguan mental, terutama PPD. Di negara berkembang angkanya lebih tinggi, yaitu 15,6% pada wanita hamil dan 19,8% pada ibu yang baru melahirkan. Setengah dari wanita yang mengalami PPD sudah merasakan gejalanya sejak kehamilan, namun banyak dari mereka tidak segera mencari bantuan.

Mengenal Postpartum Depression (PPD) 

Postpartum Depression adalah jenis gangguan mental yang dapat dialami oleh ibu pada masa kehamilan atau sampai 1 bulan setelah melahirkan (dikenal juga dengan periode peripartum). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM-V) yang merupakan panduan penentuan diagnosis gangguan mental menggolongkan PPD sebagai Gangguan Depresi Mayor yang terjadi pada periode peripartum.

Baca selengkapnya mengenai Postpartum Depression di sini.

Postpartum Depression berbeda dengan Postpartum Blues (PPB) atau yang lebih dikenal dengan Baby Blues. Beberapa perbedaan tersebut adalah pada gejala, lamanya periode gangguan tersebut bertahan dan tingkat keparahannya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dibaca selengkapnya di sini.

Dampak Postpartum Depression

PPD lebih serius dari Baby Blues karena dapat membuat ibu kehilangan minat untuk mengurus bayinya. Postpartum Depression yang tidak ditangani akan berdampak bagi ibu, anak, maupun anggota keluarga lainnya. Berbagai masalah dialami oleh bayi yang memiliki ibu dengan PPD yang tidak ditangani. Gangguan tidur dan menangis berlebihan merupakan beberapa masalah yang muncul pada bayi yang memiliki ibu dengan PPD yang tidak ditangani. Selain itu, interaksi ibu dan orang sekitar juga memburuk. Ibu lebih rentan menghadapi pengucilan, perselisihan rumah tangga, dan kehilangan dukungan sosial karena mengalami PPD yang tidak ditangani.

Aktivitas yang Dapat Membantu Pemulihan PPD

Diagnosis Postpartum Depression perlu dilakukan oleh ahli, baik psikolog maupun psikiater. Tentunya akan lebih baik jika ibu dengan PPD melakukan terapi yang dibimbing oleh psikolog/psikiater. Akan tetapi beberapa aktivitas berikut ini terbukti dapat membantu pemulihan PPD pada ibu.

  1. Bernyanyi untuk Bayi

Menyanyikan lagu untuk bayi adalah aktivitas yang umum dilakukan oleh ibu untuk anaknya. Aktivitas ini ternyata dapat membantu untuk meringankan gejala PPD yang dirasakan oleh ibu. Bernyanyi untuk bayi dapat memperbaiki persepsi yang kurang tepat yang dimiliki ibu terhadap bayinya. Selain itu, bernyanyi untuk bayi juga dapat membuat ibu merasa bisa melakukan tugasnya dengan baik. Rasa keibuan juga akan meningkat dan membuat ibu memiliki suasana hati yang lebih tenang. Dengan bernyanyi untuk bayi, ikatan ibu dan bayi akan meningkat sehingga akan membantu melepaskan hormon oksitosin. Hormon oksitosin adalah sejenis hormon yang dapat membantu manusia merasakan empati dan rasa penyayang.

2. Memijat Bayi

Aktivitas memijat bayi juga dapat membantu meringankan Postpartum Depression. Ibu dalam kelompok memijat bayi mengalami penurunan gejala PPD yang lebih besar dibandingkan ibu dalam support group. Belum ada penjelasan pasti mengapa gejala PPD bisa menurun ketika memijat bayi. Namun diduga aktivitas memijat bayi membantu ibu untuk terhubung dan lebih memahami bayinya. Selain itu, aktivitas memijat bayi juga diduga membantu melepaskan hormon oksitosin.

3. Berjalan-Jalan dengan Kereta Bayi (Stroller)

Sebuah penelitian menunjukkan aktivitas mengajak bayi berjalan-jalan dengan stroller dapat membantu menurunkan gejala PPD. Penurunan tersebut berhubungan dengan efek mendorong stroller yang serupa dengan berolahraga. Mendorong stroller melancarkan peredaran darah dan membuat ibu merasa lebih rileks. Ibu juga menjadi lebih tenang dan bisa mengatur emosinya dengan lebih baik. Berjalan-jalan dengan stroller juga dapat mengalihkan pikiran negatif yang dirasakan oleh ibu, sehingga ia tidak akan terlarut di dalam kesedihannya sendiri.

4. Berolahraga

Serupa dengan mendorong stroller, berolahraga juga dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala PPD. Perubahan fisik yang dirasakan setelah hamil dan melahirkan seringkali membuat ibu merasa tidak percaya diri. Berolahraga merupakan salah satu cara yang dapat membantu ibu merasa lebih baik dan percaya diri. Berolahraga juga membantu ibu untuk beristirahat sementara dari rutinitas parenting dan fokus melakukan sesuatu hanya untuk dirinya sendiri.

5. Mempraktikkan Mindfulness

Mindfulness adalah sebuah cara untuk memusatkan perhatian dan perasaan pada apa yang terjadi sekarang dan mencoba mengeliminasi kekhawatiran atas hal yang belum terjadi. Mindfulness terbukti dapat mengurangi gejala gangguan, baik gangguan fisik maupun mental. Tak hanya itu, mindfulness juga terbukti dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial. Mempraktikkan mindfulness ternyata juga bisa membantu mengurangi gejala-gejala PPD. Praktik mindfulness membantu ibu memusatkan perhatian pada apa yang terjadi saat ini, menyadari masalah yang dialami, dan mengurangi perasaan-perasaan negatif. Praktik mindfulness juga dapat membantu ibu untuk mengatur emosi yang muncul akibat perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan.

6. Mengikuti Support Group

Tak hanya bernyanyi sendiri untuk bayi, mengikuti workshop bernyanyi juga dapat membantu mengurangi gejala PPD. Selain membantu mengeratkan hubungan dengan bayi, menghadiri workshop bernyanyi dapat memfasilitasi ibu untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Sebuah penelitian juga membuktikan bahwa mengikuti support group bagi para ibu dengan PPD dapat memberikan safe place bagi mereka. Support group juga dapat membantu ibu mendapatkan informasi, dukungan, dan harapan dari orang lain.

Postpartum Depression merupakan masalah serius yang banyak dialami oleh ibu yang hamil dan melahirkan. Akan tetapi, bukan berarti ibu dengan PPD kehilangan kesempatan menjadi ibu yang baik. Dengan penanganan yang tepat, ibu dengan PPD tetap dapat menjalankan perannya dan menikmati aktivitas sebagai ibu. Keenam aktivitas di atas merupakan aktivitas yang dapat dilakukan sehari-hari oleh ibu dengan PPD. Tentunya keenam aktivitas di atas tidak serta merta dapat menjadi satu-satunya cara memulihkan PPD. Ibu dengan PPD tetap perlu mengunjungi psikolog/psikiater untuk mengetahui langkah tepat untuk memulihkan PPD.

Let others know the importance of mental health !

Ayu Yustitia

Psychology graduate. When she’s not busy writing about how to understand mind and soul, she reviews makeup and skincare at senandikaayu.wordpress.com

Previous
Previous

CURHAT: Saya Tidak Ingin Memiliki Keluarga Seperti Keluarga Saya

Next
Next

Direktori Psikologi: Gangguan Kecemasan