Cerita Kami: Hidup dengan Bipolar itu Menyenangkan Sekaligus Menyedihkan

Gangguan Bipolar adalah salah satu kondisi mental yang memengaruhi perubahan mood secara ekstrem. Individu dengan gangguan bipolar dapat mengalami perubahan mood secara tiba-tiba. Perubahan mood ini berupa fase mania dan fase depresi. Saat fase mania, individu dengan gangguan bipolar akan mengalami perasaan bahagia dan bersemangat yang berlebihan. Tak jarang hingga menimbulkan insomnia hingga berhari-hari karena semangat yang menggebu-gebu. Namun, ketika fase depresi menyerang, individu dengan bipolar akan seketika merasa kehilangan minat dan harapan dalam hidup. Fase ini menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan tanpa ada sebab yang jelas. Tak hanya itu, individu dengan bipolar juga akan menarik diri dari lingkungan sosial dan kehilangan ketertarikan untuk menjalani aktivitas keseharian. Bahkan, yang terburuk adalah memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Setahun yang lalu, saya didiagnosa mengalami gangguan bipolar tipe 2 dengan psikotik oleh psikiater. Seketika itu juga dunia saya rasanya runtuh. Ternyata, berdasarkan diagnosis psikiater, sudah dua tahun saya mengalami gangguan bipolar. Namun, saya baru memberanikan diri menceritakan hal ini ke orang tua saat nilai perkuliahan saya hancur. Hingga akhirnya, saya diruqyah oleh keluarga saya, namun tidak ada perubahan positif sama sekali. Setelah itu, saya meminta untuk  diperiksa ke Rumah Sakit Jiwa.

Semenjak itu, saya mulai memelajari apa itu gangguan bipolar dan mulai memahami apa yang terjadi dengan diri saya. Saya harus melawan pertempuran dalam kepala saya. Saya harus berurusan dengan sang monster, yang mana monster itu adalah pikiran saya sendiri. Sering saya berbaring di tempat tidur tanpa memiliki motivasi untuk melakukan apapun. Saya harus berjuang melawan depresi dan kecemasan. Untuk menguranginya, saya harus minum obat setiap hari. Kadang-kadang, saya merasa sangat menyebalkan menjadi diri saya. Tapi kadang kala juga, saya merasa saya adalah manusia nerd paling keren dengan gangguan psikologis di muka bumi ini. Tapi, untungnya, saya memiliki orang-orang terdekat yang benar-benar mencintai saya, dan saya tahu, bahwa saya dicintai. Itulah alasan mengapa saya masih hidup dan bertahan sampai sekarang.

Menjadi bipolar itu menyenangkan sekaligus menyedihkan loh. Berkat fase mania yang sering saya alami, saya jadi kerap menulis (salah satunya tulisan ini). Saya jadi lebih produktif dalam membuat tulisan, membuat lirik lagu (saya juga anak band) dan saya juga produktif dalam mengedit audio atau video. Saya bisa menghabiskan beberapa malam melakukan hobi saya ini tanpa tidur berhari hari. Saya juga menjadi lebih senang membaca. Saat fase mania, dunia ini terasa bergitu membahagiakan dan menggembirakan.

Hingga pada akhirnya saya tahu, fase depresi menunggu saya di ujung kebahagian ini. Ya, ketika fase depresi menyerang, yang saya lakukan hanyalah menangis dan tidur untuk waktu yang lama. Bisa lima hari hingga seminggu lamanya. Saya bahkan pernah tiga kali mencoba bunuh diri. Depresi membuat saya kehilangan mimpi dan harapan saya seketika itu juga. Ketika mania menyerang, saya sering tidak sadar bahwa saya sedang berada di fase mania. Namun ketika fase depresi, saya benar benar sadar dan merasakan kesakitannya. Yang terburuk adalah, saat saya merasa mania dan depresi di waktu yang bersamaan. Saat itu saya tidak bisa tidur hingga pagi, dan di saat itu juga saya merasa dikelilingi oleh kesedihan. Kesedihan yang diiringi dengan perasaan sangat bersemangat namun tak bisa melakukan apa-apa selain menangis. Rasanya seperti neraka.

Kesedihan yang diiringi dengan perasaan sangat bersemangat namun tak bisa melakukan apa-apa selain menangis. Rasanya seperti neraka.

Bagi kamu yang merasakan apa yang saya rasakan, mari saling mendukung dengan cara membicarakannya. Dengan sharing dan membicarakannya, kita merasa bahwa kita tidak lagi sendirian. Tidak apa-apa menjadi berbeda, kita adalah individu hebat yang bisa bertahan sampai detik ini dan hingga detik-detik selanjutnya. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Atau, bila kamu punya teman yang memiliki gangguan psikologis, tolong, bantu mereka. Jangan biarkan mereka merasa sendiri dan terbelenggu dengan pikirannya sendiri.

Artikel ini adalah sumbang tulisan dari Muhammad Riduan yang biasa dipanggil Duan. Duan adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara asli kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur. Saat ini Duan sedang menempuh pendidikan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang. Hobinya adalah bermain musik, membaca menulis, bermain games dan menonton. Duan dapat dihubungi di twitter @lonelydwarfv, website https://justtleavemealone.wordpress.com/ dan instagram @leavemealonvev.

 

Let others know the importance of mental health !

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Anak Saya Kerap Berganti Hobi. Sebagai Orangtua Bagaimana Baiknya?

Next
Next

CURHAT: Hati Saya Terpaut dengan Laki-Laki Lain Saat Saya Masih Menjalin Hubungan