Apakah Pengajaran Bilingual Tepat untuk Anak Usia Dini?
“Satu bahasa akan mengantarkanmu pada satu koridor dalam kehidupan. Tapi dua bahasa akan membuka setiap pintu dalam perjalanan.”
– Frank Smith
Sebagai orang tua, tentunya memberikan pendidikan terbaik untuk anak sejak dini adalah prioritas utama. Memasukkan anak ke sekolah yang bertaraf internasional adalah suatu kebanggaan tersendiri, mengingat fasilitas yang diberikan sekolah sangat memadai. Diantara fasilitas itu termasuk salah satunya adalah penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dalam kegiatan di sekolah sehari-hari. Namun, dengan belianya usia anak, tepatkah memberikan pendidikan bilingual padanya saat ini?
Bagaimana pandangan para ahli mengenai hal ini?
Hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang memberikan pendapat negatif mengenai pemaparan bahasa kedua pada anak di usia dini. Di usia anak yang masih sangat muda mempelajari bahasa baru justru akan menjadi keuntungan untuk anak. Usia anak yang masih sangat belia dengan sel-sel otak yang masih terus berkembang membuatnya mudah menyerap hal-hal baru di sekitarnya. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa baru akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak daripada orang dewasa. Hal ini dikarenakan orang dewasa telah melewati periode kritisnya untuk mempelajari bahasa baru. Periode kritis ini justru berada di masa anak-anak.
Hasil penelitian lain banyak menunjukkan hal-hal positif yang bisa didapat oleh anak yang mempelajari dua bahasa. Studi menunjukkan bahwa anak yang mempelajari dua bahasa akan memiliki pola berpikir yang lebih fleksibel dan performa yang lebih baik dalam tes kecerdasan terutama di bagian tes nonverbal. Selain itu, anak yang dalam kehidupan sehari-hari terbiasa menggunakan dua bahasa, akan lebih baik dalam melakukan tugas yang membutuhkan fokus ekstra. Misalnya dalam hal merespon stimulus yang berbeda dalam satu waktu. Hal ini disebabkan pola pikir anak telah terbiasa untuk memproses dua hal yang berbeda dalam berbahasa sehingga mampu mengetahui makna sesuatu dengan cepat.
Bagaimana sikap orang tua kepada anak? Haruskah ada perlakuan khusus?
Setelah mengetahui fakta di atas, tentunya Anda merasa cukup lega bahwa pada dasarnya tidak ada yang salah dengan mengenalkan bahasa lain selain bahasa ibu kepada anak di usia dini. Namun yang harus diingat, dunia perkembangan anak tidak hanya terjadi di sekolah. Setelah jam sekolah usai dan anak kembali di rumah, sosialisasi yang dilakukan tidak lagi bersama teman-teman dan guru dengan menggunakan bahasa kedua. Di lingkungan rumah, anak harus menyesuaikan lagi keadaan bahwa ia harus kembali menggunakan bahasa ibu. Anda mungkin dapat terus memberikan suasana rumah yang sama dengan di sekolah, yaitu dengan menggunakan bahasa asing yang sama. Akan tetapi, ada suatu situasi yang harus dipertimbangkan kelak akan ditemui anak. Misalnya ketika anak bertemu dengan orang lain, atau ketika ia bermain dengan teman sebaya di sekitar lingkungan rumah yang bahkan mungkin tidak memiliki bahasa kedua. Anda tentunya harus memastikan bahwa anak tetap menguasai bahasa ibu yang dari dalam kandungan sudah didengarnya. Pastikan pula anak tidak merasa bingung dengan dua bahasa yang dikuasainya dan bagaimana penggunaannya. Dengan demikian, anak akan tetap merasa nyaman ketika berbahasa dengan setiap orang. Anak tidak akan merasa terkucilkan karena bahasa yang tidak ia pahami.
Sebagai orang tua yang menginginkan hal terbaik untuk anak, tentunya harus disadari pula bahwa setiap pilihan yang dipilih akan datang dengan konsekuensi. Memilih sekolah bilingual untuk anak, tidak semata untuk kepentingan kebanggaan pribadi Anda sebagai orang tua, namun juga untuk kebaikan perkembangan anak. Stimulasi yang cukup, terutama di bidang bahasa sejak usia dini, membentuk anak untuk menjadi pribadi yang lebih cerdas dalam berpikir. Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah memasukkan anak ke sekolah bilingual tidak mengurangi peran Anda sebagai orang tua untuk menjadi benteng terdepan anak dalam berbahasa. Terus mengajarkan cara berbahasa yang baik kepada anak mengenai bahasa mana yang baik untuk digunakan dan mana yang tidak tetap tugas utama Anda. Bahasa adalah salah satu instrumen pengukur kesopansantunan seseorang. Pastikan anak berbicara dengan bahasa yang pantas dengan usianya. Tetap semangati anak untuk bersosialisasi dengan orang di sekitarnya meskipun menggunakan bahasa yang berbeda dari yang diterimanya di sekolah. Tak lupa ingatkan padanya dan diri Anda sendiri: memahami banyak bahasa adalah sebuah kekuatan yang tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mempelajarinya.
Sumber data tulisan (sertaan daftar pustaka atau footnote)
Fakta dan hasil penelitian yang ada di artikel ini disadur dari:
Passer, M. W., & Smith, R. E. (2009). Psychology: The Science of Mind and Behavior. New York: McGraw-Hill.