Berteman (Kembali) dengan Mantan

Berpisah atau bercerai dengan pasangan tentunya bukan menjadi hal yang kita inginkan. Setiap orang pasti menginginkan untuk memiliki hubungan yang langgeng dan suportif dengan pasangan.  Namun, bila sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan dari satu sama lain, perpisahan terkadang menjadi solusi satu-satunya yang bisa dilakukan.

Biasanya, setelah perpisahan ini, kedua belah pihak seakan menjadi musuh bebuyutan, menghindari komunikasi atau malah saling menjelekkan satu sama lain. Namun, sesungguhnya bukan hal yang tidak mungkin bagi kita untuk tetap berteman baik dengan mantan.

Akhiri Hubungan dengan Baik

Berpisah adalah hal yang tidak menyenangkan. Namun, hal tersebut bisa terjadi dan tak lagi terelakkan karena berbagai hal yang melatarbelakangi. Mulai dari ketidakcocokan pandangan, komunikasi yang kurang baik, adanya orang ketiga  hingga kekerasan yang terjadi dalam hubungan. Apabila memungkinkan, cobalah untuk mengakhiri hubungan tersebut dengan cara yang baik dan kekeluargaan. Tentu saja, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terutama bila ada luka yang dirasakan oleh salah satu atau oleh keduanya.

Kenali Keadaan Psikologis Masing-Masing

Keputusan untuk tetap menjalin hubungan baik dengan mantan adalah hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Perlu kita lihat lagi bagaimana kondisi psikologis diri sendiri ketika perpisahan atau perceraian itu terjadi. Bisa jadi memang kita belum siap untuk mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan mantan. Tentunya, keputusan untuk tetap berhubungan baik ini perlu disepakati bersama dan menjadi komitmen kedua belah pihak.

Dalam penelitian yang dilakukan di University of Kansas, ada beberapa alasan mengapa seseorang tetap menjalin hubungan baik dengan mantan. Alasan tersebut adalah pemenuhan rasa aman (dalam hal ini adanya dukungan emosional dari sharing yang dilakukan keduanya), adanya tujuan atau sesuatu yang dimiliki bersama (misalnya keberadaan anak, lingkaran teman yang sama, pekerjaan atau pembagian keuangan bersama), masih adanya rasa cinta dan keinginan untuk kembali menjalin hubungan romantik.  Oleh karena itu, kita perlu mendefinisikan kembali sebenarnya hubungan seperti apa yang kita butuhkan dengan mantan kita. Apakah itu murni hubungan pertemanan, hubungan antar kolega, atau memang sebenarnya dalam hati kecil kita masih ada keinginan untuk kembali bersama?

Take a Break First, Its Okay!

Menghapus nomor, block akun media sosial atau membakar seluruh barang pemberian mantan mungkin menjadi hal pertama yang terlintas dalam benak kita. Sebenarnya ini bukanlah hal yang salah, karena meskipun kita sudah tahu bahwa hubungan ini tidak akan bisa berjalan lagi, terkadang masih ada rasa sakit yang dirasakan apabila melihat mantan sudah menemukan kebahagiaannya dengan orang lain. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Men`s Health dari 3000 orang, 85% mengakui  bahwa mereka masing sering membuka halaman Facebook mantannya. 17% lainya menyatakan bahwa mereka melakukan stalking setiap seminggu sekali.

Oleh karena itu, “mendinginkan kepala” adalah hal yang wajar dilakukan. Saling memberikan jeda antara fase romantik dengan fase pertemanan perlu dilakukan oleh kedua belah pihak. Dalam jeda ini kita bisa mendefinisikan kembali hubungan seperti apa yang diinginkan bersama mantan. Berapa lama waktunya sangat tergantung dari intensitas emosi yang pernah dirasakan saat bersama dengan mantan dan kesiapan psikologis masing-masing individu.

Tetap Batasi Personal Space

Menjadi teman dan menjadi pasangan adalah dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu membatasi apa yang perlu kita ungkapkan kepada mantan. Hal-hal yang dulunya dipikirkan dan menjadi prioritas bersama, mungkin saat ini tidak berlaku lagi. Bila kita memiliki anak yang harus diasuh, maka sebisa mungkin buat jadwal yang disepakati bersama, termasuk jadwal berkunjung dan berkumpul. Sebisa mungkin, hindari pertemuan yang dapat membangkitkan memori dan romansa saat masih menjadi pasangan. Hal ini perlu dilakukan agar kita tidak mencampur aduk kepentingan mantan dengan kepentingan pribadi.

Beri Pemahaman dengan Pasangan Saat Ini

Ada beberapa anggapan bahwa berteman dan berhubungan baik dengan mantan tidak akan menimbulkan kembali romansa yang dulu pernah ada. Hal ini bisa juga dipercayai oleh pasangan kita saat ini. Maka dari itu, kita perlu memberi pemahaman pada pasangan kita saat ini untuk meminimalisir konflik karena kecurigaan dan kecemburuan yang mungkin saja bisa terjadi.  Bila ada hal yang harus didiskusikan atau harus bertemu dengan mantan, sebisa mungkin ajaklah pasangan kita terlibat dalam hal tersebut. Terkadang, ketidaksetujuan tak hanya terjadi pada pasangan kita, namun juga pada teman-teman dekat atau keluarga.

 

“God never takes away something from your life without replacing it with something better” (Billy Graham)

 

Let others know the importance of mental health !

Isnaini Rahmawati

Perempuan yang sedang belajar. Belajar tentang hidup, belajar untuk hidup, dan belajar untuk menghidupkan.


Previous
Previous

Mengenali Bias dalam Cara Berpikir Kita

Next
Next

CURHAT: Anak Saya Kerap Berganti Hobi. Sebagai Orangtua Bagaimana Baiknya?