Bunuh Diri Bukan Lagi Persoalan Sepele. Ini Faktanya!
“Bunuh diri adalah persoalan serius. Dan apabila kau menemui seorang dengan keinginan bunuh diri, bantu dia.” – Gerard Way
Mungkin kita sering merasa sebal dan gregetan ketika melihat berita mengenai kasus bunuh diri yang disebabkan oleh suatu hal yang dianggap sepele, seperti putus cinta, PHK, bullying, atau yang lainnya.
Mungkin kita juga sering menganggap enteng ketika seorang yang sedang tertekan kerap kali mengatakan, “Lebih baik aku mati saja,” atau kalimat lain semacam itu. Nyatanya, bunuh diri dan keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele dan main-main seperti kelihatannya.
Faktanya, berdasarkan data WHO, setidaknya 800.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahun dan menjadi penyebab kematian kedua terbesar di dunia pada rentang usia 15-29 tahun. Penyebabnya bervariasi, yang paling umum ialah depresi, kekerasan, hingga latar belakang sosial dan budaya. Cukup mengenaskan, bukan? Lalu, bagaimana dengan di Indonesia sendiri? Berikut faktanya!
82 orang Indonesia bunuh diri setiap harinya
WHO mencatat, pada tahun 2005, terjadi 30.000 kasus bunuh diri di Indonesia. Ini berarti, rata-rata ada 82 orang di Indonesia yang bunuh diri setiap harinya. Sedangkan kelompok usia yang paling banyak melakukannya ialah remaja dan dewasa muda usia 15 sampai 24 tahun.
Ini baru yang tercatat saja, belum termasuk kasus-kasus yang tidak dilaporkan karena merasa malu atau untuk menjaga kehormatan almarhum.
Angka yang tinggi ini menunjukan rendahnya perhatian masyarakat terhadap bunuh diri dan keinginan bunuh diri. Ini semakin diperparah dengan komentar dan cap miring masyarakat menanggapi kasus-kasus bunuh diri yang ada di sekitarnya.
Mereka juga menjadi kurang waspada terhadap orang-orang sekitarnya yang menunjukkan gejala keinginan bunuh diri karena mengganggapnya sepele atau candaan saja. Ayo lebih peka mengenali tanda-tanda seseorang dengan keinginan bunuh diri dan apa yang harus dilakukan.
Kasus bunuh diri di Indonesia sudah mendekati Jepang, yakni lebih dari 30.000 orang per tahun
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka bunuh diri di Indonesia dan Jepang, maupun negara-negara lainnya. Yang paling umum ialah disebabkan oleh depresi akibat tekanan luar biasa yang tidak bisa lagi ditahan oleh pikiran seseorang hingga ia merasa putus asa dan menganggap bahwa tidak ada lagi jalan keluar bagi permasalahannya kecuali kematian.
Selain itu, baru-baru ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa kebanyakan kasus bunuh diri disebabkan oleh masalah kesehatan mental, masalah dalam keluarga, konsumsi alkohol dan penyalahgunaan narkoba pada kalangan menengah ke bawah, pelecehan terhadap SARA, dan integrasi sosial yang buruk.
Pemerintah belum memiliki data terkait tingkat bunuh diri yang terjadi di Indonesia
Seluruh data mengenai kasus bunuh diri di Indonesia hanya berasal dari WHO dan institusi pendidikan saja. Sedangkan pemerintah sendiri belum memiliki data nasional mengenai tingkat bunuh diri di Indonesia. Kurangnya data ini menyulitkan pemerintah sendiri dalam melakukan usaha pencegahan bunuh diri masyarakat secara efektif. Selain itu, pemerintah juga sulit mendeteksi orang-orang dengan gangguan mental yang berpotensi melakukan bunuh diri.
Bunuh diri bisa disebut sebagai kasus serius yang disepelekan. Padahal, fakta yang ada sudah menunjukkan betapa masalah ini harus mendapat perhatian dari pemerintah, lembaga kesehatan, dan terutama masyarakat. Ayo mulai berhenti apatis dan mulai peduli!
Sumber data tulisan
http://www.who.int/mental_health/prevention/suicide/suicideprevent/en/
Wirasto, Ronny T. 2011. Suicide Prevention in Indonesia: Providing Public Advocacy. Japan Medical Association Journal.
http://www.thejakartapost.com/news/2014/09/12/suicide-still-silent-killer-indonesia.html
Sumber gambar: https://www.factretriever.com/suicide-facts
Let others know the importance of mental health !