Halilintar & Lenggogeni Faruk: Didik Anak Melalui Travelling

Ashiap.jpg

“Membesarkan dan mendidik anak dilakukan tanpa pengasuh, tanpa pembantu dan baby sitter”

Ada pepatah mengatakan: banyak anak, banyak rezeki. Mungkin untuk saat ini, pastinya Anda akan berfikir berkali-kali sebelum menyetujui pepatah tersebut. Ternyata anggapan tersebut disetujui oleh pasangan Halilintar dan Lenggogeni Faruk. Pasutri ini bahkan berhasil memboyong 11 anaknya berkeliling dunia. Keluarga yang memiliki julukan ‘Gen Halilintar’ sedang menjadi buah bibir di media Tanah Air, bahkan beberapa media luar negeri menyoroti kisah keluarga pasutri berdarah Minang ini.

Keluarga Gen Halilintar berhasil meluncurkan buku yang berjudul ‘Kesebelasan gen Halilintar: My Family My Team’ pada tahun 2015 lalu. Buku tersebut merupakan kisah perjalanan Halilintar bersama istrinya, Lenggogeni Faruk dan 11 anak berkeliling dunia selama 22 tahun mengunjungi 5 benua, mulai dari Finlandia di Eropa Utara, Afrika, Amerika Serikat, Australia, negara-negara di Asia sampai Uzbekistan. Buku setebal 300 halaman tersebut gempar ketika Islamic Book Fair (IBF).

Pasti akan muncul pertanyaan, bagaimana membesarkan dan mengurus anak-anak sembari berbisnis keliling dunia?

Tanpa pengasuh, tanpa pembantu dan baby sitter

Lenggogeni berhasil memberikan ASI (air susu ibu) eksklusif kepada anak-anak mereka hingga berusia dua tahun.  Sebagai orangtua dengan jumlah anak tergolong banyak, Halilintar menginginkan anak-anaknya tumbuh kreatif dan mampu melakukan perjalan ke berbagai negara untuk menimba ilmu. Darah bisnis pun menurun pada anak-anaknya. Atta Halilintar, si sulung, memiliki usaha tour operator. Sementara anak-anak lainnya ada yang memiliki usaha di bidang fashion, kuliner dan lain-lain. Keluarga menjadi inspirsai utama dalam berbisnis.

Halilintar dan Lenggogeni menanamkan nilai-nilai kasih sayang, tidak membiasakan untuk menyuruh dan melarang anak-anak. Bagi mereka apabila cinta dan kasih sayang tertanam begitu kuat maka anak tidak akan mengecewakan orang tua. Tanpa instruksi pun, anak sudah paham tugas dan kewajibannya. Ketika melakukan perjalanan, setiap anak punya tugasnya masing-masing. Ada yang mengurus cucian kotor, masak dan lain sebagainya. Selain itu, ketakwaan akan terus menjadi dasar utama dalam membina dan menjaga keutuhan tim kesebelasan ini.

Mendidik dengan Metode Traveling

Pendidikan tetap menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Sebagai alumnus UI, Halilintar menyadari bahwa tidak boleh membiarkan anak-anak lepas dari pendidikan. Sebagaian anak mereka sempat mengikuti pendidikan formal hingga SMP. Selebihnya, mereka dididik dengan metode travelingTransfer learning dilakukan dalam perjalanan bisnis saat bersama-sama di dalam mobil.1  Teori dan praktik didapatkan, bahkan anak-anak dapat menemukan solusi ketika menghadapi masalah saat traveling.

Perjalanan panjang diisi dengan model pendidikan yang konsepnya berbeda dengan perkuliahan. Sistem pendidikan yang diadopsi oleh pasutri ini adalah pendidikan homeschooling plus. Homeschooling merupakan pendidikan yang diberikan langsung oleh orangtua dengan pendekatan pendidikan rumah.2 Materi yang diajarkan tidak hanya mengenai akademis, amun juga pembinaan fisik, nafsu dan hati. Ada empat unsur dalam pendidikan yang diajarkan secara bersamaan, yakni unsur fisik, akal, jiwa dan nafsu. Sistem pendidikan yang terapkan oleh Halilintar merupakan hasil dari perjalanannya menjelajah semasa muda ketika di Uzbekistan.

“Kesebelasan Gen Halilintar adalah 11 orang bersaudara kandung yang penuh dengan inisiatif dan kreatifitas dalam bertindak dan berkarya, mandiri, berkasih sayang, serta saling bekerjasama ibarat sebuah kesebelasan yang bermain dengan seni serta tangguh dan solid.”


Sumber Data Tulisan

  • http://www2.jawapos.com/baca/artikel/14760/ke-mana-mana-pergi-bersama-sekolah-pun-di-mobil.

  • Ray, B. D. (2016). Research facts on homeschooling. National Home Education Education Research Institute (NHERI).

Cerita cerita juga disadur dari:

https://www.brilio.net/news/ajak-11-anak-keliling-100-dunia-aksi-gen-halilintar-bikin-ngiri-kesebelasan-gen-halilintar-150420z.html

http://travel.kompas.com/read/2016/01/26/102500227/Halilintar.Liburan.Bisa.Jadi.Ajang.Pembelajaran.Anak?utm_source=travel&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&

By: Putu Ayu Novi

Featured Image Credit: https://www.brilio.net/news/ajak-11-anak-keliling-100-dunia-aksi-gen-halilintar-bikin-ngiri-kesebelasan-gen-halilintar-150420z.html

Putu Novi Arfirsta Dharmayani

Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Previous
Previous

Menjadi Orangtua Tunggal Kuat dan Bahagia

Next
Next

Dewi Yull: “Mereka Tak Mendengar Suaraku”