Kecemasan: Pahami Dampaknya Bagi Kehidupan

“No, I don’t need an alarm clock — anxiety is my alarm clock.” – New Yorker Cartoon

Setiap dari kita pernah cemas karena cemas sejatinya adalah ‘alarm’ yang membantu manusia untuk tetap waspada dalam keadaan bahaya. Cemas juga merupakan hal yang lumrah di masa kini ketika kita menghadapi situasi seperti ujian, wawancara, berbicara di depan umum, atau bertemu orang baru.

Akan tetapi, kecemasan yang berlebihan sudah tidak bisa dikatakan wajar lagi. Cemas menjadi tidak wajar jika dari awal bangun tidur hingga menjelang malam pikiran-pikiran seseorang tertutupi oleh kecemasan. Perasaan takut dan khawatir sudah menghampiri sejak ingin melangkahkan kaki ke luar rumah. Merasa rendah diri dan takut berbuat kesalahan yang belum tentu akan terjadi. Bahkan, merasa tidak mampu untuk mengambil kesempatan positif dalam hidup ataupun sekadar membuat keputusan atas diri sendiri. Bila hal ini terjadi, maka dapat mengganggu keseimbangan dan kestabilan hidup seseorang.

Bagaimana bisa rasa cemas berdampak terhadap keseharian seseorang?

“Saya Kesal Sekaligus Sedih dengan Hidup Saya”

Emosi adalah respons terhadap suatu keadaan atau peristiwa dalam hidup. Kecemasan adalah suatu respons emosi ketika terjadi stres atau tekanan. Kecemasan dapat memainkan emosi seseorang oleh karena situasi tertekan yang tidak bisa dikendalikannya. Ketika kecemasan menghampiri seseorang, berbagai stres mengenai beban hidup, ketakutan, dan kegagalan menutupi pikirannya. Seseorang yang tidak bisa mengendalikan pikirannya mulai menunjukkan emosi-emosi negatif sebagai respons terhadap tekanan. Ketika merasa cemas, seseorang sangat sulit mengontrol emosinya. Seseorang yang cemas bisa saja merasa marah, kesal, sedih, dan gelisah secara tiba-tiba tanpa ada alasan dan peristiwa yang jelas. Berbagai kecemasan yang ada dalam pikirannya membuat dirinya lelah sehingga sangat mungkin terjadi ketidakstabilan emosi.

“Saya Jadi Sulit untuk Tidur”

Kecemasan berdampak pada pola hidup sehat seseorang. Kecemasan adalah salah satu faktor buruk yang dapat menyebabkan seseorang rentan terserang penyakit. Sebuah penelitian menemukan bahwa kecemasan bisa berdampak pada kerentanan terhadap penyakit, menyerang sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kadar lipid, memperparah rasa sakit, dan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Beristirahat dan tidur adalah kebutuhan dasar manusia. Akan tetapi, kecemasan membuat seseorang tidak bisa tidur dengan cukup. Bahkan di saat beristirahat, pikiran-pikiran cemas menghampiri. Hal ini membuat orang dengan kecemasan mengalami kesulitan tidur.

Sama seperti kecemasan dengan mudah mengganggu pola tidur kita, pola tidur yang tidak sehat juga bisa memicu rasa cemas. Pada orang-orang yang cemas, pikiran mereka membuat mereka susah untuk memulai tidur dan membuat badan mereka terjaga hingga pagi hari. Begitu juga ketika Anda memiliki masalah dengan pola tidur, hal tersebut akan meningkatkan gejala kecemasan.

Untuk dampak lebih jauh, kecemasan dapat memengaruhi pola makan. Seseorang yang merasa cemas mudah terpengaruh oleh perubahan emosi dalam diri mereka. Hal ini membuat orang-orang dengan kecemasan cenderung mudah melakukan binge dan diet eating dibandingkan orang-orang yang tidak merasa cemas.

“Saya Orang yang Gagal dan Tidak Layak Bersosialisasi”

Menarik diri (social withdrawal) dari hubungan sosial adalah salah satu efek yang umum dari gejala kecemasan. Orang yang mengalami kecemasan sangat berusaha menghindari situasi yang memaksa dirinya bersosialisasi. Mereka merasa tidak nyaman ketika berada di keramaian dan sangat ingin mencari tempat kosong untuk menyendiri. Pola pikir dan keyakinan negatif dari dalam diri juga semakin membuat mereka menguatkan kecemasan.  Mereka merasa bersalah dan gagal atas diri mereka sendiri. Berada dalam situasi sosial dapat membuat mereka panik dan tidak mampu berbicara dengan lancar.

***

Kecemasan tidak hanya sekadar masalah ketidakstabilan emosi. Ada pengaruh stres dan berbagai faktor eksternal yang dapat memicu kecemasan. Gangguan kecemasan berkembang dari berbagai faktor yang kompleks seperti genetika, neurokimia, kepribadian dan peristiwa hidup. Keterkaitan dengan gangguan mental lainnya seperti gangguan stresgangguan tidurfobia dan depresi juga dapat menjadi penguat rasa cemas. Kecemasan bisa menghampiri hidup siapa saja. Faktanya, terdapat sekitar lebih dari 260 juta orang di dunia yang mengalami anxiety disorder.

Menghadapi kecemasan bukanlah hal yang mudah dan dianggap sepele. Kecemasan tidak bisa sembuh begitu saja dengan menghindari situasi yang memicu kecemasan. Kecemasan bisa diatasi/dikurangi sementara melalui beberapa cara sederhana seperti berpikir positif, bersikap tenang dan mendengarkan musik.  Namun, untuk penanganan lebih lanjut butuh bantuan secara medis maupun konseling dan terapi dengan ahli.

Untuk mempelajari cara mengurangi kecemasan, Anda dapat membaca artikel ini.

Mulai sekarang, jangan pernah anggap remeh respons emosi seseorang. Beban emosi tiap orang berbeda dalam menghadapi suatu peristiwa hidup. Bisa jadi, ujian dan wawancara yang Anda anggap sepele adalah hal menakutkan bagi orang lain. Bantulah orang-orang di sekitar Anda dengan memberi dukungan dan semangat ketika mereka cemas bukan menjatuhkan dan meremehkan keberadaan mereka. Sedikit saja dukungan dari kalian dapat mengubah cara pandang mereka yang mengalami kecemasan.

Febryan KM

Actions speak louder than words. I make it to the loudest with my action to spread good words.

Previous
Previous

CURHAT: Haruskah Saya Pindah Fakultas?

Next
Next

13 Tanda Kamu Berada Di Hubungan Abusive