Kejeniusan Milik Siapa Saja

“Setiap orang adalah jenius. Tetapi jika kamu menuntut kemampuan ikan untuk memanjat pohon. Ikan tersebut akan berpikir sepanjang hidupnya bahwa ia bodoh.” (Albert Einstein)

Banyak sekali yang mempertanyakan apakah Intelligence Quotient (IQ) sangat berpengaruh pada kualitas hidup kita? Tidak jarang orang mengetahui IQ sebatas sebagai kecerdasan intelektual yang dapat diukur. William Stern, psikolog asal Jerman yang pertama kali mencetuskan istilah IQ, menjelaskan IQ sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Sedangkan Freeman, tokoh psikologi lainnya, mengatakan seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual atau IQ adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, kemampuan lebih baik dalam belajar, serta kemampuan menyelesaikan tugas-tugas sulit dengan memperhatikan aspek psikologis, intelektual, dan kemampuan berpikir abstrak. Namun tidak banyak yang mengetahui kecerdasan intelektual secara lebih dalam. Joseph G.3, salah satu ilmuwan senior menggambarkan kecerdasan intelektual juga dapat disebut inteligensi. Inteligensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dipengaruhi oleh faktor genetik.

Pada umumnya pengukuran kecerdasan yang tergabung dalam tes IQ mempunyai standar penting dalam hal kecepatan. Contohnya kecepatan dalam proses sensori, mengolah informasi, menggunakan informasi untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Dalam istilah psikologi, hal itu disebut sebagai reaction time. Itulah sebabnya tes IQ lebih mengutamakan soal kecepatan atau speed test. Dalam test IQ sendiri ada berbagai macam aspek yang diukur tergantung dengan jenis tes yang digunakan. Aspek yang diukur antara lain:1

  • Kemampuan berpikir logis

  • Kemampuan sistematis berpikir

  • Kemampuan diferensial (menemukan inti permasalahan)

  • Kemampuan analisis-sintesis

  • Kemampuan matematis

  • Wawasan lingkungan

  • Daya bayang ruang

  • Fleksibilitas berpikir

Aspek-aspek diatas yang akan menentukan tingkat IQ Anda. Mengetahui tingkat IQ merupakan hal yang penting agar Anda bisa mengetahui apakah kecerdasan Anda sudah digunakan secara maksimal atau belum. Tidak jarang tes IQ menjadi salah satu syarat dalam penerimaan siswa ataupun karyawan di sebuah institusi pendidikan atau perusahaan. Berikut klasifikasi umum tingkat kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient). 2

  1. Kategori Idiot (0-29)
    Kategori ini merupakan kelompok individu yang memiliki kecerdasan paling rendah. Biasanya individu pada kategori ini tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti mandi, makan, dan sebagainya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak umuer 2 tahun, dan sering kali umurnya tidak panjang. Hal itu disebabkan selain intelegensinya rendah, badannya juga kurang tahan terhadap penyakit.

  2. Kategori Imbecile (30-40)
    Kelompok individu pada kategori ini masih bergantung pada orang lain dan tidak dapat mandiri, walaupun masih bisa diberikan latihan-latihan ringan. Kecerdasannya sama dengan anak berumur 3-7 tahun. Seseorang dengan kategori IQ Imbecile tidak dapat melakukan pendidikan di sekolah biasa.

  3. Kategori Debil/Retardasi Mental (50-69)
    Kelompok individu pada kategori ini masih bisa belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana. Banyak anak-anak dalam kategori debil mendapat pendidikan di sekolah luar biasa.

  4. Kategori Dull/Borderline (70-79)
    Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal. Dengan kerja keras, individu pada kelompok ini dapat melaksankan sekolah lanjutan pertama tetapi merasa kesusahan dalam menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP.

  5. Kategori Dibawah Normal (80-89)
    Dalam proses belajar, kelompok ini agak lambat. Mereka dapat menyelesaikan sekolah menegah tingkat pertama tapi agak sulit menyelesaikan tugas-tugas jenjang SLTA.

  6. Kategori Sedang (90-109)
    Kelompok individu pada kategori ini tergolong kelompok yang normal. Sebagian besar masyarakat tergolong pada kategori ini.

  7. Kategori Normal Tinggi (110-119)
    Kelompok individu pada kategori ini merupakan kelompok yang normal dan berada pada tingkatan yang tinggi di kategori normal.

  8. Kategori Cerdas/Superior (120-129)
    Individu pada kelompok ini dapat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Pimpinan kelas biasanya berasal dari kategori ini.

  9. Kategori Sangat Cerdas (130-139)
    Pada umumnya seseorang dalam kategori ini memiliki kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan yang lebih menonjol dibandingkan anak normal. Individu pada kategori ini lebih cakap dalam membaca, perbedaharaan katanya lebih luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak.

  10. Kategori Jenius (Diatas 140)
    Individu pada kategori ini mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan dan membuat penemuan-penemuan meskipun ia tidak bersekolah. kelompok ini tersebar di seluruh ras dan bangsa, serta di semua tingkat baik laki-laki dan perempuan, maupun golongan miskin dan kaya.

  11. Meskipun tingkat kecerdasan atau IQ menjadi salah satu faktor keberhasilan seseorang, namun IQ bukanlah satu-satunya penentu kecerdasan seseorang. Hal itu karena kecerdasan itu sendiri mempunyai berbagai macam jenis. Jenis kecerdasan selain IQ antara lain kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Tingkatan IQ biasanya dipakai untuk menguji seseorang apakah memiliki kecacatan intelektual atau tidak, dan seberapa besar perkembangannya. Maka dari itu setiap orang memiliki keahliannya masing-masing dan tidak dapat diukur hanya dengan satu tolak ukur yaitu IQ. Kita ambil saja contoh bahwa kecerdasan ikan dalam berenang tidak bisa disamakan dengan kecerdasan burung untuk terbang. Hal itu karena mereka memiliki karunianya masing-masing. Dengan mengetahui di mana minat dan potensi Anda, akan membantu menyadari bakat yang selama ini Anda miliki. Hal yang terpenting bukanlah mencari tahu “Seberapa pintar mereka” tetapi “Bagaimana mereka bisa menjadi pintar”, tentunya dengan menyesuaikan bidangnya masing-masing.


Referensi:
1Experience Life Foundation. 2013. Test IQ. Artikel. https://experiencing-life.com/2013/12/19/tes-iq/
2Klinik Anak Cerdas. 2014. Penggolongan Lengkap Tingkat Intelegent Quotient (IQ) Manusia. Artikel. https://smartkidclinic.wordpress.com/2014/03/16/penggolongan-legkap-tingkat-intelegent-quotient-iq-manusia/
3Joseph, G. 1978. Interpreting Psychological Test Data. Vol.1. New York VNR.

Sumber foto:
https://i2.wp.com/bagusberlian.com/wp-content/uploads/header.jpg

Previous
Previous

Mari Tertawa, Mari Lebih Sehat

Next
Next

Media Sosial, Ajang “Pamer” Diri dan Membandingkan Diri